Rabu, 23 Mei 2012

Tiga Hal Hari Ini

Hai everyone, hari ini aku mau cerita tiga kejadian yang aku alami. Hari ini mungkin akan menjadi hari yang kurindukan ketika pulang ke rumah. Hari dimana aku punya kebabasan dan semuanya aku sendiri yang memutuskan. Well, tiga hal itu adalah:  

1.Are U ok Ita?
Huh, I started my morning with stomachache. It was my reason to stay in my comfortable bed after praying Subuh. At 7.30 I woke up then I thought that I was not fit. I decided not take a bath. Aha, yesterday evening I didn’t take a bath, neither did today. Hsssss, I don’t say it to anybody hahhah. But that’s not the point. I asked my lecturers signs for my final project and twice I had mistakes with the punctuation rules. Just because of line and dot I have to walk to photocopy shop and reprinted then when backing in the class, it was still wrong. Oh my God! After revising for the second time, finally it was correct. Alhamdulillah. Give thanks to Allah.

2.Going to PTC
 If there was a film “Mengejar Mas-mas” maybe this film called “Mengejar Bapak-Ibu Dosen”. I was so tired because I had to revise my final project, ran to find my lecturer. Ih waw, Can U imagine? Mentally and physically are tired. Then, After finishing signature from one of my lecturers, my friend and I decided to take a walk. It was to refresh our mind, for several days, there was something in our mind. That was final project. We decided to go to PTC. Going there was not good idea for the first time, but after that I thought It was good. I could join with my friend and got our togetherness. In PTC, of course, we just took a look without buying anything. We ate in a chicken inn there, then went home. Althought, it was a second, finally it can refresh my mind. Huzzzz.

3.Celebrating Cepy’s Birthday
After going home, I took a bath and prayed. Suddenly, my kost friend invited me to go to Cepy’s boarding house to say “Happy Birthday” to her. We said that we wanted to ask her to treat us in the expensive restaurant hahahha just kidding. Then, my kost friend sent messge to Cepy. Cepy was in her course. We went to Cepy’s course. There, she asked me to teach her student because her English teacher was absent. Oh my God. My friend joked me “Ah..pulang aja yuk di sini kita yang malah dimanfaatkan....hhahahhahaha.  
160512
 -Ie-th@-

Jodoh



Kematian, rejeki, dan jodoh adalah hal yang paling tidak pasti. Untuk hal yang terakhir ini, sudah sering aku bicarakan ketika menginjak semester akhir kuliah S1ku dengan teman-temanku, terutama teman-teman liqoku. Hehhe. Dengan penuh sok tahunya kita berasumsi bahwa jodoh kita itu nanti sepertinya akan seperti ini, seperti ini, ingin punya pasangan hidup begini dan begitu. Kadang aku merasa sepertinya itu adalah hal konyol juga. Mengharapkan orang dengan penuh kesempurnaan sedangkan manusia diciptakan dengan ketidaksempurnaannya bukan? Jangankan kita menilai manusia lain. Bukankah kita juga manusia yang juga tidak sempurna, bagaimana mungkin kita menuntut manusia untuk menjadi sempurna seperti yang kita inginkan.  

This is the imposible thing in the world. So, the best thing is accpeting our marriage partner that has been sent by God with his strength and weaknesses. Aku punya favorit quote untuk pernikahan yang aku kutip dari novel pernikahan kesukaanku “............”. Sengaja tidak kucantumkan karena yang akan kucantumkan memang quote yang paling aku sukai tetapi tidak pernah kuyakini kebenarannya. Comitment is comitment. This is not a game. When you say you want chose this, U have to do what you choose. Although, you still have many choices. This is commitment (This is not the quotation from that novel, this is my own quotation) Teman curhatku pernah bilang “You are doubt in doing something because U don’t want take an effect of your action. Every action you do demands your responsible. So, U have to chose and take the effect. But remember, U have to be sure when you choose! 

