Yang muda yang jadi pekerja, itu sudah biasa. Yang muda yang berwirausaha itu sedikit luar biasa. Namun bagaimana dengan yang muda yang pekerja dan berwirausaha? “Wah, itu mungkin baru luar biasa.” kata salah satu kakak angkatan saya yang sekarang jadi dosen sekaligus wirausaha. Jadi kaum muda harus dinikmati dengan berbagai cara yang benar tentunya karena kaum muda terkenal dengan semangat, kreativitas, dan berbagai inovasinya. Jadi kaum muda harus tetap selalu gigih berusaha. Bicara tentang kaum muda yang bekerja dan berwirausaha, saya terinspirasi sebuah buku yang saya lupa siapa pengarang dan apa judul bukunya, dalam buku tersebut sang penulis bercerita bahwa untuk membiayai usaha yang sedang dirintisnya, beliau menjadi pekerja lebih dahulu. Beliau menjadi guru les privat berbagai mata pelajaran. Dari rumah ke rumah murid les privatnya inilah dia mendapatkan uang untuk membiayai usahanya. Akhirnya dengan tekad dan usaha yang tak kenal lelah beliau berhasil dengan usahanya.
Dari cerita tersebut mungkin satu hal yang perlu dipikirkan ketika memulai sebuah usaha adalah modal. Mungkin bagi mereka yang fresh graduate, modal menjadi kendala utama untuk memulai usaha. Mungkin sebelum memulai usaha anda perlu menjadi pekerja terlebih dahulu. Kalau tidak sabar dan ingin segera memulai usaha anda juga bisa meminjam modal tersebut kepada keluarga dekat. Awal usaha, menurut saya sangat riskan sekali bila meminjam uang kepada bank, selain berbunga kita juga tidak tahu bagaimana usaha perdana kita, apakah akan menuai sukses besar atau sebaliknya. Jadi untuk menghindari resiko tersebut kita bisa mengakalinya dengan meminjam modal pada keluarga dekat, selain bisa dicicil tentu saja pinjam modal pada keluarga dekat tidak berbunga.
Setelah mendapatkan modal kita harus memikirkan jenis usaha yang tepat untuk kita. Kita harus bisa mencari peluang dalam kehidupan. Cobalah cari celah usaha apa yang belum ada di daerah tempat tinggal kita. Usaha yang belum banyak orang yang menjalankannya. Atau kalau memang sudah ada cari kelemahan usaha yang sudah ada, tiru dan modifikasi. Jangan lupa lihat juga prospek usaha itu apakah ada kemungkinan berkembang atau hanya tetap saja dari waktu ke waktu. Misalnya usaha counter, mungkin beberapa tahun yang lalu usaha ini tidak banyak dilirik orang, namun seiring berkembangnya teknologi komunikasi yang memudahkan manusia dan menjadi hal penting bagi manusia untuk memudahkan komunikasi, maka handphone pun menjadi hal wajib. Nah, di sinilah karena handphone membutuhkan pulsa so usaha ini bisa memiliki peluang yang bagus. Intinya, kita harus smart dalam menilai prospek usaha karena akan mempengaruhi usaha kita kedepannya nanti. Jangan sampai kita memilih usaha yang jarang orang menjalankannya, namun prospek kedepannya tidak sesuai dengan harapan kita. Jadi, pandai-pandailah memilih jenis usaha.
Setelah menemukan usaha yang tepat, buat analisis SWOT. Menurut Wikipedia, analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru. So, sebelum memulai usaha tidak ada salahnya kita menganalis usaha kita berdasarkan analisis Albert Humphrey ini.
Usaha laris pasti ada ciri khasnya, begitulah kira-kira kata orang tua. Jadi, kita harus pandai-pandai membuat usaha kita special, lain dari yang lain. Kalau semua bakso bentuknya bulat atau kotak, kita bisa membuat bakso berbentuk love (seperti baksonya mas Azzam di “Ketika Cinta Bertasbih”). ‘Kespesialan’ usaha kita juga bisa berasal dari nama yang dipilih, kalau hanya nama rawon Bu ini atau Bu itu sepertinya sudah biasa tapi dengan “Rawon Setan” orang pasti akan penasaran dan mencobanya. Begitu juga dengan Es Poncong, Es Kuntilanak, dan segala macam jenis es bernama aneh lain. Karena nmanya yang special inilah yang membuat orang ingin mencobanya. Jangan lupa lokasi strategis juga merupakan salah satu yang membuat usaha kita special walaupun bukan yang utama, karena bisa saja usaha kita tidak berada di lokasi yang strategis tapi banyak orang yang mencarinya. Namun, bila kita memulai usaha, ada baiknya kita memilih lokasi yang strategis, karena bukan tidak mungkin lokasi yang strategis membuat orang cepat mengenal usaha kita.
Pembeli atau konsumen adalah raja. Karena pembeli atau konsumen adalah raja maka perlakukan mereka sedemikian rupa sehingga mereka bisa membantu kelancaran usaha kita. Jangan pernah remehkan konsumen kita. Beri sikap ramah dan senyum kita ketika menghadapi mereka. Bila mereka telah menjadi pelanggan kita, yakinlah mereka tidak akan melirik tempat lain walaupun mungkin usaha itu kualitasnya lebih bagus dari pada usaha kita. Anak-anak SD yang belajar di Bimbel kita adalah konsumen kita, perlakukan konsumen-konsumen kecil ini dengan baik karena walaupun mereka kecil dan terlihat belum mengerti apa-apa tetapi mereka bisa merasakan pelayanan yang kita berikan. Bila anda berdagang jangan lupa bersikap ramah, tebarkan senyum dan kata-kata indah. Jangan sampai usaha anda sudah bagus namun ditinggalkan konsumen karena pelayanan yang kurang memuaskan.
Terakhir adalah jujur, berdoa, dan beramal. Orang jujur disayang Tuhan, begitulah kira-kira motto yang harus dipegang oleh para penguasaha pemula. Bila Tuhan sudah sayang pada kita apa yang tidak diberikan olehNya pada kita. Kejujurann adalah harga mati yang tidak bisa ditawar. Percayalah, dengan kejujuran pelanggan akan tetap datang karena mereka merasa puas dengan apa yang kita berikan. Jangan berkata bagus bila barang yang ditawarkan kualitasnya di bawah rata-rata dan jangan pula mengurangi timbangan. Yang tidak kalah pentingnya adalah berdoa. Panjatkan doa untuk kelancaran usaha disetiap do’a kita. Ingat “we do the bes,t let God do the rest”. Yang terakhir adalah beramal. Ingat ada hak orang lain dalam setiap harta kita. Jadi, ketika merintis usaha, sisihkan harta kita untuk beramal berapapun itu. Semoga dengan beramal, usaha kita tidak hanya mendapatkan untung tetapi juga barokah.
So, buat kamu yang merasa muda. Jangan bermuram durja karena belum ada pekerjaan yang menyapa, marilah kita berwirausaha, mungkin ada rejeki kita di sana.
NB: Iseng-iseng nulis semoga bermanfaat ya Prends..………
Yang sedang mencoba berwirausaha
October-November 2011
Ie-th@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar