Kamis, 31 Juli 2014

My Sister and Me




Alfanita Zuraida

Wajah-Wajah

Wajah-wajah saya

Wajah-wajah terlelap dalam realita dunia
Wajah-wajah yang mempertontonkan kemunafikan
Menampilkan hal semu
Wajah-wajah palsu
Wajah-wajah dengan topeng tebal yang hanya dapat dibuka Tuhan
Wajah penuh tipu muslihat
Bukan aku

Wajahku, wajah kejujuran walau ada setitik kebohongan
Wajahku, wajah ceria dengan sebutir air mata
Wajahku, wajah  ramah namun penuh dilema
Wajahku, wajah cantik jelita
Hahaha emboh, puisi gak jelas iki.


Geng Arisan

Arum-Novita-Wulan-Liz-Ita-Rini
Pernah punya geng? Saya punya. Percaya tidak percaya kita berteman sudah sejak jaman SMP, bahkan saya dan Liz sudah berteman sejak jaman SD. Geng kita namanya geng Arisan. Mengapa diberi nama geng arisan? Yah kalau kita ngumpul sebulan sekali untuk arisan. Biasanya kita arisan setiap tanggal muda di awal bulan. Kita semua sudah bekerja, jadi arisannya menunggu kita gajian dulu.

Sebenarnya, saya adalah anggota yang paling jarang ikut ngumpul. Kalaupun saya ikut ngumpul, bisa dipastikan saya yang pertama minta ijin pulang dulu. Hahaha. Bukan apa-apa, setiap hari Minggu saya punya kewajiban untuk ngelesi sampai jam 11 siang. Jadi, kadang-kadang saja saya ikut ngumpul. 

Basecamp kita ada di rumahnya Arum karena di sanalah tempat kita paling sering ngumpul. Dari kita berenam siapa yah yang akan menikah duluan? Saya duluan deh hehehe. Aamiin ya Rab.

Alfanita Zuraida

Rabu, 30 Juli 2014

AMECC Family

Buka Puasa. Love it.


Happiness

We always think that happiness comes from someone, from money, or from place we live. But I believe that happiness comes from our self. The way we think about life, how we thank to God for life, and how we connect with people determine the happiness it self. We are happy, whatever the people think about us because we determine our happiness, not them.

My Students in Frame

Students Activities
Second Graders
Hy, we are the great students of ALFA


Happy Ied Mubarok -Part 2-


Picture is taken from poetrysync.blogspot.com

Ramadhan hakikatnya adalah bulan melatih kesabaran. Setelah ramadhan diharapkan kita bisa menjadi pribadi-pribadi  yang lebih sabar. Dan rasanya lebaran ini diri ini sedang diuji kesabaran.

Lebaran dibuka dengan aksi telat bangun. Karena malam takbiran saya habiskan dengan membantu Ibu di toko, saya hampir tak bisa membuka mata saking capeknya pagi harinya. Adik saya yang mencoba membangunkan saya dari bawah dengan teriakan mautnya pun tak mampu membuka mata saya. Tiba-tiba terdengar suara gedoran pintu depan kamar saya. Dan suara itu saya tak mau mendengarnya, suara cempreng adik saya, menyuruh kakaknya yang cantik ini bangun. Saya tetap tak mau bangun. Hahaha.

Ibu saya yang tahu saya tak mau bangun, langsung berteriak dari bawah menyuruh saya bangun. Kalau yang teriak sudah Ibu saya berarti saya harus bangun. Takut jadi anak durhaka tidak mentaati perintah Ibu. Masih ngantuk, turun ke bawah sambil meraba-raba tangga. Sudah di bawah, ada bantal di atas karpet, tidak bisa mengangkat kepala, tidur lagi saking capeknya.

Ibu dan Adik saya sudah siap mau ke masjid, lho..lho..Dan Ibu saya bilang Ita kamu kan nggak sholat, nggak usah ikut ke masjid, bersih-bersih rumah saja. Adik saya langsung ketawa cekikikan dan saya langsung manyun. Padahala rencananya, saya mau ikut ke masjid, walaupun tidak sholat tetap mendengarkan khotbah pak khotib. Ya sudahlah mendengarkan dari rumah saja khotbahnya.