Jadi, apa yang akan terjadi dengan jodoh? Memilih jodoh(mungkin) berarti meyakini bahwa memang orang inilah yang telah disiapkan Tuhan untuk kita. Berusaha sebaik mungkin untuk menerima segala kelemahan dan kelebihannya. Menerima dia satu paket, walaupun dalam kiriman satu paket itu ada sebuah buah yang busuk. Bukankah kita bisa mengambil yang busuk dan membuangnya tanpa menumpahkan isinya dan membuangnya ke keranjang sampah khan? Simple, when your marrige partner comes, be sure that he is for you by praying to God. Then U have to accept everything about him....love is just a simple thing. Maybe, we like, love,love, and love....love or maybe hate for a while then we love again, again, again until the end of the time. Maybe love is so simple. The complicated one is the people. 

 -Ie-th@- 
120512

Saya, Keluarga, dan Pengabdian

Saya terlahir di tengah keluarga yang hangat, selalu ada saat saya membutuhkan bantuan, dan selalu berusaha mencukupi kebutuhan saya. Dengan hanya punya satu adik, keluarga saya tergolong kelurga kecil yang bahagia. Ayah dan Ibu yang selalu di rumah. Saya tidak berusaha untuk membuat iri orang lain yang berbeda kehidupan dengan saya. Tetapi karena mungkin kesempurnaan tidak ada yang tanpa celah begitu pula keluarga saya. Tetapi apapun itu saya tetap menyukai keluarga saya. Seperti kata-kata dalam sinetron Keluarga Cemara “Harta yang paling berharga adalah keluarga, istana yang paling indah adalah keluarga”. 

Karena Ibu dan Ayah hanya punya saya dan Adik saya, makanya ada sifat overprotective dalam diri Ibu dan Ayah pada kami anak-anaknya. Overprotectivenya bahkan sangat terasa, bahkan ketika saya di pertengahan bangku kuliah dan meyelesaikan kuliah. Seperti dewasa awal pada umumnya, saya merasa bahwa saya sudah dewasa dan tentu saja masih muda untuk memutuskan bayak hal yang akan saya lakukan. Saya mulai banyak ikut kegiatan kampus yang akan meningkatkan kemampuan saya baik kemampuan diri atau kemampuan berinteraksi dengan orang lain. Saya ingin melakukan ini dan itu, pergi kesana kemari. Ingin terbang bebas selaksa angin. Hehehh sok puitis deh. Tapi seperti layang-layang, saya sering ditarik ulur terutama oleh Ibu saya. Tapi intinya saat pertengahan semester sampai akhir semester di Surabaya, saya tidak pernah memberitahu Ibu saya kalau saya akan ikut organisasi ini dan itu. Pokoknya saya merasa saya bertanggung jawab dengan apa yang saya lakukan, semuanya masih tentang aktivitas yang positif, dan saya tidak melakukan hal yang aneh-aneh. 

Saya baru bilang bahwa saya ikut kegiatan ini dan itu bila tentu saja bila kegiatannya sudah berjalan heheh nakalnya. Tapi bukan berarti Ibu saya tidak mendukung seratus persen. Beliau sepertinya mendukung tapi, sepertinya Ibu lebih senang melihat anaknya di rumah pada weekend dari pada melihat anaknya berkeliaran di Surabaya sekedar untuk kegiatan atau ikut seminar. Awal pertengahan sampai akhir kuliah adalah masih kebebasan yang saya alami, maklum walau rumah dan kampus hanya 45 menit, saya tetap ngekos hehheh jadi saya hanya pulang saat weekend. Mengikuti kegiatan dan organisasi kampus sebenarnya sangat menyenangkan saya yang dulunya pemalu (tapi nggak malu-maluin lhooo) dan kurang bisa bersosialisasi, akhirnya bisa membaur dengan teman-teman. Banyak hal yang tidak akan kita temui bila hanya menjadi mahasiswa kupu-kupu, ngemall, atau sekedar nonton infotainment di TV sambil ngerumpi. Everything will be different if we do something new. 

Setelah saya lulus kuliah, overprotective ibunya saya mulai datang lagi. Nggak boleh ke sana ke mari, ini dan itu. Intinya kalau kerja nggak boleh jauh-jauh dari rumah. Okay, saat saya mau ngelamar untuk yang jadi guru di Malaysia nggak boleh, Nglanjutin S2 jangan dulu katanya. Yang terakhir pengen beeutttssssssss jadi guru di Sumbawa melalui program SM3T. Tapi nggak dikasih ijin. Hikshikshiks. Awalnya sempat dongkol dan banyak (bukan sedikit lagi) iri pada anak-anak yang ikut SMT3-T, apalagi anak-anak yang udah di sana pada ngomporin buat ikut. Di Humas pula dikasih oleh-oleh cerita Pak Totok tentang suasana di sana. Huh, nyesel beeuuuuuts nggak ikut. Biarin deh nggak ada Alfama.. nggak ada Indomar... yang penting asyik. Hmm aslinya sampai sekarang pun aku masih mau ikut, boleh nggak yah. Kayaknya sih masih nggak boleh. Huhu. 

