Rabu, 29 Februari 2012

A.N.T.A.R.A

“Antara ingin, harap, keputusan, keyakinan, kemantapan, dan pilihan. Berpadu satu dalam hati, pikiran, perasaan, tentu saja kenyataan.”
Apa yang paling penting dalam dunia ini? Meyakini hati? Menjalani keyakinan? Atau Melakukan keinginan? Atau ketiganya dapat kita lakukan dalam satu kehidupan?
Hati memilih, pikiran berfikir, dan Tuhan memutuskan. Bukankah itu?
Ketika keselarasan terjadi, apa yang ada dalam pikiran, hati, perbuatan berjalan. Lancar.
Namun ketika ada satu yang tidak bisa tersinkronisasi. Bagaimana ini?
Akhirnya, hanya meyakini hati, dan berpegang teguh pada kalam Ilahi, semoga dosa terampuni, niat baik dapat terealisasi.
Pada sebuah masa, Februari 2012
Ie-th@

Kamis, 02 Februari 2012

ANTARA JANUARI SAMPAI JUNI

Dari Januari sampai Juni
Ada asa di hati yang hanya ku mengerti
Dari Januari sampai Juni
Ada citaku yang hanya ku tahu
Dari Januari sampai Juni
Ada lakuku yang hanya ku mau

Setahun aku menanti hari itu, hari di mana mungkin itu akan hari terbaik dalam hidupku bila aku dapatkan sesuatu itu. Hari yang selama hampir 365 hari ku tunggu, kunanti, kuimpikan, dan kusimpan dalam anganku. Hari itu aku mau semua orang tahu bahwa aku mampu. Inilah aku, inilah, mimpiku, inilah usahaku, inilah wujudku. Aku ingin hari itu. Hari milikku.
Aku berusaha keras untuk menjadi sesuatu yang ku mau. Tidak mudah, tidak susah, juga tidak mustahil. Hanya perlu berusaha dan menggenapkannya dengan do’a. Bukankah Tuhan selalu memeluk mimpi-mimpi hambanya. Aku pun begitu. Menyerahkan segala urusan dan sesuatu hanya padaNya setelah menggenapkan dengan usaha dan do’a tentunya.
Semoga hari itu adalah hari milikku. Semoga hari itu Tuhan mengijinkanku mencicipi pengalaman baru. Semoga hari itu aku diberikan kesempatan untuk mengembangkan diriku. Semoga terbaik di hari itu. Aamin.

Ingin hari itu menjadi hari terindah
Februari, 2nd 2012
Ie-th@

Wajah Tak Bernama

February, 2nd, 2012

Empat tahun itu
Seharusnya ku lalui tanpa kehadiranmu
Empat tahun itu
Seharusnya bisa kulalui dengan biasa saja
Empat tahun itu
Seharusnya pikiranku kuberikan pada inginku
Empat tahun itu
Ah, seharusnya.......

Menjelang subuh ini, di tengah sepi, kurefleksikan perjalanan hidupku. Mengenang saat-saat mendamba asa, mengurai makna dalam cita. Haru, sesal, cerita, pengalaman, indah, duka mengeruak satu-satu memenuhi egoku. Di jalan-jalan, hujan-hujan, jendela-jendela kutemukan seraut wajah tak bernama. Dulu, ia memenuhi kalbuku. Mengajak pikiranku berjalan-jalan ke awan. Mengelilingi teluk persia. Singgah di Antariksa. Sayang, sampai di sana aku menemukan jalan sulit untuk kembali.
Empat tahun itu seraut wajah tak bernama menggoda egoku, mengajakku berlomba menemukan sesuatu, menyingkap rahasia alam yang dulu pernah ku kenal. Asa, cita, ingin tampak terpinggirkan oleh satu angan sesosok wajah tak bernama. Wajah itu, yang tak bernama itu membuat sesalku kini. Seharusnya, ah harus kukatakan. Seharusnya dulu kau hanya sekebat bayangan dalam indah. Tak perlu menguraimu dalam prosa-prosa penuh cerita, atau mengucapmu dalam puisi-puisi tak bernama. Cukup engkau menjadi cahaya. Terlihat, namun tak terasa. Seharusnya engkau hanya menjadi roda, yang bergerak dan hilang di hadapan wajah semu. Seharusnya engkau hanya menjadi lukisan yang tergantung dalam rumah mewah, hanya menatapmu saja. Seharusnya engkau hanya menjadi patung cleopatra,yang tak ada pikir untuk menjadikanmu ada. Ah, seharusnya lagi.
Kini, lagi, aku kembali meronce asa-asa gemilang yang aku ingini. Menyibak ragu-ragu yang bersembunyi di tengah sepi ketika hanya tokek yang berbunyi. Jarum ini, panjang ini, perjalanan ini, ah ternyata masih panjang juga. Kuhentikan cerita. Cukup sampai di sini. Kuucapkan terima kasih pada sepi, terima kasih pada tokek yang dengan setia menemani. Ku ucapkan terima kasih pada ingin, rasa, kata, warna, indah, dan duka, dan tentu saja dia. Semoga berbahagia aku, kamu, dia selamanya.

