Rabu, 06 November 2013

Kisah Anak Hilang di Monas

Picture taken from: tribunews.com


Kemarin saya melihat Hitam Putih yang menghadirkan Alma dan Pak Jaja sebagai bintang tamunya. Mungkin tak banyak orang yang tahu siapa Alma dan Pak Jaja. Alma adalah anak yang hilang di Monas dan Pak Jaja adalah orang yang merawat Alma selama hilang empat hari di Monas. Saya pribadi merasa terkesan dengan hilangnya anak berambut keriting ini di Monas. Pasalnya, kasus yang bukan pertama kali di Indonesia ini banyak menyita perhatian media dan jejaring sosial. Mungkin kasus kehilangan anak banyak ditemui, namun ada yang menarik dengan kasus hilangnya Alma ini.

Yang pertama, adalah kisah persahabatan si anak hilang dan anak penyewa sepeda di Monas. Suci, si anak penyewa sepeda yang selalu ceria menjadi sahabat Alma selama hilang empat hari di Monas. Suci yang membantu ayahnya menyewakan tikar seharga Rp 6000 memberikan setengah penghasilannya pada Alma untuk jajan. Tak berhenti di situ, anak hitam manis ini juga mengajari Alma bermain sepeda. Alma yang pada saat hilang tidak bisa naik sepeda, akhirnya pulang dengan satu pencapaian, bisa naik sepeda. Pada zaman seperti ini, tak banyak anak yang berhati dan berperilaku seperti Suci. Banyak anak yang tidak peduli akan kesulitan orang lain. Entah mengapa. Mungkin Suci dilahirkan dan dibesarkan dengan pemahaman akan kepedulian terhadap orang lain.

Yang kedua adalah ketulusan Pak Jaja dalam menjaga Alma selama hilang. Pribadi Pak Jaja yang saya tangkap selama satu jam perbincangan dengan Dedy Corbuzier adalah baik, suka menolong, ramah, namun lugu. Mungkin keluguannya inilah yang membuat penyewa sepeda di kawasan Monas ini tidak melaporkan hilangnya Alma ke pihak yang berwajib walaupun telah hilang selama empat hari, bahkan ketika ada teman ayah Alma yang ingin mengantarkan Alma pulang, Pak Jaja tidak mengijinkan, takut Alma tidak bersama orang yang tepat. Banyak orang bila mungkin menjadi Pak Jaja juga tidak akan memedulikan seorang anak kecil yang sendirian di Monas. Tidak itu saja, sebagai penyewa sepeda, mungkin orang lain yang bukan Pak Jaja tidak akan mau memberi makan dan minum pada orang lain selain keluarganya karena kecilnya penghasilan. Lebih dari itu, kalau itu adalah orang lain, saya tidak bisa membayangkan mungkin Alma kecil sudah disekap, kemudian meminta uang sebesar mungkin pada keluarganya.  Namun untunglah, Alma bersama Pak Jaja yang walaupun tak bisa memberi makan yang layak pada Alma, namun masih memiliki kepedulian terhadapnya.

Yang terakhir adalah kedatangan sang malaikat baik hati yang bernama Bu Nia. Kalau ditelusuri tenyata Bu Nia ini tidak memiliki hubungan apapun dengan Alma dan keluarganya. Bu Nia hanyalah seorang wanita yang kebetulan tahu kasus hilangnya Alma di Monas melalui jejaring sosial kemudian mendengar siaran radio dengan Ayah Alma sebagai narasumbernya yang menyatakan bahwa Alma masih belum ditemukan. Dengan kesadarannya, ia dan suaminya mencari Alma di Monas seusai pulang kerja. Berbekal foto, ia akhirnya dapat menemukan Alma di Monas. Alma yang sedang bersepeda dengan Suci akhirnya bertemu dengan Bu Nia yang kemudia menelfon ayah Alma. Bayangkan keluarga Alma mencari Alma di tempat yang sama beberapa kali tetapi tidak menemukan Alma, sedangkan Bu Nia dengan penuh ketulusan mencari Alma sekali dan menemukan Alma, si anak hilang di Monas. Benar-benar sebuah kebetulan yang ajaib. Begitulah cara Tuhan menunjukkan kuasaNya.

