Senin, 31 Desember 2012

Wise words inspire

I found these wise words in my school where I teach. Actually, maybe it has been several months these wise words are there, but I didn’t realize. I’m impressed with the beutiful wise word “ Perjalanan terindah adalah haji, pakaian terindah adalah taqwa, dan kata-kata terindah adalah dzikir”. Subhanallah.

Welcome Back!

Hai Bloggy! Lama nggak nulis di dinding kamu, lagi gak galau sih jadi males nulis gitu soory yah. Hari nih ada beberapa hal yang mo q share in ma kamu nih (Gila nih tulisan EYDnya kacau bgt) udah deh males gw mikirin EYD, yang penting nulis. Bloggy: Awas kualat bos, khan dulu udah diajari EYD yang benar di Jurusan KKT Bahasa Indonesia. Hooohoooo, ampun Pak dan Bu Dosen tersayang. Saya sedang ingin menulis ngawur, mencurahkan isi hati yang kalau tidak ditumpahkan takutnya akan tumpah sendiri hehheh. 1. Pernah denger kalo cara membuat orang khawatir itu adalah dengan menasehatinya dengan hal-hal yang penuh dengan kekhawatiran. Kalau belum denger ya nggak papa karena ini adalah teori saya sendiri. Hoaaa. Jadi sekarang Ortu lagi pergi haji nih. Sebelum pergi haji, saya atau aku atau beta diceramahin dengan berbagai hal tentang menjaga diri dan rumah. Sekarang di rumah aku punya satpam hahahha. Serasa jadi putri gitu dengan pengawal yang aslinya adalah saudara-saudara Ayah dan Ibu. Habisnya, aku yang manis ini tidak pernah ditinggal sendiri, jadi mereka pada ramai-ramai jagain aku dan adekq. 2. Sebenarnya saya sedang bergalau ria, biasalah anak muda. Antara ini dan itu, banyak hal yang harus dijadikan pilihan. Saya serasa bingung memilih. Antara keinginan ini dan itu, banyak sekali. Tapi sering bingung sendiri musti ngapain dulu. Yang ini sepertinya lebih menarik, yang itu seperti ini. Hoooa..... Sementara itu dulu deh...besok lagi..Bye...mmmuah............

Sabtu, 08 September 2012

Chatting dengan YM


 Picture taken from: www.adeshendra.com

Setiap hari di bulan puasa, setelah tarawih. Saya sudah stand by di depan televisi. Apalagi kalau bukan menyaksikan dua acara kesukaan saya di ANTV. Yang pertama adalah Boys Before Flowers dan yang kedua adalah Chatting dengan Yusuf Mansyur (YM). Yang akan saya bahas dalam tulisan saya kali ini adalah Chatting dengan YM. Chatting dengan YM merupakan salah satu acara unggulan ANTV di bulan puasa. Acara yang membahas topik-topik menarik seputar kehidupan ini dibuat model talk show dengan menghadirkan beberapa bintang tamu. Dengan dipandu ustad Yusuf Mansyur sebagai narasumber dan Deny Cagur yang kocak sebagai pembawa acara, acara ini menyuguhkan sesuatu berbeda tentang pembahasan masalah-masalah dalam islam. Kadang-kadang, saya merasa tersentil sekali dengan tema-tema yang dibahas. Tak jarang saya membandingkan diri saya dengan bintang tamu yag dihadirkan (Bintang tamunya hebat-hebat banget). Saya jadi merasa kecil bener ya prestasinya dibandingkan mereka. Para bintang tamu itu memang adalah orang-orang terpilih yang memiliki prestasi dibidangnya. Tapi tetap saja bintang tamu yang paling saya suka adalah para wirausahawan muda yang sukses (hehe tetep sebagai inspirasi saya). Selain itu ada satu hal berharga yang dapat saya terapkan dalam kehidupan ini yaitu libatkan Allah dalam segala hal tentang kehidupan kita. Allahlah sang pemilik rizki, hidup, dan jodoh. Semua yang di langit dan di bumi hanya milik Allah. Kita disuruh mendekati Allah bila menginginkan sesuatu, tentu saja karena dia adalah pemilik segala sesuatu. Ustad Yusuf Mansyur “ Bila kita memuji orang, orang akan senang, apalagi kalau kita memuji Allah SWT, sang pemilik segalanya. Bila menginginkan sesuatu shalat lima waktu tepat waktu, tambahin shalat dhuha dan tahajjud, jangan lupa shalawat dan sedekah, InsyaAllah keinginan kita diijabah oleh Allah SWT. Ternyata banyak lho yang suka dengan Chatting dengan YM, bahkan kata pak ustad YM nih, ada yang masuk islam setelah nonton Chatting dengan YM. Nah, bagi yang kemaren belum sempat nonton, tonton deh siaran ulangnya di Chatting dengan YM terfavorit setiap Kamis dan Jumat pukul 21.30 di ANTV, semoga bermanfaat!  

With Love 
AZ 
Gresik, September8th 2012

Wajah Samar

Wajah itu Kian lama kian samar Mungkin Akan tenggelam dalam......... Renda-renda jaring kehidupan masa depan  
AZ 
Gresik, September 8th 2012

Emosi oh Emosi.....


 Picture taken from: personalityfuji.blogspot.com


Kata orang kalau lagi ketiban bulan, biasanya emosi cewek itu gampang meledak-ledak (emang kompor yah). Saya tidak tahu bagaimana penelitiannya, oleh siapa, dan apa sudah dilakukan penelitian untuk mengukur korelasi antara ketiban bulan dan emosi cewek yang meledak-ledak itu atau belum, tapi yang pasti menurut kakak-kakak kos saya dulu juga buku yang saya baca mengatakan bahwa cewek yang lagi ketiban bulan biasanya suka emosi. Berbekal alasan inilah, ketika bulan ini saya ketiban bulan dan emosi saya meletup-letup, saya pikir ini adalah hal biasa. Biasalah kalau cewek sedang datang bulan biasanya emosinya suka meletup-letup, pikir saya waktu itu. Tapi ternyata menjadi tidak normal ketika bulan sudah tidak menibani saya, ternyata emosi saya tidak kunjung membaik, bahkan semakin parah saja. Seperti hari ini, saya marah-marah mulai dari pagi sampai sore, emosi saya baru reda setelah makan pecel lele dan es jeruk (Lho?). 

Dari pagi udah jaga toko, nggak bisa kemana-mana sampai dhuhur. Setelah jaga toko eh....di dapur cucian numpuk banyak banget karena PDAM dari malam udah nggak nyala, giliran saya nyalakan eh ternyata udah nyala, yah akhirnya saya yang harus mencuci semua piring-piring kotor itu. Sebelum mencuci piring-piring kotor itu, saya merasakan sesuatu. Saya lapar sekali. Akhirnya, saya memutuskan membeli gado-gado dan es jus melon. Sampai di Ibu penjual gado-gado, ternyata pembelinya full. Huhuhu, sudah lapar banget, terpaksa saya pesan saja “Buk, saya gado-gado bungkus ya, nanti diambil” (bahasanya pragmatik banget yah). Daripada menunggu, saya akhirnya pergi ke Mas jualan es jus di depan Alfamart. Oh, apa yang terjadi saudara-saudara, ternyata tutup. Sungguh kasihan nasib saya. Saya memutar sepeda, dan kembali mencari Ibu penjual es jus. Akhirnya, saya mendapatkan es jus di dekat pertigaan dengan harga lima ribu perak, bungkus. Setelah itu, saya mengambil gado-gado dan pulang. Di perjalanan saya sudah berangan-angan akan makan, shalat, dan tidur (Lupa cucian yang menggunung di dapur). Setelah sampai rumah dan menuju dapur, saya baru sadar bahwa saya belum mencuci piring. Akhirnya setelah makan saya cuci piring dulu, setelah itu shalat dan tidur. Akhirnya, Hore ;) 

Pukul 14.20, saya bangun, langsung jebar-jebur mandi, dan kembali membuka toko. Huh untunglah bukan untuk jualan tetapi untuk menunggu anak-anak les saya yang unyu-unyu. Pukul 14.50, saya ingin shalat ashar tetapi nggak bisa karena pintu depan kebuka. Setelah itu pukul 15.00-16.00 saya mengajar anak kelas II. Sebenarnya ada waktu 15 menit untuk shalat sebelum ke kelas selanjutnya tetapi karena Ibu belum selesai shalat, saya haru sabar menunggu (sebenarnya saya sudah tidak sabar sekali mau shalat, ngerasa nggak tenang). Akhirnya saya bisa shalat pukul 16.30, ketika anak-anak kelas X sudah datang. Hah, lega. Setelah mengajar les, dengan muka capek, saya kembali menjaga toko. Nah disinilah kesebelan saya bertumpuk-tumpuk sudah mencapai ubun-ubun, dan saya tidak tahu kenapa. Mungkin akumulasi dari kekesalan dan kesebelan saya sebelum-sebelumnya. Saya tutup pintu toko, mandi, dan shalat. Rasa kesal belum hilang saya pun mencari makanan favorit, pecel lele. Untunglah setelah makan pecel lele, emosi saya mulai hilang walau tidak semua. 

Hah, Alhamdulillah. Saya tidak tahu mengapa emosi saya yang sudah saya latih di bulan puasa bisa luntur begitu saja seperti tak bersisa. Rasa kesal dan marah hanya karena saya tidak bisa keluar rumah, bersenang-senang, dan melihat indahnya dunia sering saya jadikan alasan pembenaran untuk meluapkan emosi. Tidak salah memang. Tapi tidak juga sepenuhnya benar. Bukankah emosi harus dikendalikan. Untunglah, saya bukan orang yang berlama-lama mengubur emosi. Saya takut juga nanti akhirnya saya punya penyakit jantung karena sering marah-marah (semoga tidak yah:). Ternyata emosi tidak meyelesaikan masalah, karena ketika sedang emosi kita tidak bisa mencerna pikiran kita dengan baik, tidak bisa mencari alternatif solusi yang membuat kita sadar bahwa ada banyak orang yang ingin melakukan apa yang kita lakukan. So, be nice to your self and others :)  

Enjoy your parts of life everyone :) 
With Love 
AZ 
Gresik, September 8th 2012

Rabu, 23 Mei 2012

Tiga Hal Hari Ini

Hai everyone, hari ini aku mau cerita tiga kejadian yang aku alami. Hari ini mungkin akan menjadi hari yang kurindukan ketika pulang ke rumah. Hari dimana aku punya kebabasan dan semuanya aku sendiri yang memutuskan. Well, tiga hal itu adalah:  

1.Are U ok Ita?
Huh, I started my morning with stomachache. It was my reason to stay in my comfortable bed after praying Subuh. At 7.30 I woke up then I thought that I was not fit. I decided not take a bath. Aha, yesterday evening I didn’t take a bath, neither did today. Hsssss, I don’t say it to anybody hahhah. But that’s not the point. I asked my lecturers signs for my final project and twice I had mistakes with the punctuation rules. Just because of line and dot I have to walk to photocopy shop and reprinted then when backing in the class, it was still wrong. Oh my God! After revising for the second time, finally it was correct. Alhamdulillah. Give thanks to Allah.