Padahal kalau dari cerita teman-teman, di sana tuh asyik banget walau katanya agak sengsara juga sih. Ada yang tidur di sekolah, rute ke sekolahnya susah, apalagi kalau mau telfon atau sms harus naik dulu ke bukit sinyal. Tapi kayaknya kok asyik banget. Ya sudahlah, mungkin setelah tambah dewasa, aku (perasaan tadi awalnya pake kata “saya” ya) sadar bahwa dimanapun saya nggak boleh menyerah, bukankah mencerdaskan kehidupan bangsa yang menjadi motto saya bisa dimana saja. Menjalani hari-hari dengan baik, riang, juga ikhlas. Semoga Allah SWT memberikan ketetapan terbaikNya pada hambanya ini. Aamiin. 

Ie-th@ 150512

Esensi Sebuah Pernikahan

Whoooaaaa akhirnya setelah luntang-luntung di keramaian dengan ketidakjelasan tujuan..aku bisa ada di depan Pinky untuk mencurahkan segala isi hati. Sebelumnya, ternyata aku adalah orang dengan perpaduan darah ekstrovert dan introvert. Di satu sisi aku suka sekali berkomunikasi, bercanda, bahkan mungkin berkenalan dengan banyak orang, tetapi di sisi lain ternyata aku juga suka kesendirian seperti ini, mengetik dan mencurahkan segala isi hati seperti ini, tanpa satu orangpun mengganggu.  

1.Esensi Pernikahan 
Setelah membaca buku panduan pernikahan, menonton film tentang pernikahan, bahkan membaca novel bertema pernikahan (sampai-sampai anak-anak kos sudah hafal banget apa yang aku suka), satu hal yang pasti aku masih belum bisa menemukan esensi sebuah pernikahan itu apa? Apakah itu keikhlasan, pengorbanan, cinta, ketulusan atau memang itu semua kemudian diramu dan menjadi esensi indah tentang pernikahan. Ada hal-hal yang memang bertolak belakang dari buku panduan pernikahan yang kubaca dibanding isi cerita novel atau drama korea tentang pernikahan. Dalam panduan pernikahan sepertinya tidak ada masalah berarti yang terjadi dalam sebuah pernikahan. Ada masalah tapi akan dijelaskan bahwa faktor komunikasi akan menjadi jalan keluar terbaik. Tidak menyalahkan karena memang seperti itu. Namun dalam isi cerita novel atau drama korea tentang pernikahan, ternyata konflik dan tantangan yang terjadi dalam pernikahan begitu banyak. Dan parahnya lagi sepertinya pikiranku ini lebih ikut pada isi cerita novel atau drama korea tentang pernikahan dibandingkan buku panduan tentang pernikahan. Lagi, tidak menyalahkan karena panduan sepertinya hanya berupa teori, namun isi cerita novel atau drama korea tentang pernikahan seperti memang terlihat lebih nyata.  

2.Menurutku? Walaupun aku masih belum jelas mengetahui tentang esensi sebuah pernikahan tapi yang pasti sebuah pernikahan itu adalah sebuah jalan yang akan lebih mendekatkan seorang hamba dengan Tuhannya. Bukankah menikah itu adalah sunnah Rasul yang bila kita bisa melakukannya berarti menggenapi separuh dien? Tetapi kembali lagi, menikah bukan berarti hidup kita selesai setelah ijab qobul terucap, lebih dari itu. Bahkan hidup kita baru dimulai ketika ijab qobul terucap. Pikirku bila kita menikah, apalagi seorang wanita, berari kita harus siap dengan hal-hal berikut salah satunya adalah pindah ke rumah mertua. Salah satu hal yang mungkin akan dilakukan wanita adalah pindah ke rumah mertua setelah menikah, bukan tidak siap. Tapi rasanya masih terlalu berat untuk meninggalkan kenyamanan di rumah sendiri. Kamar tidur nyaman yang sangat privacy sekali, kenyamanan di rumah, kehangatan keluarga. Apa aku akan mendapatkan hal seperti ini ketika menikah dan tinggal bersama mertua? Pikiran itu masih terngiang di kupingku. Kemudian mungkin meninggalkan beberapa pekerjaan. Nggak mungkin khan kalau suami kita sibuk kita juga ikut-ikutan sibuk. Suami sibuk, sitri sibuk akan jadi sperti apa pernikahan itu? Paling tidak sepertinya harus mulai mempersiapkan diri untuk hal-hal seperti itu.  