Dalam rasa yang memuncah
Ie-th@

Rabu, 01 Februari 2012

JADI TEMAN UNTUK SI GALAU

Galau, galau, dan galau mungkin sekarang sedang musim galau. Galau dimana-mana, galau masuk desa, galau masuk sekolah, sekarang galau sedang masuk tepat lesku, semua anak SMAku sedang galau. Lihat saja si Ichuz (bukan nama sebenarnya), dengan muka galau dia mengetik sms dari HP yang tidak pernah jauh dengannya. Entah apa yang sedang diketikntya, hingga tak memperhatikan penjelasanku. Yang lainnya tidak kalah galau, Fifidz dan Novi galau karena sekolahnya terlalu banyak menuntut mereka, terlalu banyak tugas, tak ada waktu untuk mengepakkan sayap mereka untuk bersenang senang. Bagi mereka, sekolah terasa membosankan. Diah, Dita, dan Vivi pun tak mau kalah ternyata mereka juga sedang galau karena tugas menumpuk. Saat itu semua muridku sedang bergalau-galau ria, tak ada yang mendengarkan penjelasanku. Padahal, penjelasan ini penting bagi mereka karena kan menghadapi UAS. Kegalauan benar-benar melanda kelas lesku. Kalau begini terus aku juga bisa galau karena penjelasanku tidak akan masuk ke kepala mereka. Bagaimana dengan amanah yang dipercayakan orang tua mereka padaku? Sepertinya aku harus mencari cara agar mereka tidak lagi bergalau-galau ria di tempat lesku.

Bagiku, galau adalah salah satu sifat ’nakal’ remaja. Maksudnya nakal di sini bukan mereka membuat ulah yang nyata-nyata bisa merugikan mereka namun galau yang sepertinya telah menjadi tradisi anak muda. Pada saat remaja galau, pertanyaannya adalah apa mereka akan fokus dengan apa yang mereka kerjakan? Apakah mereka fokus dengan apa yang kita ajarkan? Jawabannya tentu saja tidak. Kalau kegalauan ini berlanjut terus-menerus, bisa dipastikan prestasi mereka akan menurun. Setelah membaca sana-sini dan berdiskusi dengan para ‘ahli’ aku mencoba untuk berdamai dengan kegalauan mereka. Akhirnya aku menjadikan facebook, jejaring sosial yang dicipatakan Zuckerberg sebagai solusinya. Kata adekku, galau bisa terselesaikan dengan menulis karena pasca saat menulis kita akan berusaha untuk melepas kegalauan dengan media tulisan

 Gerakan menulis di FB pun segera kudirikan. Menuliskan berbagai macam pengalaman wajib hukumnya. Pengalaman di sekolah, pengalaman tentang cinta, dan pengalaman berbahasa Inggris menjadi tema-tema yang harus mereka tulis. Tulisan bebas boleh juga. “Pokoknya mIss Ita menampung berbagai macam tulisan lho,”kataku bersemangat. Semoga kalian tidak galau lagi yah!

January 2012
Miss Ie-th@

Contemplation

Sorry to hear that Sist!