2.Going to PTC
 If there was a film “Mengejar Mas-mas” maybe this film called “Mengejar Bapak-Ibu Dosen”. I was so tired because I had to revise my final project, ran to find my lecturer. Ih waw, Can U imagine? Mentally and physically are tired. Then, After finishing signature from one of my lecturers, my friend and I decided to take a walk. It was to refresh our mind, for several days, there was something in our mind. That was final project. We decided to go to PTC. Going there was not good idea for the first time, but after that I thought It was good. I could join with my friend and got our togetherness. In PTC, of course, we just took a look without buying anything. We ate in a chicken inn there, then went home. Althought, it was a second, finally it can refresh my mind. Huzzzz.

3.Celebrating Cepy’s Birthday
After going home, I took a bath and prayed. Suddenly, my kost friend invited me to go to Cepy’s boarding house to say “Happy Birthday” to her. We said that we wanted to ask her to treat us in the expensive restaurant hahahha just kidding. Then, my kost friend sent messge to Cepy. Cepy was in her course. We went to Cepy’s course. There, she asked me to teach her student because her English teacher was absent. Oh my God. My friend joked me “Ah..pulang aja yuk di sini kita yang malah dimanfaatkan....hhahahhahaha.  
160512
 -Ie-th@-

Jodoh



Kematian, rejeki, dan jodoh adalah hal yang paling tidak pasti. Untuk hal yang terakhir ini, sudah sering aku bicarakan ketika menginjak semester akhir kuliah S1ku dengan teman-temanku, terutama teman-teman liqoku. Hehhe. Dengan penuh sok tahunya kita berasumsi bahwa jodoh kita itu nanti sepertinya akan seperti ini, seperti ini, ingin punya pasangan hidup begini dan begitu. Kadang aku merasa sepertinya itu adalah hal konyol juga. Mengharapkan orang dengan penuh kesempurnaan sedangkan manusia diciptakan dengan ketidaksempurnaannya bukan? Jangankan kita menilai manusia lain. Bukankah kita juga manusia yang juga tidak sempurna, bagaimana mungkin kita menuntut manusia untuk menjadi sempurna seperti yang kita inginkan.  

This is the imposible thing in the world. So, the best thing is accpeting our marriage partner that has been sent by God with his strength and weaknesses. Aku punya favorit quote untuk pernikahan yang aku kutip dari novel pernikahan kesukaanku “............”. Sengaja tidak kucantumkan karena yang akan kucantumkan memang quote yang paling aku sukai tetapi tidak pernah kuyakini kebenarannya. Comitment is comitment. This is not a game. When you say you want chose this, U have to do what you choose. Although, you still have many choices. This is commitment (This is not the quotation from that novel, this is my own quotation) Teman curhatku pernah bilang “You are doubt in doing something because U don’t want take an effect of your action. Every action you do demands your responsible. So, U have to chose and take the effect. But remember, U have to be sure when you choose! 

Jadi, apa yang akan terjadi dengan jodoh? Memilih jodoh(mungkin) berarti meyakini bahwa memang orang inilah yang telah disiapkan Tuhan untuk kita. Berusaha sebaik mungkin untuk menerima segala kelemahan dan kelebihannya. Menerima dia satu paket, walaupun dalam kiriman satu paket itu ada sebuah buah yang busuk. Bukankah kita bisa mengambil yang busuk dan membuangnya tanpa menumpahkan isinya dan membuangnya ke keranjang sampah khan? Simple, when your marrige partner comes, be sure that he is for you by praying to God. Then U have to accept everything about him....love is just a simple thing. Maybe, we like, love,love, and love....love or maybe hate for a while then we love again, again, again until the end of the time. Maybe love is so simple. The complicated one is the people. 

 -Ie-th@- 
120512

Saya, Keluarga, dan Pengabdian

Saya terlahir di tengah keluarga yang hangat, selalu ada saat saya membutuhkan bantuan, dan selalu berusaha mencukupi kebutuhan saya. Dengan hanya punya satu adik, keluarga saya tergolong kelurga kecil yang bahagia. Ayah dan Ibu yang selalu di rumah. Saya tidak berusaha untuk membuat iri orang lain yang berbeda kehidupan dengan saya. Tetapi karena mungkin kesempurnaan tidak ada yang tanpa celah begitu pula keluarga saya. Tetapi apapun itu saya tetap menyukai keluarga saya. Seperti kata-kata dalam sinetron Keluarga Cemara “Harta yang paling berharga adalah keluarga, istana yang paling indah adalah keluarga”. 

Karena Ibu dan Ayah hanya punya saya dan Adik saya, makanya ada sifat overprotective dalam diri Ibu dan Ayah pada kami anak-anaknya. Overprotectivenya bahkan sangat terasa, bahkan ketika saya di pertengahan bangku kuliah dan meyelesaikan kuliah. Seperti dewasa awal pada umumnya, saya merasa bahwa saya sudah dewasa dan tentu saja masih muda untuk memutuskan bayak hal yang akan saya lakukan. Saya mulai banyak ikut kegiatan kampus yang akan meningkatkan kemampuan saya baik kemampuan diri atau kemampuan berinteraksi dengan orang lain. Saya ingin melakukan ini dan itu, pergi kesana kemari. Ingin terbang bebas selaksa angin. Hehehh sok puitis deh. Tapi seperti layang-layang, saya sering ditarik ulur terutama oleh Ibu saya. Tapi intinya saat pertengahan semester sampai akhir semester di Surabaya, saya tidak pernah memberitahu Ibu saya kalau saya akan ikut organisasi ini dan itu. Pokoknya saya merasa saya bertanggung jawab dengan apa yang saya lakukan, semuanya masih tentang aktivitas yang positif, dan saya tidak melakukan hal yang aneh-aneh. 

Saya baru bilang bahwa saya ikut kegiatan ini dan itu bila tentu saja bila kegiatannya sudah berjalan heheh nakalnya. Tapi bukan berarti Ibu saya tidak mendukung seratus persen. Beliau sepertinya mendukung tapi, sepertinya Ibu lebih senang melihat anaknya di rumah pada weekend dari pada melihat anaknya berkeliaran di Surabaya sekedar untuk kegiatan atau ikut seminar. Awal pertengahan sampai akhir kuliah adalah masih kebebasan yang saya alami, maklum walau rumah dan kampus hanya 45 menit, saya tetap ngekos hehheh jadi saya hanya pulang saat weekend. Mengikuti kegiatan dan organisasi kampus sebenarnya sangat menyenangkan saya yang dulunya pemalu (tapi nggak malu-maluin lhooo) dan kurang bisa bersosialisasi, akhirnya bisa membaur dengan teman-teman. Banyak hal yang tidak akan kita temui bila hanya menjadi mahasiswa kupu-kupu, ngemall, atau sekedar nonton infotainment di TV sambil ngerumpi. Everything will be different if we do something new. 

Setelah saya lulus kuliah, overprotective ibunya saya mulai datang lagi. Nggak boleh ke sana ke mari, ini dan itu. Intinya kalau kerja nggak boleh jauh-jauh dari rumah. Okay, saat saya mau ngelamar untuk yang jadi guru di Malaysia nggak boleh, Nglanjutin S2 jangan dulu katanya. Yang terakhir pengen beeutttssssssss jadi guru di Sumbawa melalui program SM3T. Tapi nggak dikasih ijin. Hikshikshiks. Awalnya sempat dongkol dan banyak (bukan sedikit lagi) iri pada anak-anak yang ikut SMT3-T, apalagi anak-anak yang udah di sana pada ngomporin buat ikut. Di Humas pula dikasih oleh-oleh cerita Pak Totok tentang suasana di sana. Huh, nyesel beeuuuuuts nggak ikut. Biarin deh nggak ada Alfama.. nggak ada Indomar... yang penting asyik. Hmm aslinya sampai sekarang pun aku masih mau ikut, boleh nggak yah. Kayaknya sih masih nggak boleh. Huhu. 

Padahal kalau dari cerita teman-teman, di sana tuh asyik banget walau katanya agak sengsara juga sih. Ada yang tidur di sekolah, rute ke sekolahnya susah, apalagi kalau mau telfon atau sms harus naik dulu ke bukit sinyal. Tapi kayaknya kok asyik banget. Ya sudahlah, mungkin setelah tambah dewasa, aku (perasaan tadi awalnya pake kata “saya” ya) sadar bahwa dimanapun saya nggak boleh menyerah, bukankah mencerdaskan kehidupan bangsa yang menjadi motto saya bisa dimana saja. Menjalani hari-hari dengan baik, riang, juga ikhlas. Semoga Allah SWT memberikan ketetapan terbaikNya pada hambanya ini. Aamiin. 

Ie-th@ 150512

Esensi Sebuah Pernikahan

Whoooaaaa akhirnya setelah luntang-luntung di keramaian dengan ketidakjelasan tujuan..aku bisa ada di depan Pinky untuk mencurahkan segala isi hati. Sebelumnya, ternyata aku adalah orang dengan perpaduan darah ekstrovert dan introvert. Di satu sisi aku suka sekali berkomunikasi, bercanda, bahkan mungkin berkenalan dengan banyak orang, tetapi di sisi lain ternyata aku juga suka kesendirian seperti ini, mengetik dan mencurahkan segala isi hati seperti ini, tanpa satu orangpun mengganggu.  

1.Esensi Pernikahan 
Setelah membaca buku panduan pernikahan, menonton film tentang pernikahan, bahkan membaca novel bertema pernikahan (sampai-sampai anak-anak kos sudah hafal banget apa yang aku suka), satu hal yang pasti aku masih belum bisa menemukan esensi sebuah pernikahan itu apa? Apakah itu keikhlasan, pengorbanan, cinta, ketulusan atau memang itu semua kemudian diramu dan menjadi esensi indah tentang pernikahan. Ada hal-hal yang memang bertolak belakang dari buku panduan pernikahan yang kubaca dibanding isi cerita novel atau drama korea tentang pernikahan. Dalam panduan pernikahan sepertinya tidak ada masalah berarti yang terjadi dalam sebuah pernikahan. Ada masalah tapi akan dijelaskan bahwa faktor komunikasi akan menjadi jalan keluar terbaik. Tidak menyalahkan karena memang seperti itu. Namun dalam isi cerita novel atau drama korea tentang pernikahan, ternyata konflik dan tantangan yang terjadi dalam pernikahan begitu banyak. Dan parahnya lagi sepertinya pikiranku ini lebih ikut pada isi cerita novel atau drama korea tentang pernikahan dibandingkan buku panduan tentang pernikahan. Lagi, tidak menyalahkan karena panduan sepertinya hanya berupa teori, namun isi cerita novel atau drama korea tentang pernikahan seperti memang terlihat lebih nyata.  