3.And? Sepertinya aku sudah mau menikah saja heheh. Menikah masih ada dalam bayanganku. Istilahnya aku masih membaca banyak teori, tapi semoga aku bisa memraktekkannya segera. Amiin.  

Salam 
-Ie-th@-
 130512

Am I Wrong?

Just now, my friend reminded me that I had to give him a chance to be closer with my friend (of course my friend that is girl), especially from my major, English Department. I just wanna laugh when he said that I was the right person to look for him “someone”. I wanna say “ Hello, who am I? I’m not that qualified person that can look for you “someone”. The reason? I don’t want take a risk when their relationship broke. I’m not those kinds of people who care about one’s business. I just want to do what I want to do. And that is not what I want to do. So sorry to say, but this is very serious thing. I don’t want because I’m not that kind of person. Okay Boy! I hope you understand me. Actually, I am also confused what person should I have to introduce to you. So sorry Friend! 

 Gresik 130512 
-Ie-th@-

Cerita KKT (Lagi)

Sebelum pikiran ini mengering dan kering kerontang karena kejadian-kejadian yag datang silih berganti, lebih baik kutulis saja cerita tentang kita ini. Cerita tentang bagaimana usaha kita lulus kuliah KKT Bahasa dan Sastra Indonesia. Cerita ini adalah cerita tentang kita dari saat membuat makalah sampai berlatih simulasi, berharap penampilan kita sempurna tanpa celah. Tapi kita hanya manusia yang tak mungkin tanpa celah, kembali lagi karena kita hanya manusia. Kutulis catatan ini saat subuh kan menjelang, berharap ini akan jadi kenangan kita yang menghabiskan waktu lima bulan bersama. Awalnya ini hanya cerita, namun suatu saat pasti akan menjadi kisah, mungkin sebuah kisah klasik untuk masa depan yang bahagia. 

Inilah kisanya. Terlalu rumit untuk mendefinisikan jenis makalah yang akan kita bahas, satu kepala dengan kepala yang lain akan memiliki hasil pemikiran berbeda. Itulah makalah kita, walaupun sudah ada struktur Tugas Akhir yang harus dibuat, tetapi entahlah kita tidak sama menanggapinya. Banyak tanya dan diskusi kita lakukan tetapi akhirnya dosen pembimbing kitalah yang punya kuasa menetukan jenis makalah kita akan bagaimana. Aku masih ingat bagaimana wajah-wajah kalian sebelum bertemu dosen pembimbing. Ada yang santai, terlalu serius, takut, bahkan ada pula yang acuh tak acuh. Tak perlu disebutkan nama, biarlah itu menjadi rahasia kita. Karena ini cerita kita, dan biarlah hanya kita saja yang tahu. Selain masalah makalah, masalah yang tak kalah rumitnya adalah bertemu dengan dosen pembimbing. Waktu menjadi hal yang sangat berharga. Minggu-minggu itu aku berharap waktu bukan lagi 24 jam, tapi lebih dari itu waktu itu ada 26 jam, 28 jam, atau kalu perlu sekalian saja 30 jam sehari. Mungkin dengan panjangnya waktu akan bisa bertemu dengan dosen pembimbingku. Jarangnya dibimbing harusnya tak menjadi masalah berarti bagi kita, kita bisa berbagi materi, berdiskusi, dan membaca materi. Harusnya ini tidak perlu menjadi alasan kita untuk mengerjakan makalah Tugas Akhir serampangan. Namun kembali lagi, masalah waktu dan rumitnya hal yang akan kita kaji menjadi hal yang tak dapat kita hindari. Setelah makalah jadi, inilah saatnya simulasi. 