Saya tidak mendalami kasus ini secara terus-menerus, hanya melihat di Hitam Putih dan beberapa kali meyaksikan beritanya di televisi. Namun saya yakin ada hikmah yang bisa kita petik dalam kasus ini yaitu selalu memantau anak yang berada dalam tanggung jawab kita ketika bepergian dan segera melaporkan ke pos polisi bila menemukan anak yang hilang di tempat umum. Akhirnya mungkin kita harus menjadi pribadi-pribadi sebaik Suci, Pak Jaja, dan Bu Nia. Pribadi-pribadi yang memedulikan orang lain dan tulius ikhlas membantu sesama. Semoga.

Alfanita Zuraida

Minggu, 03 November 2013

Cara Membuat Bimbel Bahasa Inggris




Selama ini saya dibanjiri banyak pertanyaan tentang bagaimana membuat Bimbel Bahasa Inggris yang berijin. Beberapa teman dari alumni Bahasa Inggris banyak juga yang ingin membuat Bimbel, tapi masih belum tahu bagaimana cara memulai. Karena itu, saya menulis ini, sekedar untuk berbagi dengan teman-teman yang juga ingin membuat Bimbel Bahasa Inggris.

Awal Pembukaan

Saya membuka Bimbel pada akhir 2010 tepatnya bulan November, satu bulan setelah saya diwisuda. Sebenarnya, saya sudah merencanakan ini jauh sebelum saya lulus kuliah tapi baru bisa terealisasi ketika saya sudah lulus kuliah. Awalnya tentu saja harus menentukan konsep. Tentukan SWOT (Strenght, Weaknesses, Opportunity, and Threat) dari usaha yang akan kita jalani. Saya tahu SWOT ini ketika masih kuliah, diajari teman saya saat menjadi reporter di Humas Unesa. Setelah saya search, ternyata SWOT ini bisa juga digunakan dalam memulai usaha.

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.

Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru. Jadi, sebelum memulai usaha saya segera menganalis usaha berdasarkan analisis Albert Humphrey ini.

Berdasarkan hasil Analisis yang saya lakukan. Strenght dari Bimbel bahasa Inggris saya adalah  berlokasi strategis di dekat jalan raya yang banyak dilalui oleh orang, dekat dengan banyak sekolah (SDN Cerme Lor, SD Darussalam, SMP Darussalam, SMP Darussalam, SMA-SMK Darussalam, SMP 1 dan 2 Cerme, SMAN 1 Cerme, SMKN 1 Cerme, banyak  SD negeri, dan beberapa TK), dan masih jarang bimbingan belajar yang mengkhususkan pada mata pelajaran bahasa Inggris. Weaknesses dari Bimbel saya adalah hanya melayani Bahasa Inggris, dan tidak melayani bimbingan belajar mata pelajaran yang lain. Opportunitynya adalah banyak anak yang membutuhkan Bahasa Inggris sekedar untuk bisa berkomunikasi, masuk kelas unggulan, lulus TOEFL, atau masuk perguruan tinggi. Banyak guru mata pelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar dan sekolah menengah yang juga membuat bimbingan belajar bahasa Inggris untuk siswanya adalah threat yang harus saya cari solusinya.

Dari SWOT yang  telah saya analisis dapat saya simpulkan bahwa Bimbel Bahasa Inggris saya memiliki prospek yang bagus ke depannya. Untuk mengatasi weaknesses, mungkin saya nanti bisa menambahkan mata pelajaran yang lain. Untuk mengatasi threatnya, saya akan menggunakan metode yang berbeda dengan yang digunakan oleh guru mata pelajaran bahasa Inggris lain. Kalau guru lebih menekankan pada pengetahuan berbahasa Inggris, saya lebih menekankan pada komunikasi namun juga tidak mengabaikan pengetahuannya.