2.Menurutku? Walaupun aku masih belum jelas mengetahui tentang esensi sebuah pernikahan tapi yang pasti sebuah pernikahan itu adalah sebuah jalan yang akan lebih mendekatkan seorang hamba dengan Tuhannya. Bukankah menikah itu adalah sunnah Rasul yang bila kita bisa melakukannya berarti menggenapi separuh dien? Tetapi kembali lagi, menikah bukan berarti hidup kita selesai setelah ijab qobul terucap, lebih dari itu. Bahkan hidup kita baru dimulai ketika ijab qobul terucap. Pikirku bila kita menikah, apalagi seorang wanita, berari kita harus siap dengan hal-hal berikut salah satunya adalah pindah ke rumah mertua. Salah satu hal yang mungkin akan dilakukan wanita adalah pindah ke rumah mertua setelah menikah, bukan tidak siap. Tapi rasanya masih terlalu berat untuk meninggalkan kenyamanan di rumah sendiri. Kamar tidur nyaman yang sangat privacy sekali, kenyamanan di rumah, kehangatan keluarga. Apa aku akan mendapatkan hal seperti ini ketika menikah dan tinggal bersama mertua? Pikiran itu masih terngiang di kupingku. Kemudian mungkin meninggalkan beberapa pekerjaan. Nggak mungkin khan kalau suami kita sibuk kita juga ikut-ikutan sibuk. Suami sibuk, sitri sibuk akan jadi sperti apa pernikahan itu? Paling tidak sepertinya harus mulai mempersiapkan diri untuk hal-hal seperti itu.  

3.And? Sepertinya aku sudah mau menikah saja heheh. Menikah masih ada dalam bayanganku. Istilahnya aku masih membaca banyak teori, tapi semoga aku bisa memraktekkannya segera. Amiin.  

Salam 
-Ie-th@-
 130512

Am I Wrong?

Just now, my friend reminded me that I had to give him a chance to be closer with my friend (of course my friend that is girl), especially from my major, English Department. I just wanna laugh when he said that I was the right person to look for him “someone”. I wanna say “ Hello, who am I? I’m not that qualified person that can look for you “someone”. The reason? I don’t want take a risk when their relationship broke. I’m not those kinds of people who care about one’s business. I just want to do what I want to do. And that is not what I want to do. So sorry to say, but this is very serious thing. I don’t want because I’m not that kind of person. Okay Boy! I hope you understand me. Actually, I am also confused what person should I have to introduce to you. So sorry Friend! 

 Gresik 130512 
-Ie-th@-

Cerita KKT (Lagi)

Sebelum pikiran ini mengering dan kering kerontang karena kejadian-kejadian yag datang silih berganti, lebih baik kutulis saja cerita tentang kita ini. Cerita tentang bagaimana usaha kita lulus kuliah KKT Bahasa dan Sastra Indonesia. Cerita ini adalah cerita tentang kita dari saat membuat makalah sampai berlatih simulasi, berharap penampilan kita sempurna tanpa celah. Tapi kita hanya manusia yang tak mungkin tanpa celah, kembali lagi karena kita hanya manusia. Kutulis catatan ini saat subuh kan menjelang, berharap ini akan jadi kenangan kita yang menghabiskan waktu lima bulan bersama. Awalnya ini hanya cerita, namun suatu saat pasti akan menjadi kisah, mungkin sebuah kisah klasik untuk masa depan yang bahagia. 

Inilah kisanya. Terlalu rumit untuk mendefinisikan jenis makalah yang akan kita bahas, satu kepala dengan kepala yang lain akan memiliki hasil pemikiran berbeda. Itulah makalah kita, walaupun sudah ada struktur Tugas Akhir yang harus dibuat, tetapi entahlah kita tidak sama menanggapinya. Banyak tanya dan diskusi kita lakukan tetapi akhirnya dosen pembimbing kitalah yang punya kuasa menetukan jenis makalah kita akan bagaimana. Aku masih ingat bagaimana wajah-wajah kalian sebelum bertemu dosen pembimbing. Ada yang santai, terlalu serius, takut, bahkan ada pula yang acuh tak acuh. Tak perlu disebutkan nama, biarlah itu menjadi rahasia kita. Karena ini cerita kita, dan biarlah hanya kita saja yang tahu. Selain masalah makalah, masalah yang tak kalah rumitnya adalah bertemu dengan dosen pembimbing. Waktu menjadi hal yang sangat berharga. Minggu-minggu itu aku berharap waktu bukan lagi 24 jam, tapi lebih dari itu waktu itu ada 26 jam, 28 jam, atau kalu perlu sekalian saja 30 jam sehari. Mungkin dengan panjangnya waktu akan bisa bertemu dengan dosen pembimbingku. Jarangnya dibimbing harusnya tak menjadi masalah berarti bagi kita, kita bisa berbagi materi, berdiskusi, dan membaca materi. Harusnya ini tidak perlu menjadi alasan kita untuk mengerjakan makalah Tugas Akhir serampangan. Namun kembali lagi, masalah waktu dan rumitnya hal yang akan kita kaji menjadi hal yang tak dapat kita hindari. Setelah makalah jadi, inilah saatnya simulasi. 

Hari Jumat pagi teng pukul 10.00 Waktu Indonesia KKT, sepertinya masih terlalu pagi untuk menemukan peserta KKT di PBSI. Duarrrr, tak seorang pun menampakkan batang hidungnya. Hihihi. Dimana kau Sayang????... (huieeeeerr). Dieng kembali, tak ada. Kecewa, berjalan ke Perpus jurusan, membaca buku di sana. Ternyata ada puisi Remy Sylado, dua buah, sangat tebal sekali. Ku pilih satu, kubuka beberapa halaman, mengantuk, ku tutup lagi. Cukup sampai di sini bersua dengan bang Remy Sylado dalam puisnya. Kembali menghampiri seorang teman. Bertanya lagi, Di mana mereka? Belum ada. Pukul 11.00 masih Waktu Indonesia KKT. Beberapa orang tampak datang namun belum semuanya..ahhh..Ya ya ya..sudahlah. Akhirnya, kembali lagi, mencari novel, ketemu. Kawin Kontrak, disampulnya ada tulisannya penghargaan Remaja apa gitu tahun 2005, sepertinya menarik. Ternyata. don’t judge a book by its cover. Kecewa. 

Setelah beberapa lama tanpa kejelasan waktu diputuskan untuk memulai simulasi pukul 14.00 semoga ini sudah Waktu Indonesia Barat bukan Waktu Indonesia KKT lagi. Semoga. Simulasi hari pertama (Jumat, 3 Mei 2012)  

Happy 
Dimulai dengan pembukaan oleh Happy yang menyampaikan pembelajaran menulis pantun. Hanya ini pantun yang kuingat: “Eh ujan gerimis ajeh Ikan teri diasinin Eh jangan menangis ajeh Bulan syawal mau dikawinin” Hahahha. Sukses. Mbak Nisa Banget. 

 Jun 
Pembelajaran menulis puisi dengan Media lagu. Lagunya lagu cinta semua, ketara banget orangnya lagi jatuh cinta hahah. Peace Juned. Muridnya disuruh menyanyi bersama ( semoga tidak jadi, gurunya saja yang menyanyi) Lancar 

Mawan 
Tentang pembelajaran menyimak dengan menggunakan Visual Mapping Sebagai murid, kita disuruh membuat visual mapping. Bingung. Masih butuh pencerahan. Ogah bikinnnya lama. Kamu aja yang bikin Wan! 

Ita 
Penggunaan media foto pribadi siswa untuk menulis puisi Gampang ngambil fotonya orang-orangnya pada narsis semua, ku rampok fotonya di FB. Aku udah ijin lho teman-teman. Lancar deh 

Ina 
Pokoknya pembelajaran tentang berita ya Na! Ceritanya kita nanti pokoknya disuruh untuk menyebutkan bagian-bagian berita 5W plus 1H, kita juga akan disuruh untuk melihat berit dan mentukan 5W plus 1 Hnya.. Dan lain-lain karena kalau dijelaskan akan bisa panjang kali lebar kali tinggi..semoga cerita ini akan selalu mengingatkan kita bahwa kita pernah bersama atas nama ilmu dan mata kuliah. 

Mei 2012 
-Ie-th@-

Satu Setengah Jam Berharga

Setelah lelah bergelut dengan pikiran, perasaan, dan emosi yang tak kunjung selesai menyiksa diri. Aku memutuskan untuk berkonsultasi atau istilahnya curhat dengan salah seorang sahabat yang selalu mendengarkan juga memberi solusi pada setiap masalah dan pikiran kusutku. Awalnya kami berjanji akan bertemu di Royal. Alasannya, kami sama-sama berada di ujung kota Surabaya, jadi kami memutuskan untuk bertemu di tengah-tengah kota. 

 Setelah berkunjung ke kantor Humas Unesa untuk mendiskusikan tugas buletin, tiba-tiba Hpku berbunyi, segera ku buka sms, ternyata dari sahabatku yang ingin bertemu di depan masjid Unesa saja, yah sudahlah. Padahal rencananya aku mau curhat sekalian jalan-jalan. Setelah berpamitan dengan teman-teman senior staf Humas, maka aku segera meluncur ke lokasi curhat. Wah, aku kaget karena ternyata di depan Masjid Unesa 1 ada sebuah kolam yang sangat indah, nyaman, dan asyik untuk berbincang. Pertanyaanku? Sejak kapan ya Unesa punya kolam seperti ini. Dienggggggggg, padahal aku sering ke kampus Ketintang tapi kok tidak pernah melihat ya. Tepokjidat.com. 

 Setelah bertemu dengan sahabatku, aku tahu alasannya mengapa ia mau bertemu di depan masjid Unesa saja. Ternyata dia hanya punya waktu satu jam dan kalau ke Royal, dia tahu aku akan mengajaknya untuk jalan-jalan daripada untuk curhat hehehe. Setelah membeli snacks dan minuman, maka dimulailah sesi curhatku. Curhat-curhat mengalir dari mulutku dan dengan setia sahabatku mendengarkan berbagai cerita-ceritaku. Setelah aku bercerita, dia pun mulai menceritakan berbagai cerita-cerita tentang hidupnya, Semua kita bicarakan dan diskusikan. Mulai dari kuliah, pekerjaan, sampai tentu saja masalah jodoh. Dengan kata-kata bijaknya, banyak nasehat yang terucap, banyak solusi praktis yang diberikannya padaku. Bedanya ngobrol dengan sahabatku ini dibandingkan dengan yang lain adalah dia mampu memberikan solusi masalahku dari berbagi pertimbangan baik religi, psikologi, ekonomi, maupun sosial. Okay banget deh ngobrol bareng dia. 