Sabar, kusampaikan dengan perantara bintang
Sabar, kubisikkan dengan kalbu agar desisnya sampai padamu
Sabar, kuhembuskan dengan angin agar kau tahu kami selalu ada untukmu

Hari ini kabar duka menjelajahi telingaku, seorang sahabat mengirimkan kabar duka bahwa buah hatinya telah berpulang ke surga seminggu yang lalu. Buah cinta yang telah ditunggunya selama berbulan-bulan ternyata harus kembali diambil pulang oleh sang Pemiliknya. Semoga tak ada duka dan air mata di hatinya. Biarlah air mata hanya jatuh di pelupuk mata sebagai tanda sayangnya. Innalillahiwainnilaihirojiun, semoga ananda tak bernama bisa menjadi tabungan Ayah-Bundanya di akhirat kelak. Aamiin.

Lebih Stress Tidak Ada Tugas

Saya mohon ketika atau setelah membaca tulisan ini jangan pernah bilang bahwa saya adalah anak yang rajin karena pada dasarnya saya bukanlah anak yang rajin. Hehehe.
Merasa stress bila ada tugas? Merasa tertekan? Anda patut bersyukur bila ada tugas karena anda masih mempunyai aktivitas yang memaksa anda untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat di dunia. Saya berharap ketika saya berkuliah kembali di jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia program KKT adalah saya akan memunyai beragam tugas dari dosen yang berbeda terutama tugas menulis. Mengapa? karena saya tidak menulis karya bila tidak dipaksa. Tulisan ini? jangan dihitung sebagai karya karena ini hanyalah tulisan tak bermakna.
Itulah, tugas sering menjadi pelita bagi pikiran saya. Ada tugas saya berfikir, tidak ada tugas saya cengar-cengir. Cengar-cengir maksudnya berleha-leha, bersosialisasi ke sana-kemari, berbicara itu dan ini tanpa henti. Jadi saya sekarang sedikit stress karena tidak ada tugas menulis menyapa. Oh Pak, Bu Dosen semoga cepat memberikan tugas menulis sehingga saya tidak lagi cengar-cengir.
Sudahlah, dari pada saya cengar-cengir, saya membuka laptop yang sudah menemani saya selama sekian tahun. Mencari-cari file tulisan yang belum selesai dan mulai menulis. Kata dosen favorit saya dulu, tips untuk menulis adalah duduk dan mulai menulis. Kata pengarang favorit saya, inspirasi itu bukan untuk ditunggu tetapi dicari. Jadi sekarang saya sedang mencari inspirasi. Semoga saya menemukannya.

Potret Anak KKT Bahasa Indonesia kelas A

Pukul 7 teng. Aku sudah duduk manis di kelas. Satu, dua, tiga, dan ah tak lebih dari sepuluh anak yang datang padahal waktu ini sudah menunjukkan waktu dimulainya mata kuliah. Tak lama Pak dosenku tersayang sudah datang, tepat waktu. Tapi manakah teman-temanku? Ting-tong-ting-tong. Pasti mereka sekarang sedang berdesak-desakan mengantri atau menjilid makalah sebagai tugas teori dan kritik sastra yang diberikan Pak dosen seminggu yang lalu. Huh, terlalu. Pasti mereka baru kemarin mengerjakan tugas itu. Ups,tidak bisa menyalahkan mungkin mereka banyak pekerjaan.
Oh..oh...mahasiswa oh mahasiswa apalagi mahasiswa KKT, kita kuliah dibiayai pemerintah dengan uang negara, jadi hendaklah kita bersungguh-sungguh karena ini adalah sebuah amanat yang dipikulkan kepada kita sebagai orang-orang yang terpilih. Banyak orang yang menginginkan tempat kita sekarang. Tahukah kalian? Beberapa orang berteriak menyesal karena ketinggalan. Tahukah kalian ada orang-orang yang iri ketika melihat apa saja fasilitas yang kita dapatkan.
Tulisan ini semoga membukakan pintu hati saya agar selalu bisa konsisten dengan apa yang sudah saya putuskan di awal. Saya memilih program ini karenanya saya juga memikul konsekuensi untuk memberikan yang terbaik pada program ini. Saya tidak tahu akan jadi apa nanti. Tapi saya yakin kerja keras dan do’a saya hari ini akan didengar dan diijabah Tuhan suatu saat nanti.

Februari 2012
Salam Semangat
Ie-tha@