Hari Jumat pagi teng pukul 10.00 Waktu Indonesia KKT, sepertinya masih terlalu pagi untuk menemukan peserta KKT di PBSI. Duarrrr, tak seorang pun menampakkan batang hidungnya. Hihihi. Dimana kau Sayang????... (huieeeeerr). Dieng kembali, tak ada. Kecewa, berjalan ke Perpus jurusan, membaca buku di sana. Ternyata ada puisi Remy Sylado, dua buah, sangat tebal sekali. Ku pilih satu, kubuka beberapa halaman, mengantuk, ku tutup lagi. Cukup sampai di sini bersua dengan bang Remy Sylado dalam puisnya. Kembali menghampiri seorang teman. Bertanya lagi, Di mana mereka? Belum ada. Pukul 11.00 masih Waktu Indonesia KKT. Beberapa orang tampak datang namun belum semuanya..ahhh..Ya ya ya..sudahlah. Akhirnya, kembali lagi, mencari novel, ketemu. Kawin Kontrak, disampulnya ada tulisannya penghargaan Remaja apa gitu tahun 2005, sepertinya menarik. Ternyata. don’t judge a book by its cover. Kecewa. 

Setelah beberapa lama tanpa kejelasan waktu diputuskan untuk memulai simulasi pukul 14.00 semoga ini sudah Waktu Indonesia Barat bukan Waktu Indonesia KKT lagi. Semoga. Simulasi hari pertama (Jumat, 3 Mei 2012)  

Happy 
Dimulai dengan pembukaan oleh Happy yang menyampaikan pembelajaran menulis pantun. Hanya ini pantun yang kuingat: “Eh ujan gerimis ajeh Ikan teri diasinin Eh jangan menangis ajeh Bulan syawal mau dikawinin” Hahahha. Sukses. Mbak Nisa Banget. 

 Jun 
Pembelajaran menulis puisi dengan Media lagu. Lagunya lagu cinta semua, ketara banget orangnya lagi jatuh cinta hahah. Peace Juned. Muridnya disuruh menyanyi bersama ( semoga tidak jadi, gurunya saja yang menyanyi) Lancar 

Mawan 
Tentang pembelajaran menyimak dengan menggunakan Visual Mapping Sebagai murid, kita disuruh membuat visual mapping. Bingung. Masih butuh pencerahan. Ogah bikinnnya lama. Kamu aja yang bikin Wan! 

Ita 
Penggunaan media foto pribadi siswa untuk menulis puisi Gampang ngambil fotonya orang-orangnya pada narsis semua, ku rampok fotonya di FB. Aku udah ijin lho teman-teman. Lancar deh 

Ina 
Pokoknya pembelajaran tentang berita ya Na! Ceritanya kita nanti pokoknya disuruh untuk menyebutkan bagian-bagian berita 5W plus 1H, kita juga akan disuruh untuk melihat berit dan mentukan 5W plus 1 Hnya.. Dan lain-lain karena kalau dijelaskan akan bisa panjang kali lebar kali tinggi..semoga cerita ini akan selalu mengingatkan kita bahwa kita pernah bersama atas nama ilmu dan mata kuliah. 

Mei 2012 
-Ie-th@-

Satu Setengah Jam Berharga

Setelah lelah bergelut dengan pikiran, perasaan, dan emosi yang tak kunjung selesai menyiksa diri. Aku memutuskan untuk berkonsultasi atau istilahnya curhat dengan salah seorang sahabat yang selalu mendengarkan juga memberi solusi pada setiap masalah dan pikiran kusutku. Awalnya kami berjanji akan bertemu di Royal. Alasannya, kami sama-sama berada di ujung kota Surabaya, jadi kami memutuskan untuk bertemu di tengah-tengah kota. 

 Setelah berkunjung ke kantor Humas Unesa untuk mendiskusikan tugas buletin, tiba-tiba Hpku berbunyi, segera ku buka sms, ternyata dari sahabatku yang ingin bertemu di depan masjid Unesa saja, yah sudahlah. Padahal rencananya aku mau curhat sekalian jalan-jalan. Setelah berpamitan dengan teman-teman senior staf Humas, maka aku segera meluncur ke lokasi curhat. Wah, aku kaget karena ternyata di depan Masjid Unesa 1 ada sebuah kolam yang sangat indah, nyaman, dan asyik untuk berbincang. Pertanyaanku? Sejak kapan ya Unesa punya kolam seperti ini. Dienggggggggg, padahal aku sering ke kampus Ketintang tapi kok tidak pernah melihat ya. Tepokjidat.com. 