Proses Mendirikan Bimbel

Setelah kita menganalisis  SWOT,  sekarang adalah saatnya untuk melakukan realisasi dari rencana kita. Yang pertama tentu saja adalah menyusun visi dan misi serta tujuan Bimbel. Untuk penjelasan visi dan misi serta tujuan berikut ini adalah pemaparan salah satu teman saya, Bayu Dwi Nurwicaksono:

Yang namanya visi suatu lembaga itu hanya ada satu. Contoh: Visi UPI "Menjadi Universitas Unggul dan Pelopor" Misinya: 1. Menyelenggarakan pendidikan untuk menyiapkan tenaga pendidik profesional dan tenaga profesional lainnya yang berdaya saing global, 2. Mengembangkan teori-teori pendidikan dan keilmuan lain yang inovatif serta penerapnnya untuk menjadi landasan dalam penetapan kebijakan pendidikan nasional, 3. Menyelenggarakan layanan pengabdian kepada masyarakat secara profesional dalam rangka ikut serta memecahkan masalah nasional dalam bidang pendidikan, politik, ekonomi, sosial, budaya, 4. Menyelenggarakan pendidikan bertaraf internasional melalui pengembangan dan pengokohan jejaring dan kemitraan dengan berbagai perguruan tinggi dan lembaga pada tingkat nasional, regional, dan internasional.

Tujuannya: 1. Membina dan mengembangkan mahasiswa untuk menjadi ilmuwan, tenga pendidik, tenaga kependidikan, dan tenaga profesional lain yang beriman, bertaqwa, profesional, berkompetensi tinggi, dan berwawasan kebangsaan, 2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, olahraga, seni, dan budaya, 3. Mendukung pengembangan kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya dengan pendidikan berperan sebagai kekuatan moral yang mandiri, 4. Mendukung pengembangan masyarakat yang religius, demokratis, cinta damai, cinta ilmu, dan bermartabat.
Nah, dari contoh rincian visi, misi, dan tujuan tersebut dapat disintesis bahwa yang namanya visi suatu lembaga itu hanya ada satu, lalu jumlah tujuan harus sama dengan jumlah misinya sebab antara misi poin satu dengan tujuan poin satu ada hubungannya, begitu pula pada poin-poin berikutnya”. Sudah punya gambaran kan dalam penentuan visi, misi, dan tujuan Bimbel?

Setelah melengkapi visi dan misi serta tujuan, selanjutnya adalah melengkapi sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana terdiri dari kelas, meja lipat, papan tulis, gambar-gambar, ATK, dan lainnya. Untuk kelas, usahakan membuat kelas yang sesuai dengan dunia dan usia anak. Penataan kelas sangat penting dalam proses belajar-mengajar. Jadikan kelas sebagai ruang yang nyaman bagi anak. Berikan warna cerah pada kelas, hiasi dengan gambar-gambar, dan sediakan papan untuk memajang hasil kreasi anak. Kelas yang nyaman akan membuat anak betah untuk belajar bersama kita.

Untuk meja, saya lebih suka untuk menggunakan meja lipat kecil. Ada beberapa alasan mengapa saya lebih suka meja lipat kecil yang mungkin harganya tidak sampai Rp 35.000 per biji:
1.      lebih murah, dibandingkan dengan meja dan kursi duduk yang harganya mencapai Rp 100.000
2.      tidak memakan tempat
3.    dalam aktifitas pembelajaran individu, berpasangan, atau berkelompok, anak lebih mudah untuk berpindah tempat.

Untuk papan tulis, beli saja papan tulis kecil, selain harganya lebih murah, dalam Bahasa Inggris kita juga tidak perlu menuliskan banyak catatan karena inti pembelajaran bahasa Inggris adalah bagaimana anak dapat berkomunikasi dalam bahasa internasional itu, bukan memindahkan pengetahuan dari catatan papan tulis ke buku tulis anak. Jadi papan tulis kecil menurut saya pribadi lebih effisien, harganya terjangkau, dan tidak memakan tempat.

Di dalam kelas gambar sangat berguna bagi aktifitas pembelajaran, gambar dapat membantu anak-anak untuk menghafalkan vocabulary baru. Gambar-gambar di dalam kelas juga membuat suasana kelas lebih ceria. Penggunaan gambar di dalam kelas juga lebih bermakna dari pada tidak ada atau hanya dalam bentuk kata-kata. A picture speaks more that thousand words. Dalam pembelian ATK, kita bisa membeli ATK secara grosir daripada eceran karena tentu saja harganya lebih murah.