Setelah satu setengah jam berlalu kami pun mengakhiri sesi curhat kami. Berjanji akan bertemu lagi suatu saat nanti. Tak lupa saling mendoakan semoga diberikan yang terbaik selalu. Aamiin. Terima kasih sobat, telah meluangkan waktumu yang sangat sibuk untuk mendengarkan berbagai cerita curhatku, terima kasih juga telah memberi solusi dengan berbagi nasehat-nasehatmu. Sampai jumpa, sampai bertemu di sesi curhatku selanjutnya. 

April 2012
 -Ie-th@-

Divortiare



Divortiare, That is novel telling about workaholic banker girl who married a doctor. Because they are so busy with their work, there is no good communication anymore. Then they decide to divorce. Because this novel tells about divorce, the title is divortiare. But now, I’m not in good mood in talking about divorce. In my opinion, divorce is a bad word. So, I don’t want to talk about it right now. I just want to talk about the story that is very interesting. Marrying doctor? Hmmm I ever had that idea when I was in my last semester of my undergraduate. In that time, I liked reading a novel telling about doctors. But, then I just say to my God. God, please give me the best person that is suitable for me, whatever doctor, teacher, entrepreneur, programmer, but not lawyer and police officer. Whatever God chooses, I know that is the best. 

Now, we are back to this idea, one of my friends wants to marry a doctor. I just say to her “Although you want to marry a doctor, u have to be well prepared when your marriage partner is not a doctor. Why do you want to marry a doctor? Just consider it before you have deep ambition in marrying a doctor?” Am I right when saying this? I don’t really know. In the other time, my classmate asked me to find a girl for him. The girl should be from English department, religious, and near from his house. In that time, I just thought “Do you want to look for a wife or an English teacher for you?” Hehhe. Of course, it was just in my mind. I will not say it directly. 

 Back to Divortiare, when two magnets have to different side, they will be so good. Then, if they have the same side, what will happen? They will not able to do what they have to do, right. Sometimes it is a good idea in marrying someone that has the same ability, opinion, hobby, interest, the same other things with us. But sometime it doesn’t work in a marriage. That’s what Ika Natassa wants to say in her novel. Lexy and Beno have the same things in their life. But, because of that, they can’t survive with their marriage. Although they love each other, they have to say that they can’t be in a same umbrella anymore. The point is having the same thing doesn’t mean you can survive with someone. You have to very, very, very understand him like you understand yourself, When U fight with him means you fight to yourself. I give a big, big, and big appreciation to Ika because she is very talented in giving best for her readers. Reading this novel is like watching film from our mind. She invited us to see a divorce from a different side. Divorce is not always about fight, tears, and hurt. But it can be something that remains us, we just human with many weaknesses. That is why, we have to understand other more. Two thumps for her. Hopefully, I can enjoy her first Novel, “A very Yuppy Wedding” as soon as possible. 

-Ie-th@- 
120512

Kamis, 12 April 2012

Tulisan "Nyempit" di File-Fileq

Manusia seperti bayi yang baru lahir ke dunia. Begitulah ungkapan yang sering kita dengar ketika Hari Raya Idul Fitri tiba. Setelah menjalankan puasa sebulan penuh dengan keimanan dan keikhlasan sebagai bentuk pengabdian pada Tuhan, 1 Syawal adalah momentum baik dalam melebur dosa antarsesama manusia. Idul fitri bermakna kelahiran kembali seorang manusia pada fitrahnya. Fitrah di sini adalah kesucian, yaitu kesucian lahir batin. Menurut Dr. Quraish Shihab, halal bi halal merupakan tradisi khas dan unik bangsa Melayu sebagai hasil pribumisasi ajaran Islam di tengah masyarakat Asia Tenggara.

Hari itu waktu menunjukkan pukul 08.30 WIB, tak seperti biasa, gedung Serba Guna yang biasanya terlihat sepi, tampak berbeda. Beberapa orang berpakaian seragam putih dengan rompi coklat tampak sibuk mempersiapkan hidangan, beberapa orang yang berpakaian jas hitam juga terlihat memeriksa makanan yang sedang disiapkan. Beberapa orang mondar-mandir mengambil ini dan itu. Semua orang terlihat sibuk mempersiapkan acara tahunan ini. Ternyata, hari itu (30/9) Unesa tak mau ketinggalan menggelar halal bi halal bagi seluruh keluarga besar Unesa.

Tak Ada Batasan

Panitia merancang halal bi halal ini sedemikian rupa, hingga membuat nyaman para undangan. Setelah memarkirkan kendaraan, pimpinan Unesa dan undangan masuk melalui pintu utama. Dari tempat parkir menuju pintu masuk gedung Serba Guna, terlihat panggung peralatan life music. Sebelum undangan datang, beberapa panitia mencoba Sound System.

Tepat pukul 10.00 WIB para undangan mulai ramai berdatangan, baik pimpinan universitas, senat, dan fakultas. Tak lama kemudian Rektor Unesa Prof. Dr. H. Haris Supratno beserta istri tiba di gedung yang baru direnovasi. Rektor yang juga mantan Ketua SNMPTN 2009 ini langsung menyalami penerima tamu. Setelah itu, Pak Haris (panggilan akrab Rektor Unesa, red.) langsung berjajar diikuti para pimpinan universitas, senat, dan fakultas. Mereka saling bersalaman sebagai tanda permintaan maaf. Jabat tangan pun akhirnya mengular panjang seiring dengan terus datangnya para undangan. Tak ada atasan dan bawahan, semuanya membaur menjadi satu.

Halal bi halal ini merupakan ajang berkumpulnya dosen dan karyawan Unesa, baik yang ada di kampus Ketintang, Lidah Wetan, maupun Gedangan. Dr. Hj. Lies Amin Lestari, M.A., M.Pd, berkata, ”Acara ini merupakan satu-satunya acara yang dapat mengumpulkan dosen dan karyawan se-Unesa untuk bersilaturahmi, karena itu saya selalu menyempatkan hadir”.

Sebanyak 1800 undangan telah disebar. Uniknya tak hanya muslim yang hadir, dosen dan karyawan non-muslimpun banyak yang ikut dalam acara ini. Ketua Halal Bi Halal Unesa 2009, Budi Harso berkata, ”Acara Halal Bi Halal merupakan bentuk kebersamaan hidup antar umat beragama untuk saling menghormati. Karena itu kami mengundang seluruh dosen dan karyawan di Unesa tidak memandang jenis agama”.

Sebuah euforia yang indah ketika perbedaan bukanlah sebuah alasan untuk saling bermusuhan. Justru itu, perbedaan adalah alat untuk saling mengenal. Bukankah dalam surat Ar-rum Allah juga berfirman bahwa manusia diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling mengenal. Begitu pula keberagaman dalam Unesa yang menimbulkan semangat untuk bekerja sama dalam menuju sebuah puncak kualitas yang tinggi.

Hidangan Penggugah Selera

Setelah melebur dosa, tak lengkap rasanya bila tidak menikmati hidangan yang telah disediakan panitia. Setelah bersalaman, para undangan mulai menyerbu joglo-joglo makanan yang menggugah selera. Menu-menu makanan itu adalah soto daging, bakso campur, sate ayam ponorogo, salad buah cocktail, tak ketinggalan rujak cingur. Karmi, salah satu chef catering berkata, ”Kami memasak makanan itu semua pukul 04.00 WIB, sekitar pukul delapan kami mulai membawanya kesini. Tujuh puluh koki dan pegawai kami libatkan dalam acara ini yang terbagi dalam tiga tugas, yaitu racik, service, dan produksi. Pegawai racik menyiapkan semua hal terkait masakan di dapur, pegawai service bertugas mengambilkan makanan untuk undangan di beberapa menu seperti bakso campur, lontong kikil, dan soto ayam, sedangkan pegawai produksi bertugas sebagai pengontrol dan penata makanan”.
Hidangan yang disediakan membuat undangan tetap bertahan di gedung Serba Guna. Sri Utami, sekuriti FBS berkata, ”Cobain semua ja, enak-enak” ucapnya. Nikmatnya hidangan juga membuat banyak orang ingin mencoba lebih dari satu menu, bahkan salah satu undangan mencoba 4 menu sekaligus.” saya sudah menghabiskan empat menu sekaligus yaitu bakso, sate, lontong kikil, juga es buah. Sekarang saya kekenyangan dan malas untuk beraktifitas”, kata salah satu undangan yang tidak mau disebutkan namanya.

Doorprize Berhadiah

Selain hidangan penggugah selera, ada lagi satu cara yang dilakukan panitia untuk membuat undangan betah berlama-lama di gedung Serba Guna yaitu pembagian doorprize. Sebelum masuk ke gedung Gema, undangan harus mengisi daftar hadir terlebih dahulu. Setelah itu undangan akan diberi satu kupon yang berisi nama dan nama instansi. Setelah mengisinya, undangan memasukkan kupon kedalam kardus yang nantinya akan diundi. Peserta yang keluar namanya akan dipanggil maju ke atas panggung untuk menerima hadiah.

Ada beberapa hadiah utama yang disediakan panitia yaitu satu lemari es, dua unit TV 21 in, lima unit sepeda mini, tiga unit kipas angin standing, lima unit magic com, 5lima unit handphone Esia, tiga unit kipas angin duduk, 25 mukena dan 25 sarung juga disediakan panitia sebagai hadiah hiburan. Berbagai hadiah itu mampu membuat undangan tak lekas pulang.

Penantian mereka pun berbuah manis, banyak diantara mereka mendapatkan hadiah utama dan hadiah hiburan. Salah satu undangan yang beruntung adalah Supiah, S.E., staf administrasi Humas mendapatkan handphone Esia. Ibu muda ini tidak menyangka kalau ia akan mendapatkan doorprize untuk ketiga kalinya dalam tiga tahun terakhir. ”Saya selalu beruntung dalam pengundian doorprize seperti ini. Tahun lalu saya dapat mukena, tahun sebelumnya saya dapat payung, dan tahun ini saya dapat handphone Esia,” katanya.

Namun nasib baik tak berpihak pada Nanda. Reporter magang Humas ini harus gigit jari karena ketika panitia memanggil namanya berkali-kali ia tidak ada di tempat sehingga ia pun harus merelakan magic comnya lepas dari tangannya. “Setelah bersalaman dengan rektor beserta jajarannya, ada tugas wawancara, karena itu aku meninggalkan gedung. Setelah kembali aku baru tahu kalau namaku dipanggil panitia berkali-kali untuk mendapatkan hadiah. Ya, mungkin kali ini bukan rejekiku,” kata mahasiswa sosiologi ini. Sementara itu, hadiah utama pertama diperoleh Wiranto Arya Wijayadi, SE., M. Si. dosen FIK.