Dan aksi bersi-bersih rumah pun dimulai. Dimulai dengan membersihkan lantai bawah mobil. Mobil harus di singkirkan heheh maksud saya dipindahkan. Saya coba menghidupkan satu kali tidak bisa, dua kali juga tidak bisa, tiga kali, bahkan berkali-kali saya coba tetap tidak bisa. Oh no, saya pasti diomeli gara-gara tidak ngecek mobil kemarin. Yah sudahlah, mau gimana lagi, saya pun membersihkan yang lain. Ingat saat mengerjakan soal. Jangan terlalu fokus mengerjakan soal yang tidak bisa, fokus mengerjakan yang kita bisa. Oye.

Setelah membersihkan rumah, mandi, dan bermaafan, waktu yang ditunggu-tunggu tiba makan hahah. Lupakan mobil yang tidak bisa distater, yang penting makan. Perut kenyang, hati senang. Setelah makan saya baru bilang pada Ibu bahwa mobil tidak bisa distater, untung Alhamdulillah, saya tidak dimarahi. Masak iyah dimarahi waktu lebaran. Akhirnya, Ibu menelfon saudara yang bisa membetulkan mobil.

Ternyata aki habis, mau cari dimana coba aki lebaran-lebaran kayak gini. Akhirnya saya dan sepupu saya yang setia menemani, namanya Hilmi Achmad Fahreza (lambaikan tangan padanya kalau ketemu hahaha) mencari di pom bensin, ternyata tidak ada, setelah putar-putar hampir setengah jam juga tidak ada. Akhirnya, saya menemukan juga di bengkel dekat rel kereta api. Salam sayang buat Ibu-Bapak yang sudah membuka toko di bengkelnya lebaran-lebaran seperti ini. Love. Love. Mmuuuuah.

Setelah diisi aki, ternyata mobil masih tidak mau menyala. Terpaksa didorong keluar. Sepupu saya dan ayahnya yang mendorong keluar. Setelah di luar ternyata mereka butuh tenaga ekstra untuk menyalakan mobil. Hilmi pun memanggil saya, adik saya, dan kakaknya untuk mendorong mobil. Kita bertiga yang sudah dandan cantik dan habis-habisan buat lebaran harus mendorong mobil. Saat mendorong mobil kita masih sempet-sempetnya minta difoto sama Ibu. Tapi Ibu cuma bengong sambil ngeliatin kita bertiga mendorong mobil. Setelah satu jam berusaha akhirnya mobil bisa dinyalakan. Alhamdulillah.

Dan kejadian yang tak kalah seru adalah baju lebaran saya, yang saya pilih dan beli dengan hasil keringat saya sendiri (lebay) bolong di bagian bawahnya karena setlika. Bukan saya yang setlika. Sehari sebelum lebaran Ibu menyuruh orang menyetlika semua baju, dan tam-tam ada sedikit insiden yang beliaunya tidak bilang. Saya tahunya juga saat pakai baju lebaran itu dan saudara saya bilang bahwa baju saya bolong. Oh no. Ada dua hal yang bisa saya lakukan yang pertama marah-marah dan merusak lebaran saya yang kedua bersabar karena baju itu masih bisa diperbaiki. Saya pilih yang kedua.

Ada hikmah yang bisa diambil dari peristiwa tersebut, Allah memberikan masalah tapi Allah juga memberikan solusi atas masalah-masalah itu. Saat mobil mogok, Alhamdulillah ada orang yang menolong. Ketika baju baru bolong kena setlika, Alhamdulillah masih ada baju lain. Allah selalu memberikan yang terbaik kepada hamba-hambaNya. Tergantung bagaimana kita meyikapinya saja. Bagi saya ini salah satu lebaran paling bermakna.