Masa Promosi

Masa promosi dilakukan setelah bimbel bahasa Inggris kita telah siap dalam menerima murid. Sebelumnya, jangan lupa untuk mempersiapkan formulir pendaftaran, buku tamu, buku administrasi, dan keperluan yang lain. Kalau pendaftaran mau lebih menarik, mungkin bisa disiasati dengan memberikan pin, tempat pensil, atau tas bergambar logo Bimbel kita.  Ada beberapa cara promosi yang dapat kita lakukan yaitu:

1.      Door  to door
Door to door kita lakukan supaya masyarakat mengetahui ada Bimbel baru yang mungkin bisa dijadikan rujukan untuk memberikan tambahan pelajaran pada anak mereka. Saat door to door, kita bisa menjelaskan kelebihan Bimbel kita baik dari segi metode, modul, dan biaya.

2.      Getok Tular
Getok tular atau promosi dari mulut ke mulut ini mungkin yang paling efektif karena orang Indonesia biasanya lebih percaya pada rekomendasi orang lain. Sampaikan pada keluarga dan tetangga bahwa kita memiliki Bimbel Bahasa Inggris baru dengan metode dan modul menarik serta biaya yang terjangkau. Sampaikan juga pada mereka untuk meneruskan info-info tersebut kepada orang lain.

3.      Banner
Sebenarnya promosi dengan menggunakan banner sebelum Bimbel memunyai ijin dari Diknas setempat adalah hal yang terlarang. Namun, sepertinya mungkin ini harus dilakukan karena promosi dengan banner di jalan-jalan dan pohon-pohon akan lebih efektif dalam menarik orang untuk mengetahui lebih lanjut tentang Bimbel yang baru kita dirikan. Yang perlu diingat, bila banner kita letakkan bukan di tempat umum (seperti di depan rumah orang), kita harus minta ijin terlebih dahulu kepada yang bersangkutan.

4.      Jejaring Sosial
Promosi dengan jejaring sosial bisa menjadi promosi yang efektif di beberapa tempat namun tidak efektif di tempat lain. Bagi saya pribadi, jejaring sosial tidak begitu efektif dalam menarik perhatian orang untuk bergabung. Kalau boleh saya bilang, promosi dengan jejaring sosial ini yang paling tidak efektif di sekitar tempat tinggal saya dibandingkan dengan tiga cara promosi sebelumnya.

Masa ini adalah masa-masa dimana kita harus menunjukkan pada masyarakat bahwa bahwa Bimbel kita mungkin bisa untuk “dilirik” bila ingin memberikan tambahan les bahasa Inggris untuk anak mereka. Kalau ingin lebih cepat dapat murid, saya sarankan untuk memberikan free class beberapa kali pertemuan. Harganya pun mungkin sedikit lebih rendah dibandingkan harga pasaran, namun jangan sampai terlalu rendah. Intinya jangan terlalu mahal, namun juga jangan terlalu murah. Selain itu tetap tunjukkan bahwa mutu Bimbel kita pun tak kalah dari Bimbel yang telah sukses dipasaran.

Proses Perijinan

Awalnya saya mengira proses perijinan akan sangat rumit, namun ternyata perijinan untuk untuk mendirian Bimbel ini lumayan mudah. Hal yang perlu kita lakukan pertama kali adalah ke Diknas kecamatan dan menemui petugas di bidang Pendidikan Nonformal (PNF). Setelah itu kita tanyakan hal-hal apa saja yang perlu kita siapkan ketika ingin membuka Bimbel Bahasa Inggris. Mungkin antara satu kecamatan dengan kecamatan yang lain berbeda. Menurut pengalaman saya ada beberapa syarat ketika pertama kali mendirikan Bimbel Bahasa Inggris yaitu:

1.      Memiliki murid minimal 30 orang
Kalau belum memiliki murid 30 orang, saya sarankan untuk lebih giat melakukan promosi atau menggratiskan beberapa anak untuk belajar di Bimbel kita. Jangan lupa untuk meminta data anak dalam setiap penerimaan murid baru karena dalam proses perijinan, data ini akan diminta oleh petugas terkait.