Seusai pengundian hadiah utama berakhir, euforia halal bi halal warga Unesa terlihat nyata. Ini membuktikan bahwa keberagaman pun tak membuat kita saling bersitegang. Justru itu, keberagaman dan perbedaan membuat kita saling bekerja sama untuk mewujudkan visi dan misi Unesa. 

(Alfanita Zuraida)

GEMAKU ADA DIMANA

Ku berdiri di depan pasir pantai, mengenang raga penuh pesona, terbayang kisah penuh makna dalam hidup serah penuh misteri. Menimang hati mencari kesejukan. Jiwa bernyanyi menimang hati dalam religi. Berjuta kisah pembuka mata hati. Dinul islam jadi sebuah realita hidup penuh arti. Berjalan mengangguk mengakhiri semua dosa, masa lalu terngiang dalam jalan maksiat tanpa tobat. Mulut yang tak sedap berbicara, mata yang mengangga, atau jiwa yang tak berpasrah dalam dekapan sang pencipta. Dalam sepi diriku mengagungkan namaMu. Nafas seseak hampa hanya menyebut namamu renungan hampa hanya untukmu. Segala air mata ini hanya untuk menebus dosa hampa kepadamu. Perkenankanlah hamba yang lemah dan berlumuran dosa ini melihatMu, memandanganMu. Resah hati. Gelisah diri jika kutak dapatkan RidhoMu. Ketika datang riya’hamba. Ketika shalat, hamba ibadah hamba, tak benar-benar untukMu. Ketika mulut ini lebih banyak bergunjing dari pada memuja namaMu, rasa ini bergetar. MenatapMu penuh arti dalam sebuah kepasrahan hati ku hanya bisa di sini memanggil namaMu dalam jiwa penuh luka, dalam kebebasan tanpa cinta. Ridhoi hamba ya Allah Tuhanku yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Maha Raja pemilik alam.

AZ
2009 or 2010 Maybe, I forget.

Rabu, 28 Maret 2012

Sebuah Fragmen Hidup



Sebelum memposting tulisan ini, saya ingin mengucapkan jangan marah, jangan kecewa, dan jangan menyerah pada diri saya sendiri terhadap kegagalan kecil yang baru saja saya terima. Biarlah saya menganggap semua itu fragmen dalam hidup, satu puzzle yang bila hilang tidak akan meyempurnakan yang lain. Inilah hidup, dan kegagalan adalah salah satu hal yang pasti terjadi sepintar dan sesempurna apapun seseorang.

Sebenarnya saya merasa cukup kecewa, bila saya gagal ke tahap karantina, mungkin itu adalah hal wajar, yang penting saya sudah bisa lolos ke dua babak sebelumnya. Tetapi ini? bahkan dalam tahapan seleksi administrasi pun saya tidak lolos. Berbaik sangka pada diri sendiri, mungkin saya orang yang sudah qualified, tetapi mungkin ada teknis-teknis yang saya bukan saya lagi yang mengaturnya.

Berbaik sangka pada Allah, mungkin ini adalah jawabanNya atas segala keraguan, kegalauan, kecemasan, ketidakyakinan, ketidakpastian, dan yang lainnya untuk mengikuti program ini. Allah telah menunjukkan jalan dengan cara terbaiknya. Ini adalah ketetapannya mungkin di balik ini ada hal luar biasa yang direncanakannya untukku. Aamiin.

Setelah ini....?

Tentu saja masih dengan keceriaan, saya tetap akan menjalani hidup ini dengan baik. Merencanakan kembali rencana-rencana saya, menata ulang target-target yang sudah atau belum tercapai, juga mempersiapkan berbagai tugas untuk UAS juga tugas akhir. Tak lupa juga harus berfikir untuk segala sesuatu yang harus dilakukan setelah proses perkuliahan berakhir, semuanya rasanya harus difikirkan lagi, difikirkan dengan lebih mendalam, dengan persiapan yang matang. Yah, karena saya Alfanita Zuraida, saya tidak boleh menyerah, harus lebih berusaha lagi.

Di bawah ini adalah hal-hal yang ingin saya lakukan setelah ini (ternyata sadar, banyak hal yang belum saya lakukan, banyak target yang belum saya tuliskan):

1.Membaca
Sepertinya saya harus mulai membaca, menggilai, mencintai buku-buku teori. Ketika kita menulis pasti file yang ada dalam kepala akan muncul tentang berbagai hal yang akan kita bahas dalam tulisan. Nah, tulisan kita pasti jadi bego kalau kita belum pernah membaca apa yang ingin kita tuliskan. Hal ini juga sama ketika berbica, so Fulfill my brain with knowldege before speaking and writing.

2.Belajar lebih banyak
Kalau tidak ingin terlihat bodoh di depan kelas karena tidak memahami materi, lebih baik belajar dulu sebelum mengajar. 

3.Ibadah lebih baik
Saya merasa akhir-akhir ini saya kurang dalam hal ini. Jadi sebelum terlambat, selama nyawa masih di dalam badan shalat dan ngaji yuk yak yuk.

4.Membuat target baru
Bagi sebagian orang menulis target mungkin adalah hal yang percuma. Tapi bagi saya dengan menulis target hidupnya akan lebih terarah. Jadi, saya harus mulai kembali menuliskan target-target yang kan saya jalankan baik jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.

5.Belajar masak
Mau dikasih makan apa suami saya besok kalau tidak bisa masak. So, mulai saat ini saya harus belajar masak. Dimulai dari masakan yang biasa dulu alias masakan tradisional. Sebagai informasi ternyata saya bisa masak sayur asam dengan cita rasa yang pas baik dari keasaman, keasinan, dan kemanisannya 

Terakhir, memberi semangat diri saya sendiri. Ayo semangat terus. Do the best in your life Ta’
Salam Semangat
AZ
29-03-12

Rabu, 14 Maret 2012

Motivasi untuk Diri

"Orang yang tidak punya mimpi adalah orang yang seolah-olah hidup tapi mati, orang yang punya mimpi tapi tidak punya motivasi adalah pungguk merindukan rembulan, orang yang punya motivasi tapi tidak punya tujuan hidup seolah-olah orang yang bepergian dengan menggunakan jalan tak berujung" (Alfanita Zuraida)

Beberapa kali saya memposting tulisan tentang motivasi. Tulisan ini bukan sekedar untuk memberikan motivasi pada orang lain tetapi juga kepada diri sendiri. Apa dan bagaimana yang harus dilakukan ketikan mimpi, motivasi, dan tujuan hidup bagai sebuah abstraksi tanpa konkretisasi. Sikap, pengendalian, dan managemen diri terasa dipertanyakan.

Mimpi adalah barang yang tidak pasti. Kepastian mimpi adalah ketidakpastian itu sendiri. Bila mimpi itu pasti, tentu saja masa depan itu tak indah adanya. Lezatnya usaha dan doa tak akan terasa. Karena mimpi itu tidak pasti, usaha kita menjadikan mimpi itu pasti, walaupun pasti ada campur tangan Tuhan dalam setiap mimpi-mimpi yang kita ingini. Mimpioh mimpi karenamu hidup ini menjadi indah dan tentu saja tidak pasti.

Motivasi adalah sesuatu yang membuat kita melakukan apa yang kita impikan. Motivasi bisa berasal dari luar atau dalam diri. Motivasi yang paling tak terkikis oleh apapun adalah motivasi yang berasal dari dalam diri. Why?karena apapun yang terjadi kita akan selalu melakukan apa yang kita ingini karena motivasi internal tidak bergantung pada orang lain.

Tujuan hidup adalah sesuatu yang ingin kita raih dalam hidup. Orang punya mimpi, motivasi tapi tidak punya tujuan hidup adalah orang yang menjalani hidupa dengan penuh semangat namun tetap bingung dalam hidup karena tidak punya tujuan.

Jadi, sebelum merumuskan mimpi dan motivasi. Kita harus merumuskan tujuan hidup terlebih dahulu. Selamat merumuskan tujaun hidup anda. Salam Semangat.

150312

AZ

"EYES"


“Those who have two healthy eyes have to thanks to God because Having them healthy is miracle ” (Happy, My Friend)

Listening the conversation of my friends who wear glassess interested me. So, I joined their conversation.
Happy : How long do you wear glasses?
Ismi : Since long time ago
Laila : When I was in kindegarden
Happy : Waw, I was in senior high school. I can’t see without my glasess. When losing it, a part of my life is like go away. You have to thanks to God because you have healthy eyes (Said to me)
Me : (Nodded my head and think)

Happy was right. Having two eyes healthy is very important to one’s life. He can see clearly. He will not depend on glasess. He will not get stressed when losing them. Life will be easier when having healthy eyes. And that time I thought that sometimes I didn’t use my eyes properly. I ever watched TV by sleeping (it’s always I think), overload in typing in front of my Pinky, or staying late at night to watch tv. Things that can damage my eyes. Life can not be repeated when we dislike them. When we have damaged eyes, maybe we will regret and want to come back to our healthy eyes. It can’t. So, what can we do is keeeping our eyes healthy.

Rabu, 29 Februari 2012

A.N.T.A.R.A

“Antara ingin, harap, keputusan, keyakinan, kemantapan, dan pilihan. Berpadu satu dalam hati, pikiran, perasaan, tentu saja kenyataan.”
Apa yang paling penting dalam dunia ini? Meyakini hati? Menjalani keyakinan? Atau Melakukan keinginan? Atau ketiganya dapat kita lakukan dalam satu kehidupan?
Hati memilih, pikiran berfikir, dan Tuhan memutuskan. Bukankah itu?
Ketika keselarasan terjadi, apa yang ada dalam pikiran, hati, perbuatan berjalan. Lancar.
Namun ketika ada satu yang tidak bisa tersinkronisasi. Bagaimana ini?
Akhirnya, hanya meyakini hati, dan berpegang teguh pada kalam Ilahi, semoga dosa terampuni, niat baik dapat terealisasi.
Pada sebuah masa, Februari 2012
Ie-th@

Kamis, 02 Februari 2012

ANTARA JANUARI SAMPAI JUNI

Dari Januari sampai Juni
Ada asa di hati yang hanya ku mengerti
Dari Januari sampai Juni
Ada citaku yang hanya ku tahu
Dari Januari sampai Juni
Ada lakuku yang hanya ku mau

Setahun aku menanti hari itu, hari di mana mungkin itu akan hari terbaik dalam hidupku bila aku dapatkan sesuatu itu. Hari yang selama hampir 365 hari ku tunggu, kunanti, kuimpikan, dan kusimpan dalam anganku. Hari itu aku mau semua orang tahu bahwa aku mampu. Inilah aku, inilah, mimpiku, inilah usahaku, inilah wujudku. Aku ingin hari itu. Hari milikku.
Aku berusaha keras untuk menjadi sesuatu yang ku mau. Tidak mudah, tidak susah, juga tidak mustahil. Hanya perlu berusaha dan menggenapkannya dengan do’a. Bukankah Tuhan selalu memeluk mimpi-mimpi hambanya. Aku pun begitu. Menyerahkan segala urusan dan sesuatu hanya padaNya setelah menggenapkan dengan usaha dan do’a tentunya.
Semoga hari itu adalah hari milikku. Semoga hari itu Tuhan mengijinkanku mencicipi pengalaman baru. Semoga hari itu aku diberikan kesempatan untuk mengembangkan diriku. Semoga terbaik di hari itu. Aamin.