Alfanita Zuraida


Selasa, 29 Juli 2014

Happy Ied Mubarok -Part 1-


First of all, I wanna say happy Ied Mubarok. Taqoballallahu minna wa minkum shiamana wa shiamakum kullu aamin wa antum bikhoir. Please forgive me.

Picture taken from tariqmcom.com

Apalah arti lebaran tatkala iman tak bertambah tebal
Apalah arti lebaran bila ramadhan  hanya sebatas jalan yang berkesudahan

Seseorang yang bisa menjalani ramadhan dengan niat ikhlas hanya karena Allah, mengharap ridho Allah, mampu menahan nafsu dan godaan di bulan mulia itu barulah ia memperoleh kemenangan sejati. Apa artinya lebaran bermewah-mewahan, baju baru yang lebih dari satu, makanan berupa-rupa warna tapi sejatinya tak mampu menahan hati, nafsu, dan godaan dibulan mulia itu.

Kemenangan sejati diawali dengan sebuah pertarungan diri melawan segala sesuatu yang membatalkan dan mengurangi pahala. Dimulai pada 1 ramadhan dan berakhir sebulan kemudian. Hati tak akan pernah bisa dibohongi menjelang 1 Syawal ketika takbir berkumandang. 

Hati-hati yang tenang dan puas adalah milik orang-orang yang bisa mengatur dirinya untuk berniat dan beribadah ikhlas hanya untuk Allah, menjaga dirinya dari hal-hal yang dilarang ketika ramadhan. Hati-hati yang cemas dan gelisah, takut tak sampai pada ramadhan selanjutnya adalah milik orang yang menyia-nyiakan datangnya bulan ramadhan. Mereka lalai akan datangnya bulan suci yang telah pergi.

Namun ada juga orang yang tak peduli, tak peduli bulan mulia atau bukan, semua diterabas saja, hatinya tak merasa apa apa. Di bulan mulia tak ikut berpuasa apalagi tarawih bersama. Mereka adalah orang-orang yang merugi, di dunia dan akhirat. Di dunia, tak dapat berkahnya ramadahan, di akhirat mungkin tak mendapatkan rahmatNya. Semoga kita bukan termasuk golongan ini.

Semoga kita termasuk orang-orang yang puas, lega, dan bahagia atas apa yang kita lakukan dalam bulan mulia dan menanti datangnya bulan mulia itu tahun depan. Semoga Allah memanjangankan umur kita semua. menjadikan kita  sebagai hambaNya yang lebih bertqwa. Aamiin ya Rab.


Alfanita Zuraida

Potluck, Why Not?


Picture was taken from mitsloansos.mit.edu.
Potluck is a gathering of people where each people brings food to be shared with others. Potluck is a method that is usually used by a community, especially religious community when having an event. In potluck, every members will contribute a dish of food prepared by each community members.

The history of potluck appears in 16th century. The word of 'potluck' was introduced by Thomas Nashe that meant a food provided by unexpected or uninvited guest. In the 19th century or early 20th century, the sense of commnunal meal where guests bring their own food appeared in Western North America..
 
To the Irish (Poland people), a potluck was a meal with no particular menu. Everyone just brought some food to be shared with others. The term came from a time when groups of Irish women would gather together and cook dinner. They only had one pot so they cooked the meal together with whatever ingredients they had that day.

Nowadays. potluck has been a habit to simplify the meal planning. It is also used to give the comunity members an opportunity to contribute something to the community. It also strength the relationsip among the community members. 

In Indonesia, some commnunities who will held a gathering with their member use this method, especially in some religious community. Potluck is a good way to reduce the cost that should be spent by the host. It also entertains the members. Let say that there are thirty members of a community and everyone brings the different food so there are thirty different food they have to be eaten. It is so nice to the comunity member to taste different food.

Few weeks ago, in Ramadhan month, I also had an expirience about potluck. A private elementary school where I teach held an event related with fasting month. We had a dinner at school and everyone brought some traditional cakes.i could taste some food brought by my friends. I was so happy and my tummy too.


Alfanita Zuraida