2.      Memiliki tempat, sarana, dan prasarana  yang memadai
Tempat, sarana, dan prasarana adalah salah satu hal yang harus kita perhatikan karena ini adalah syarat yang penting juga sedikit berat. Tiga hal ini akan dinilai dalam proses penilaian untuk mendapatkan ijin.

3.      Memiliki administrasi yang lengkap
Administrasi ini terdiri dari buku tamu dan buku induk siswa. Buku Induk siswa harus sudah diisi berdasarkan data siswa, jangan lupa juga untuk mencantumkan foto siswa.

Setelah persyaratan terpenuhi, biasanya petugas akan memberikan dokumen-dokumen yang perlu diisi dan dilengkapi. Dokumen-doukumen ini dikumpulkan ke Diknas kecamatan. Diknas kecamatanlah yang akan menyerahkan dokumen-dokumen itu pada Diknas kabupaten. Setelah dokumen dinilai lengkap, para penilik dari Diknas kabupaten akan datang ke Bimbel kita untuk menilai apakah Bimbel kita layak mendapatkan ijin atau tidak. Bila semua sudah lengkap, maka sertifikat Bimbel yang berisi foto kita, sebagai pemilik Bimbel akan dikeluarkan oleh Diknas kabupaten. Kita bisa mengambil sertifikat ini di Diknas kecamatan. Ini hanya sekedar pengalaman saya tahun 2011 ketika mendaftarkan Bimbel saya. Mungkin tahun ini ada yang berubah, lebih jelasnya silakan menghubungi Diknas kecamatan di daerah masing-masing dan tanyakan bagimana proses perijinan dalam pembuatan Bimbel.

Sedekah Usaha

Ada hak orang lain dalam setiap harta yang kita miliki, begitu pula ada hak orang lain dalam uang hasil usaha Bimbel kita. Jadi, selalu sisihkan uang kita untuk orang lain yang membutuhkan. Setiap bulan, ambilah berapa persen dari uang hasil Bimbel kita untuk disedekahkan, ingatlah bahwa menyedekahkan harta tidak akan mengurangi harta tapi malah menambah harta. Misalnya kita punya uang Rp100.000, kita sedekahkan Rp10.000 maka hasilnya bukan Rp90.000 dengan rumus Rp100.000-Rp10.000 tetapi uang kita akan menjadi Rp 190.000 dengan rumus Rp100.000-Rp10.000+Rp100.000. Setiap sedekah yang kita keluarkan akan dilipatgandakan sepuluh kali oleh Allah SWT.

Mungkin hasil yang kita terima dari hasil usaha bukan hanya materi tetapi lebih dari itu mungkin diberikan kesehatan, kelancaran, dan kedamaian hati. Kita juga bisa membebaskan biaya SPP pada anak-anak yatim atau yatim piatu yang ada di sekitar kita. Pasti kita ingin berbuat sesuatu untuk orang lain walaupun kecil, sebagai guru mungkin ini adalah salah satu yang dapat kita berikan untuk bekal masa depan mereka. Semoga tulisan saya tentang sedekah ini tidak salah, karena ini hanya berdasarkan pengalaman dan sedikit ilmu yang saya miliki. Maklum, saya bukan bu ustazah hehehhe.

Ketika menuliskan pengalaman ini saya juga masih meraba-raba tentang bagaimana mempertahankan mutu Bimbel supaya jumlah murid stabil sehingga segala masalah administrasi menjadi lancar. Saya juga masih mengira-ngira bagaimana strategi promosi selanjutnya. Saya menulis ini bukan berarti bahwa Bimbel saya sudah sangat sukses. Tidak sama sekali meskipun saya selalu berharap begitu hehe, bimbel yang saya rintis menjadi sukses sekali. Walaupun begitu saya percaya bahwa sharing is caring. Saya menulis ini karena saya peduli pada teman-teman yang ingin membuat Bimbel. Saya menulis ini karena saya peduli pada nasib pendidikan anak-anak Indonesia

Saya percaya bahwa kadang-kadang anak-anak sukses berbahasa Inggris bukan diajari di sekolah tapi di Bimbel atau kursusan. Jadi untuk teman-teman yang ingin membuat Bimbel bahasa Inggris niatkan untuk membantu anak-anak agar bisa berkomunikasi dengan bahasa Inggris, InsyaAllah yang lain akan datang kepada kita dengan caraNya. Selamat membuat Bimbel Bahasa Inggris teman-teman alumni Bahasa Inggris Unesa. Semoga sukses untuk kita semua.