Ingin hari itu menjadi hari terindah
Februari, 2nd 2012
Ie-th@

Wajah Tak Bernama

February, 2nd, 2012

Empat tahun itu
Seharusnya ku lalui tanpa kehadiranmu
Empat tahun itu
Seharusnya bisa kulalui dengan biasa saja
Empat tahun itu
Seharusnya pikiranku kuberikan pada inginku
Empat tahun itu
Ah, seharusnya.......

Menjelang subuh ini, di tengah sepi, kurefleksikan perjalanan hidupku. Mengenang saat-saat mendamba asa, mengurai makna dalam cita. Haru, sesal, cerita, pengalaman, indah, duka mengeruak satu-satu memenuhi egoku. Di jalan-jalan, hujan-hujan, jendela-jendela kutemukan seraut wajah tak bernama. Dulu, ia memenuhi kalbuku. Mengajak pikiranku berjalan-jalan ke awan. Mengelilingi teluk persia. Singgah di Antariksa. Sayang, sampai di sana aku menemukan jalan sulit untuk kembali.
Empat tahun itu seraut wajah tak bernama menggoda egoku, mengajakku berlomba menemukan sesuatu, menyingkap rahasia alam yang dulu pernah ku kenal. Asa, cita, ingin tampak terpinggirkan oleh satu angan sesosok wajah tak bernama. Wajah itu, yang tak bernama itu membuat sesalku kini. Seharusnya, ah harus kukatakan. Seharusnya dulu kau hanya sekebat bayangan dalam indah. Tak perlu menguraimu dalam prosa-prosa penuh cerita, atau mengucapmu dalam puisi-puisi tak bernama. Cukup engkau menjadi cahaya. Terlihat, namun tak terasa. Seharusnya engkau hanya menjadi roda, yang bergerak dan hilang di hadapan wajah semu. Seharusnya engkau hanya menjadi lukisan yang tergantung dalam rumah mewah, hanya menatapmu saja. Seharusnya engkau hanya menjadi patung cleopatra,yang tak ada pikir untuk menjadikanmu ada. Ah, seharusnya lagi.
Kini, lagi, aku kembali meronce asa-asa gemilang yang aku ingini. Menyibak ragu-ragu yang bersembunyi di tengah sepi ketika hanya tokek yang berbunyi. Jarum ini, panjang ini, perjalanan ini, ah ternyata masih panjang juga. Kuhentikan cerita. Cukup sampai di sini. Kuucapkan terima kasih pada sepi, terima kasih pada tokek yang dengan setia menemani. Ku ucapkan terima kasih pada ingin, rasa, kata, warna, indah, dan duka, dan tentu saja dia. Semoga berbahagia aku, kamu, dia selamanya.

Dalam rasa yang memuncah
Ie-th@

Rabu, 01 Februari 2012

JADI TEMAN UNTUK SI GALAU

Galau, galau, dan galau mungkin sekarang sedang musim galau. Galau dimana-mana, galau masuk desa, galau masuk sekolah, sekarang galau sedang masuk tepat lesku, semua anak SMAku sedang galau. Lihat saja si Ichuz (bukan nama sebenarnya), dengan muka galau dia mengetik sms dari HP yang tidak pernah jauh dengannya. Entah apa yang sedang diketikntya, hingga tak memperhatikan penjelasanku. Yang lainnya tidak kalah galau, Fifidz dan Novi galau karena sekolahnya terlalu banyak menuntut mereka, terlalu banyak tugas, tak ada waktu untuk mengepakkan sayap mereka untuk bersenang senang. Bagi mereka, sekolah terasa membosankan. Diah, Dita, dan Vivi pun tak mau kalah ternyata mereka juga sedang galau karena tugas menumpuk. Saat itu semua muridku sedang bergalau-galau ria, tak ada yang mendengarkan penjelasanku. Padahal, penjelasan ini penting bagi mereka karena kan menghadapi UAS. Kegalauan benar-benar melanda kelas lesku. Kalau begini terus aku juga bisa galau karena penjelasanku tidak akan masuk ke kepala mereka. Bagaimana dengan amanah yang dipercayakan orang tua mereka padaku? Sepertinya aku harus mencari cara agar mereka tidak lagi bergalau-galau ria di tempat lesku.

Bagiku, galau adalah salah satu sifat ’nakal’ remaja. Maksudnya nakal di sini bukan mereka membuat ulah yang nyata-nyata bisa merugikan mereka namun galau yang sepertinya telah menjadi tradisi anak muda. Pada saat remaja galau, pertanyaannya adalah apa mereka akan fokus dengan apa yang mereka kerjakan? Apakah mereka fokus dengan apa yang kita ajarkan? Jawabannya tentu saja tidak. Kalau kegalauan ini berlanjut terus-menerus, bisa dipastikan prestasi mereka akan menurun. Setelah membaca sana-sini dan berdiskusi dengan para ‘ahli’ aku mencoba untuk berdamai dengan kegalauan mereka. Akhirnya aku menjadikan facebook, jejaring sosial yang dicipatakan Zuckerberg sebagai solusinya. Kata adekku, galau bisa terselesaikan dengan menulis karena pasca saat menulis kita akan berusaha untuk melepas kegalauan dengan media tulisan

 Gerakan menulis di FB pun segera kudirikan. Menuliskan berbagai macam pengalaman wajib hukumnya. Pengalaman di sekolah, pengalaman tentang cinta, dan pengalaman berbahasa Inggris menjadi tema-tema yang harus mereka tulis. Tulisan bebas boleh juga. “Pokoknya mIss Ita menampung berbagai macam tulisan lho,”kataku bersemangat. Semoga kalian tidak galau lagi yah!

January 2012
Miss Ie-th@

Contemplation

Sorry to hear that Sist!

Sabar, kusampaikan dengan perantara bintang
Sabar, kubisikkan dengan kalbu agar desisnya sampai padamu
Sabar, kuhembuskan dengan angin agar kau tahu kami selalu ada untukmu

Hari ini kabar duka menjelajahi telingaku, seorang sahabat mengirimkan kabar duka bahwa buah hatinya telah berpulang ke surga seminggu yang lalu. Buah cinta yang telah ditunggunya selama berbulan-bulan ternyata harus kembali diambil pulang oleh sang Pemiliknya. Semoga tak ada duka dan air mata di hatinya. Biarlah air mata hanya jatuh di pelupuk mata sebagai tanda sayangnya. Innalillahiwainnilaihirojiun, semoga ananda tak bernama bisa menjadi tabungan Ayah-Bundanya di akhirat kelak. Aamiin.

Lebih Stress Tidak Ada Tugas

Saya mohon ketika atau setelah membaca tulisan ini jangan pernah bilang bahwa saya adalah anak yang rajin karena pada dasarnya saya bukanlah anak yang rajin. Hehehe.
Merasa stress bila ada tugas? Merasa tertekan? Anda patut bersyukur bila ada tugas karena anda masih mempunyai aktivitas yang memaksa anda untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat di dunia. Saya berharap ketika saya berkuliah kembali di jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia program KKT adalah saya akan memunyai beragam tugas dari dosen yang berbeda terutama tugas menulis. Mengapa? karena saya tidak menulis karya bila tidak dipaksa. Tulisan ini? jangan dihitung sebagai karya karena ini hanyalah tulisan tak bermakna.
Itulah, tugas sering menjadi pelita bagi pikiran saya. Ada tugas saya berfikir, tidak ada tugas saya cengar-cengir. Cengar-cengir maksudnya berleha-leha, bersosialisasi ke sana-kemari, berbicara itu dan ini tanpa henti. Jadi saya sekarang sedikit stress karena tidak ada tugas menulis menyapa. Oh Pak, Bu Dosen semoga cepat memberikan tugas menulis sehingga saya tidak lagi cengar-cengir.
Sudahlah, dari pada saya cengar-cengir, saya membuka laptop yang sudah menemani saya selama sekian tahun. Mencari-cari file tulisan yang belum selesai dan mulai menulis. Kata dosen favorit saya dulu, tips untuk menulis adalah duduk dan mulai menulis. Kata pengarang favorit saya, inspirasi itu bukan untuk ditunggu tetapi dicari. Jadi sekarang saya sedang mencari inspirasi. Semoga saya menemukannya.

Potret Anak KKT Bahasa Indonesia kelas A

Pukul 7 teng. Aku sudah duduk manis di kelas. Satu, dua, tiga, dan ah tak lebih dari sepuluh anak yang datang padahal waktu ini sudah menunjukkan waktu dimulainya mata kuliah. Tak lama Pak dosenku tersayang sudah datang, tepat waktu. Tapi manakah teman-temanku? Ting-tong-ting-tong. Pasti mereka sekarang sedang berdesak-desakan mengantri atau menjilid makalah sebagai tugas teori dan kritik sastra yang diberikan Pak dosen seminggu yang lalu. Huh, terlalu. Pasti mereka baru kemarin mengerjakan tugas itu. Ups,tidak bisa menyalahkan mungkin mereka banyak pekerjaan.
Oh..oh...mahasiswa oh mahasiswa apalagi mahasiswa KKT, kita kuliah dibiayai pemerintah dengan uang negara, jadi hendaklah kita bersungguh-sungguh karena ini adalah sebuah amanat yang dipikulkan kepada kita sebagai orang-orang yang terpilih. Banyak orang yang menginginkan tempat kita sekarang. Tahukah kalian? Beberapa orang berteriak menyesal karena ketinggalan. Tahukah kalian ada orang-orang yang iri ketika melihat apa saja fasilitas yang kita dapatkan.
Tulisan ini semoga membukakan pintu hati saya agar selalu bisa konsisten dengan apa yang sudah saya putuskan di awal. Saya memilih program ini karenanya saya juga memikul konsekuensi untuk memberikan yang terbaik pada program ini. Saya tidak tahu akan jadi apa nanti. Tapi saya yakin kerja keras dan do’a saya hari ini akan didengar dan diijabah Tuhan suatu saat nanti.