 Setelah bertemu dengan sahabatku, aku tahu alasannya mengapa ia mau bertemu di depan masjid Unesa saja. Ternyata dia hanya punya waktu satu jam dan kalau ke Royal, dia tahu aku akan mengajaknya untuk jalan-jalan daripada untuk curhat hehehe. Setelah membeli snacks dan minuman, maka dimulailah sesi curhatku. Curhat-curhat mengalir dari mulutku dan dengan setia sahabatku mendengarkan berbagai cerita-ceritaku. Setelah aku bercerita, dia pun mulai menceritakan berbagai cerita-cerita tentang hidupnya, Semua kita bicarakan dan diskusikan. Mulai dari kuliah, pekerjaan, sampai tentu saja masalah jodoh. Dengan kata-kata bijaknya, banyak nasehat yang terucap, banyak solusi praktis yang diberikannya padaku. Bedanya ngobrol dengan sahabatku ini dibandingkan dengan yang lain adalah dia mampu memberikan solusi masalahku dari berbagi pertimbangan baik religi, psikologi, ekonomi, maupun sosial. Okay banget deh ngobrol bareng dia. 

Setelah satu setengah jam berlalu kami pun mengakhiri sesi curhat kami. Berjanji akan bertemu lagi suatu saat nanti. Tak lupa saling mendoakan semoga diberikan yang terbaik selalu. Aamiin. Terima kasih sobat, telah meluangkan waktumu yang sangat sibuk untuk mendengarkan berbagai cerita curhatku, terima kasih juga telah memberi solusi dengan berbagi nasehat-nasehatmu. Sampai jumpa, sampai bertemu di sesi curhatku selanjutnya. 

April 2012
 -Ie-th@-

Divortiare



Divortiare, That is novel telling about workaholic banker girl who married a doctor. Because they are so busy with their work, there is no good communication anymore. Then they decide to divorce. Because this novel tells about divorce, the title is divortiare. But now, I’m not in good mood in talking about divorce. In my opinion, divorce is a bad word. So, I don’t want to talk about it right now. I just want to talk about the story that is very interesting. Marrying doctor? Hmmm I ever had that idea when I was in my last semester of my undergraduate. In that time, I liked reading a novel telling about doctors. But, then I just say to my God. God, please give me the best person that is suitable for me, whatever doctor, teacher, entrepreneur, programmer, but not lawyer and police officer. Whatever God chooses, I know that is the best. 

Now, we are back to this idea, one of my friends wants to marry a doctor. I just say to her “Although you want to marry a doctor, u have to be well prepared when your marriage partner is not a doctor. Why do you want to marry a doctor? Just consider it before you have deep ambition in marrying a doctor?” Am I right when saying this? I don’t really know. In the other time, my classmate asked me to find a girl for him. The girl should be from English department, religious, and near from his house. In that time, I just thought “Do you want to look for a wife or an English teacher for you?” Hehhe. Of course, it was just in my mind. I will not say it directly. 

 Back to Divortiare, when two magnets have to different side, they will be so good. Then, if they have the same side, what will happen? They will not able to do what they have to do, right. Sometimes it is a good idea in marrying someone that has the same ability, opinion, hobby, interest, the same other things with us. But sometime it doesn’t work in a marriage. That’s what Ika Natassa wants to say in her novel. Lexy and Beno have the same things in their life. But, because of that, they can’t survive with their marriage. Although they love each other, they have to say that they can’t be in a same umbrella anymore. The point is having the same thing doesn’t mean you can survive with someone. You have to very, very, very understand him like you understand yourself, When U fight with him means you fight to yourself. I give a big, big, and big appreciation to Ika because she is very talented in giving best for her readers. Reading this novel is like watching film from our mind. She invited us to see a divorce from a different side. Divorce is not always about fight, tears, and hurt. But it can be something that remains us, we just human with many weaknesses. That is why, we have to understand other more. Two thumps for her. Hopefully, I can enjoy her first Novel, “A very Yuppy Wedding” as soon as possible. 

-Ie-th@- 
120512