Alfanita Zuraida

Sabtu, 02 November 2013

Oleh-Oleh LDKS


 
Picture taken from:www.insancendekiamandiri.sch.id
Selama tiga hari saya ditugaskan oleh sekolah untuk mendampingi anak-anak SMP di tempat saya mengajar untuk menjalani Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS). Acara ini merupakan LDKS gabungan antara sekolah saya yang notabenya swasta dan salah satu SMP negeri di Menganti. Hal ini karena kepala sekolah di tempat saya mengajar juga merupakan guru di SMP negeri tersebut. Jadi, untuk menekan biaya, jadilah LDKS tahun ini kami bergabung dengan sekolah lain. Kepala sekolah mengharapkan dengan LDKS gabungan ini, kami, para pembina OSIS dapat belajar bagaimana cara mengatur kegiatan LDKS untuk selanjutnya, bila memungkinkan, kami dapat melaksanakan kegiatan LDKS sendiri, tanpa bergabung dengan sekolah lain. Dalam penugasan LDKS pertama saya ini, saya belajar banyak hal yang bermanfaat, baik bagi diri saya atau orang lain. Tak rugi rasanya badan capek-capek beberapa hari dibanding hasil, semangat, dan perubahan yang saya dapatkan dari LDKS ini.

Kerennya Kelas Motivasi

Saya sudah sering membaca buku-buku motivasi ketika saya mulai masuk kuliah. Saya sering meminjam buku di sebuah perpustakaan Islam, namanya “Rumah Matahari. Dari buku-buku tersebut, saya belajar bagaimana melejitkan potensi diri untuk meraih prestasi. Saya juga sering mengikuti pelatihan-pelatihan motivasi sekedar untuk memotivasi diri sendiri untuk menjadi lebih baik. Dari buku-buku dan pelatihan-pelatihan itu saya mulai membenahi diri, membuat rencana dan target hidup. Jauh sebelum saya tahu video motivasi seorang mahasiswa IPB, saya ingat-ingat ternyata awal semester saya sudah pernah membuat target tertulis hehehe. Entah dimana target-target itu sekarang.

Setelah menjadi guru, saya ternyata bukan hanya dituntut untuk memotivasi diri sendiri, tetapi juga tentu saja murid-murid saya. Bagi saya pribadi, memotivasi diri saya sendiri lebih mudah dari pada memotivasi murid-murid saya. Tak ada yang mengerti pikiran orang lain, entah apa juga yang ada dalam pikiran murid-murid saya. Yang jelas, mereka mungkin masih belum mengerti bagaimana masa depan mereka kelak. Hari ini saja kompetisi semakin ketat, dimana-mana orang-orang yang memunyai skilllah yang dibutuhkan. Saya tidak tahu apa jadinya bila anak-anak ini hanya tahu gaul ke sana kemari, pacaran, dan hura-hura. Semoga suatu saat mereka sadar kalau mereka tidak berusaha sekarang, mereka akan dipaksa bekerja keras di waktu yang akan datang. Mungkin belajar memang melelahkan, tapi masa depan jauh lebih melelahkan bila tidak belajar sekarang.

Dalam LDKS ini, banyak motivasi-motivasi yang diberikan oleh trainer untuk memotivasi anak-anak dalam berorganisasi dan menjadi pemimpin, khususnya untuk memimpin diri mereka sendiri sebelum memimpin dan dipimpin oleh orang lain. Motivasi-motivasi itu disampaikan trainer dalam bentuk video dan powerpoint yang dikemas secara menarik, apalagi cara sang trainer membawakan materi motivasi keren deh pokoknya. Oh ya, trainer ini adalah salah satu guru SMP Negeri. Kelihatan sekali beliau sudah sering ikut seminar motivasi karena ada banyak video yang pernah saya lihat dalam seminar dan training motivasi yang beliau tampilkan untuk anak-anak. Mungkin selain menariknya materi, pembawaan sang trainer yang santai, menyenangkan tapi tetap serius juga membuat anak-anak betah berlama-lama. Saya kepikiran, kapan yah saya bisa menjadi seperti beliau.