Februari 2012
Salam Semangat
Ie-tha@

Selasa, 17 Januari 2012

Mencari Setitik Asa dalam Diri Anak-anak “Kreatif”



“Nak, bila kau kelak dewasa
Jadilah sebuah pohon, tapi bukan sembarang pohon
Jadilah pohon jati yang kuat
Tak lekang oleh badai yang menghempasnya
Yang daun dan kayunya dirindukan orang karena punya manfaat
Jadilah seperti itu bila kau mampu”

Dengan muka belepotan ingus, dia berlari-lari ke arah teman-temannya. Kadang, entah gemas atau si teman memang mengganggunya, ia melompatkan sebuah jitakan ke arah temannya. Karena temannya tidak terima, ia pun ganti memukul si anak beringus. Si anak beringus yang walaupun nakal namun ternyata cengeng akhirnya menangis meraung-raung. Tidak berhenti menangis, ia membuang semua barang yang ada di dekatnya ke arah teman-temannya. Teman-temannya yang melihatnya marah ternyata juga semakin bersemangat untuk menggodanya. Ah, Jadilah kelas Mathku tak terkendali karena semua anak di kelas mencoba membuat marah si anak beringus. Barang-barang milik teman-teman anak beringus yang dibuang berserakan dan bertebaran di mana-mana. Dengan muka merah menahan marah, aku segera menghentikan ulah si anak beringus dan teman-temannya. Untungnya, teman-temannya segera duduk kembali ke tempat mereka. Namun, si anak beringus masih setia berdiri di sana, terpaku, tak mau duduk dan kembali mengikuti pelajaran. Aku pun membiarkannya. Pada situasi seperti ini, saat belum tenang dia akan marah bila didekati. Bila si anak beringus sudah mulai tenang barulah aku mendekatinya. Biasanya dia akan menumpahkan kekesalannya dengan menceritakan apa yang ia rasakan, aku pun dengan senang hati mendengarkannya.

Sebut saja nama anak beringus itu Azril. Setiap hari ada saja ulah nakal yang dilakukannya, mulai dari memukul temannya sampai menangis, tidak mengerjakan PR, tidak menulis, tidak mau shalat, dan berbagai ulah yang kadang membuatku geleng-geleng kepala. Berbagai ulah yang kusebutkan di atas masih bisa kumaklumi, namun ada satu ulah yang kadang membuatku was-was yaitu ketika marah dan menangis, Azril sering membuang barang yang ada di dekatnya, tidak peduli itu meja, kursi, bahkan kotak infaq pernah menjadi sasaran kemarahannya. Aku takut benda-benda yang dilemparnya itu mengenai teman-temannya. Untunglah, sampai saat ini tidak ada temannya yang terluka karena ulahnya ini.

Di kelas 2-Cku ini bukan hanya Azriel yang membuat kelasku berwarna, masih ada banyak anak di kelas yang sangat ‘aktif’, sengaja aku tidak menyebut nakal. Mungkin kalau dirata-rata di kelas 2-C itu, 75% dari 30 anak adalah anak yang sangat aktif. Bukan hanya perilaku tapi juga sifat perasanya yang kadang membuat hati teriris-iris, tidak kuat, apalagi aku adalah orang yang juga perasa. Waktu menjelang shalat dhuhur, aku pernah beradu mulut dengan Asma (bukan nama sebenarnya) tentang bagaimana seorang muslim harus shalat dengan tertib agar disayang RabbNya. Tidak mau mendengar, aku mulai sedikit keras dengannya. “Kalau tidak mau shalat dengan tertib silahkan keluar” kataku, tapi apa yang terjadi Asma malah mengambil tasnya dan keluar, akan pulang. Sepertinya aku harus mulai mengendalikan emosi dan egoku, aku pun memanggilnya kembali, menasehati dengan kata yang lebih halus. Untunglah, dia mau kembali ke dalam kelas namun tetap tidak mau shalat. Atau di lain waktu, Farhan (tentu juga bukan nama sebenarnya), dalam satu hari bisa membuat tiga temannya menangis. Ada saja ulah bandelnya, mulai dari mengolok-olok dengan kata-kata yang kasar, memukul temannya, atau berkelahi dengan sesama teman aktifnya. Itupun juga sering membuatku lupa untuk mengendalikan emosi, terbawa suasana yang mengharuskanku untuk bersikap tegas.
Sering seorang guru menghadapi anak ‘istimewa’ seperti ini. Ada tiga hal yang harus diperhatikan guru ketika menghadapi murid seperti ini. Pertama, ajaklah si anak bicara dari hati ke hati. Tanya apa yang menjadi kesukaannya. Jauhkanlah ia dari kata-kata yang mengingatkannya tentang ‘keaktifannya’ di dalam kelas. Kalau dia suka menggambar, tanya gambar apa yang paling disukainya. Kalau si anak aktif suka berkebun, tak ada salahnya memperbincangkan bunga-bunga harum yang menawan hati. Kebetulan anak beringusku suka sekali jalan-jalan, jadi sering kutanyakan kemana dia ketika liburan tiba. Mengalihkan perhatian anak pada hal yang disukainya lebih baik dari pada mengingatkannya pada hal-hal negatif tentang si anak.

Anak-anak berprilaku sesuai dengan apa yang kita labelkan. Bila guru melabeli anak dengan kata “nakal” maka anak-anak pun akan berprilaku nakal, begitu juga bila seorang guru melabeli anak dengan kata-kata pemalas, cengeng, dan pemarah, mereka pasti akan menjadi seperti yang dilabelkan. Alangkah senang ketika kita mendengar seseorang memanggil kita dengan nama yang indah seperti cantik, ganteng, dan pintar. Maka begitulah aku memanggil anak-anak kreatifku, Azriel yang ganteng, Asma yang cantik, dan Farhan yang pintar. Semoga mereka bisa menjadi anak-anak yang perilakunya aku labelkan pada mereka.

Yang terakhir, sebagai guru, sabar dan yakinlah bahwa sang anak-anak kreatif belum tentu gagal dalam masa depan mereka karena kita berpikir mereka punya perangai yang buruk. Kenakalan adalah kekreatifan. Bandingkan saja anak yang kreatif dan anak pintar yang penurut. Mungkin dalam bermain mereka punya banyak ide untuk membuat permainan lebih hidup dan menyenangkan dari pada anak pintar yang penurut. Sabar, sabar, dan sabar. Jangan biarkan ego dan emosi kita turut serta dalam pembentukan karakter mereka karena mereka adalah peniru yang paling baik. Bila kita marah dan mengucapkan kata-kata yang tidak pantas, mereka akan melihat dengan mata dan merekamnya dalam ingatan mereka. Suatu kali pada saat mereka marah, mereka akan mengucapkan kata-kata yang tidak pantas karena di dalam pikiran mereka sudah ada file kata-kata itu yang tentunya didapatkannya dari kita.

Walaupun Azriel, si anak beringus sering membuat ulah, namun ada juga ulahnya yang membuatku tergelak, tertawa, terharu, kemudian merenung. Pernah suatu kali aku bermain ‘telfon-telfonan’ dengannya, aku menanyakan beberapa pertanyaan dalam bahasa Ingris, tak disangka dia mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan benar. Dengan senyumnya, dia juga selalu menyambut kedatanganku ke kelasnya, kemudian menjabat tanganku, dan menciumnya. Tak jarang dia juga kerap menyapaku dengan senyum manisnya ketika bertemu di luar kelas. Ternyata di luar ulah jahilnya, ada sesuatu yang tersimpan yakni kepolosan khas anak-anak yang tidak akan dimiliki oleh orang dewasa. Anak-anak tetaplah anak-anak. Mereka punya pikiran sendiri, berbeda dengan orang dewasa. Begitupun dengan Asma dan Farhan, keduanya termasuk anak-anak pintar di kelasku. Nilai-nilai mereka tak jauh dari angka delapan atau sembilan.

Cerita si anak beringus dan teman-temannya mungkin sebuah cerita yang menyadarkan kita bahwa apapun yang dilakukan oleh anak-anak kreatif yang kadang menurut kita bertentangan dengan apa yang kita pikir baik mungkin hanya adalah kenakalan kanak-kanak biasa. Dalam sebuah seminar pendidikan yang penulis ikuti beberapa waktu yang lalu salah pembicara yang juga merupakan kepala sekolah SMA Al-Hikmah Surabaya mengatakan bahwa walaupun si anak memiliki perangai yang kita anggap tidak baik, kita tetap harus selalu memberikan pendidikan karaker karena kita tidak tahu kapan Tuhan akan membuka pintu hati si anak untuk berbuat baik. Sekecil apapun perbuatan baik yang kita ajarkan pasti akan membekas pada diri anak. Anak bisa kita ibaratkan sebuah cawan dari tanah liat yang akan kita isi air. Sebelum kita mengisi air, kita harus memastikan bentuk cawan yang terbaik. Maksudnya, sebelum kita mengisi kepala anak dengan berbagai ilmu pengetahuan, kita harus membentuk karakternya terlebih dahulu. Dalam proses pembentukan karakter ini peran semua guru tidak dapat ditampikkan. Pendidikan karakter bukan hanya tugas guru agama, tetapi semua guru. Dalam urusannya dalam pegembangan karakter anak, semua guru seolah olah adalah guru agama dan guru bimbingan konseling. Semuanya wajib bertanggung jawab atas karakter dan psikologi anak yang diajarnya.

Kita harus menyadari bahwa tugas seorang guru bukan hanya mengajar, tetapi juga mendidik, memotivasi, dan menginspirasikan masa depan. Guru dituntut untuk menjadi pribadi sempurna untuk muridnya, sebagai model yang ditiru oleh siswanya. Mendapat siswa ‘kreatif” memang bukan perkara mudah karena fisik dan hati kita akan ditantang untuk menjadi lebih tangguh. Setiap anak pasti punya asa untuk menjadi sesuatu. Sebagai guru, kitalah yang harus menemukan asa itu. Semoga asa itu kelak akan menghantarkan anak-anak didik kita menuju sebuah kesuksesan yang hakiki.

Di ruang guru, ketika aku menceritakan apa yang terjadi ternyata guru yang pernah mengajar di kelas 2-C juga pernah mengalami apa yang aku alami. Tentang anak beringus dan teman-temannya, sang pengkreasi masalah di kelas 2-C. Mungkin semua yang pernah masuk kelas itu harus mempunyai dua hati, karena tidak cukup dihadapi dengan satu hati. Hati-hati yang lapang dan sabar, yang mau mengerti dan memahami sisi kanak-kanak. Hati-hati yang mau dan ingin merasa apa yang mereka rasakan. Cinta, perhatian, kasih sayang yang tercurahkan dari seorang pengabdi ilmu kepada anak-anak aktif akan memberi mereka rasa aman. Nasehat tulus dan kata-kata bijak akan menjadikan mereka insan yang senantiasa berfikir tentang kebaikan dan kebajikan. Mungkin bukan hari ini, mungkin nanti, atau esok.

Ie-th@
Januari 2012

Berdamai dengan Matematika



Picture taken from: sinyalpintar.blogspot.com

“Matematika itu ilmu pasti, kamu tidak usah memikirkan jawaban yang bermacam-macam karena jawabannya ya sudah pasti itu, satu ditambah satu ya sudah pasti dua”, kata Ibuku yang mencoba memberikan nasehat ketika aku bilang kalau aku tidak terlalu suka matematika. Sesuai nasehat Ibuku yang bilang bahwa matematika adalah ilmu pasti, aku pun belajar matematika lagi. Ternyata setelah mempelajari matematika, aku sampai pada sebuah kesimpulan bahwa matematika itu tidak sulit tapi membingungkan. Setelahnya, tanpa sadar aku mendoktrin diriku bahwa matematika itu membingungkan, karena membingungkan aku pun selalu mencoba menghindarinya.

Kejadian itu sudah terjadi hampir sepuluh tahun yang lalu ketika aku masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, namun kejadian itu masih begitu melekat di benakku karena sampai sekarang pun matematika masih menjadi saudara jauhku, walau sudah bukan musuhku lagi. Alasannya, walaupun matematika itu membingungkan namun ternyata sangat dibutuhkan. Jadi, kalau ada hitung-hitungan yang sederhana dan masih bisa diselesaikan dengan logika kepalaku matematika masih menjadi saudara, walaupun saudara jauh. Tapi kalau matematika sudah mulai nakal dengan rumus-rumus yang rumit, dia pun jadi musuh bebuyutanku. Alasan lainnya, aku lebih suka berkawan dengan kata dari pada angka. Tidak salah memang karena kecerdasan yang menonjol padaku bukan matematika, namun bahasa.

Kita sadari atau tidak, bila melihat kehidupan ini secara teliti, ternyata kehidupan ini tida bisa dijauhkan dari matematika itu sendiri. Sekuat tenaga kita menghindari matematika, usaha kita akan sia-sia karena matematika akan hadir dalamsetiap detail kehidupan kita. Ketika kita bertransaksi dalam dunia bisnis kita masih menggunakan matematika untuk menghitung harga. Matematika juga kita gunakan dalam berbagai pengukuran, baik untuk mengukur berat barang-barang kebutuhan pokok, panjang dan lebar ruangan, berat badan, dan berbagai pengukuran lain. Intinya hidup kita selalu bergelut dengan matematika. Salah satu hal yang mungkin menyebabkan saya tidak terlalu suka matematika adalah dalam proses pembelajaran matematika saya, guru cenderung lebih memberikan hal yang bersifat teori dari pada aplikasi matematika pada kehidupan sehari-hari sehingga cukup membosankan karena harus bergelut dengan buku-buku matematika tanpa tahu mengapa saya mempelajari matematika dalam bentuk ini dan itu.

Anehnya, walaupun saya bilang saya tidak ada bakat di matematika. Ternyata saya menggunakan matematika dalam dua fase penting kehidupan saya. Pertama, saya mati-matian menggunakan penelitian quantitative yang notabenya harus bergelut dengan angka sebagai penelitian skripsi S-1 dari pada memilih penelitian qualitative yang menggunakan kata sebagai analisis penelitiannya. Waktu itu saya merasa hasil yang diperoleh melalui penelitian quantitative dalam bentuk angka lebih jelas karena diinterpretasikan pada sesuatu yang pasti. Yang kedua dan terakhir adalah saya ditantang untuk mengajar matematika di Sekolah Dasar tempat saya mengajar walaupun saya bukan dari jurusan matemtika. Yah, ternyata hidup saya dan mungkin hidup kita memang tidak bisa dipisahkan dari matematika.

Bila ada mesin waktu dan saya bisa kembali ke masa lalu, satu hal yang akan saya lakukan adalah saya akan mencoba untuk berdamai dengan angka, berdamai dengan matematika dan berusaha berfikir matematika itu mudah. Ternyata matematika itu ramah pada orang yang mau mempelajarinya. Mulai sekarang tampaknya saya harus berdamai dengan matematika.


Ie-tha
2011

Thanks God

In this occasion, I force my self to write in English, my second language. Actually, I'm not a person who is able to focus with what I am doing, but I just try to give my self forcing to get and reach.
Today, I got so many thoughts about life. How God has been so kind to me, having a good family, wealthy life, my healthy, and good friends I have. Everything has been so perfect.
But, sometimes I forget to say thank you to the Creature, forget to say "Alhamdulillah", forget to think what he has given for me, many things about thanking to God I have forgotten.
Forgive me God, forgive me,
Give me a life to say thank you to you tomorrow...

Ie-tha
17-1-12

Rabu, 11 Januari 2012

Refleksi Milad

Tik tok tik tok
Dua-empat
Tak terasa
88.24.12.01

Sebagai manusia, pengembaraan dalam hidup adalah pasti, tak pernah terhenti. Detik waktu selalu mengiringi hari-hari. Hah, sang detik jarum jam itu, tak pernah berkompromi.
Kini, sang jarum membawaku ke angka dua-empat. Bukan lagi angka untuk anak-anak atau remaja namun dewasa. Tik tok tik tok. Hah tak terasa. Saatnya untuk kontemplasi, merenung tentang apa yang terjadi, apa yang telah dicapai. Ada beberapa poin yang memang harus dijabarkan dalam angka ini.

Hamba Tuhan. Sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan Kuasa. Sepertinya sisi-sisi religiusku mulai berkurang. Dibandingkan awal-awal semester kuliah dulu, ternyata ada banyak hal yang jauh berkurang. Ya Allah, ya Rabb, jadikan usia hamba yang telah beranjak dewasa ini menjadi sesuatu yang berguna bagi diri hamba, orang tua, keluarga, dan lingkungan hamba. Aamin.

Malas.Dari dulu sampai sekarang, malas adalah hal yang kubenci dan selalu kurindui. Setiap hari aku bergelut dengan berbagai kesibukan yang harus ditata sedetail mungkin bila tidak ingin acak-acakan. Semua harus dan wajib teratur. Baik dalam waktu pengerjaan, proses, dan hasil. Namun sayang, kadang malas atau lelah memaksaku untuk menundanya sampai-sampai hanya ada sebatas waktu yang tersisa.

Masa Depan. Ternyata masa depan adalah hal paling abstrak tapi hal paling pasti dalam hidup. Ada dua hal yang masih bingung untuk kupikirkan. Karier atau menikah. Egoku bicara bahwa lebih baik mengejar karier karena pada saat menikah dan punya anak aku hanya ingin mencurahkan segalanya hanya untuk keluarga, namun di sisi lain keinginan untuk menikah juga tak kalah indah.

Mungkin perenungan ini bukan butuh satu atau dua hari untuk mengambil keputusan tapi keyakinan kuat semua akan terselesaikan dengan bantuan Tuhan. Everything will be okay...I believe it.

Salam Optimis
Ie-th@

Kantuk

Kantuk
Membuatku terantuk-antuk
Terangguk-angguk sambil terduduk
Kantuk
Aku malu pada orang di depan sana
jangan sapa aku dulu ya
Nanti sajalah
Setelah ini kita bermain bersama
Kantuk
kenapa kamu ke sini lagi lihat itu orang di depan sana melihat
Aduh.
Kantuk. Dasar kau kantuk
Kau memang terkutuk

Hooooaaa,aku membuka mulutku untuk menguap,berkali kali aku menguap. Berkali kali aku mencoba menahannya. Dengan menutup mulut ku mencoba menahan kantuk. Namun kantuk ini mengapa semakin sering menyapa, sok kenal ah. Kantuk menenggelamkanku dalam dongeng-dongeng sang dosen. Kantuk. Kantuk, kau membuatku teranguk-angguk. Dasar kau kantuk, memang benar-benar terkutuk


Salam Puisi
Ie-th@

Senin, 09 Januari 2012

Berpuisi Ria

"Dengan Puisi aku bernyanyi sampai senja umurku nanti"(Dengan Puisi, aku, Taufiq Ismail)

Puisi, puisi, oh puisi. Hari ini aku berteman akrab dengan puisi, mengakrapi puisi, becengkrama dengannya. Dan lihatlah gaya tulisanku sekarang seolah aku adalah sahabat karib dari jenis sastra imajinatif yang mengutamakan unsur fiksionalitas, nilai seni, dan rekayasa bahasa ini. Hahaha. Sok puitis mungkin.Tapi inilah kenyataannya. Sepertinya saya mulai suka berpuisi-puisi ria.

Kajian Sastra Indonesia, itu adalah nama mata kuliah yang mengakrabkanku dengan puisi hari ini. Empat jam duduk di kursi "panas" pasti melelahkan. Dua jam pertama hoooaaa, mengantuk sekali rasanya. Apalagi Pak Tengsoe, dosen pengampuh mata kuliah ini asyik berceramah menjelaskan kajian-kajian sastra. Mataku sepertinya tinggal lima watt, aku berkali-kali menjatuhkan bolpen dan buku secara bergantian. Teman-temanku pasti sudah tahu aku ngantuk berat. Mbak Dy, teman sebelahku menyuruhku membasahi tisu dengan air dan mengusapkannya ke mataku. Aku lakukan tapi masih belum bisa mengusir kantukku. Memang kantukku sudah parah, masuk stadium empat. 

Tiba-tiba pak Tengsoe menyuruh kami mengamati satu benda di dalam kelas. Hoooa, dengan mata lima wattku, aku malas-malas menunjuk kipas angin sebagai benda yang akan kuamati. Ternyata Pak Tengsoe menyuruh kami untuk membuat empat definisi dari kipas angin dan menjadikannya puisi. Mataku tiba-tiba menyala menjadi sepuluh watt, 15 watt, 25 watt,sampai yang paling terang 100 watt. Empat definisi pun telah kubuat. Setelah itu Pak Tengsoe menyuruh kami mengembangkan empat definisi itu menjadi empat baris. Wah aku semakin tertarik. Tiba-tiba, aku teringat seseorang, Adikku, kalau dia ada di sini dia pasti senang sekali karena bisa menyalurkan hobi galaunya dengan puisi. Setelah selesai pak Tengsoe menyuruh kami membaca puisi yang telah dibuat. Bagus-bagus sekali ternyata puisi yang dibuat oleh teman-temanku. Ada yang dalem banget, jenaka, bahkan ada yang terkesan nggak nyambung. Aku tidak menyangka ternyata mereka bisa berpuisi-puisi ria ternyata.Dan, inilah pusi yang aku hasilkan dalam waktu 15 menit. Judulnya "Kipas Angin". Enjoy!

Kipas Angin

Kipas angin adalah kantuk
Diam terduduk sambil kepala terangguk-angguk
Kipas angin adalah kenikmatan
Ketika baling-baling berputar, hujani badan dengan sepoinya
Nikmat
Kipas angin adalah nafas
Nafas-nafas guru yang berbagi ilmu
Nafas-nafasku yang haus ilmu
Kipas angin akan selalu jadi kerinduan
Rindu buku, rindu dia, rindu kamu