Banyak materi motivasi yang diberikan untuk anak-anak antara lain the power of words, dimana kata-kata positif dapat memberikan perubahan yang baik dalam hidup kita. Dalam aplikasi pelatihan ini, setiap orang harus mengucapkan kata-kata positif setiap hari sehingga alam bawah sadarnya akan terbiasa. Intinya apa yang kita inginkan harus kita katakan. Selain itu, ada juga materi tentang penggunaan otak kanan yang ternyata lebih berperan dalam penentuan kesuksesan seseorang (bukan berarti otak kiri tidak berperan apa-apa), selalu fokus dengan apa yang kita kerjakan, patuh pada orang tua terutama Ibu, dan banyak materi lain. Semua anak mengikuti materi dengan antusias tanpa rasa bosan sama sekali. Trainer juga selalu meyelipi kata-kata, video, atau powerpoint tentang motivasi sebelum, ditengah, atau sesudah materi LDKS yang diperuntukkan bagi anggota OSIS ini. Anak-anak kelihatan sekali sangat menilkmati apa yang disajikan oleh sang trainer.

Banyak Belajar

Seperti yang saya ceritakan di awal, tidak ada ruginya ikut LDKS gabungan ini, banyak hal yang saya pelajari, tak pedulilah badan capek-capek hingga saya pijit-pijit sendiri dengan menggunakan krim pijat. Yang terpenting, saya dapat ilmu banyak yang nantinya dapat saya pergunakan dan amalkan. Dari LDKS ini, saya jadi lebih memahami bahwa LDKS tidak harus seperti militer. Pembentukan karakter tidak harus selalu dengan pemaksaan kedisiplinan. Karakter itu berasal dari dalam diri, karena itu untuk menjadikan anak berkarakter baik caranya adalah menumbuhkan karakter itu. 

Karakter juga tidak bisa dibentuk satu dua hari, perlu waktu juga proses yang panjang untuk membentuk karakter seseorang. Jadi, LDKS tiga hari tidak akan mampu untuk membentuk karakter seseorang setelahnya. Namun, LDKS adalah pengalaman berharga yang sedikit banyak akan memotivasi mereka untuk menjalani hidup lebih baik, memotivasi mereka untuk belajar karena belajar adalah wajib hukumnya bagi tiap-tiap muslim, juga membuat mereka memahami bahwa organisasi tidak akan mungkin dapat berjalan tanpa dukungan dari semua orang yang ada dalam organisasi tersebut.

Orang juga terdiri dari berbagai macam karakter. Beberapa orang-orang itu kemudian menjadi guru termasuk saya, jadilah setiap guru pun memiliki karakter yang berbeda-beda. Kita tidak bisa memaksa orang lain harus seperti yang kita inginkan sebagaimana orang lain juga tidak bisa memaksa kita menjadi yang mereka inginkan. Inilah karakter. Sejak kecil, saya diajari untuk mengambil hal-hal baik dari diri seseorang untuk kemudian diaplikasikan dalam hidup serta membuang dan tidak meniru hal-hal yang jelek. Setiap guru tidak mungkin bagus seratus persen. Namun, inti dari itu adalah sebagai guru kita harus bisa dijadikan teladan, panutan, bahkan mungkin idola bagi murid-murid kita. Ini adalah perenungan mendalam saya.
           
           
Peluang Usaha
Sejak kecil saya sudah diajari dagang oleh orang tua, dulu Ayah dan Ibuk rajin memberi harga pada setiap barang dagangan di toko untuk memudahkan saya dan Adik dalam melayani pembeli. Jadi, dalam usaha dagang-perdagangan saya sudah lumayan ahli hahahha. Entahlah, sejak lulus kuliah saya cukup tertarik dengan dunia enterpreneur, saya suka melihat para anak muda yang sukses secara finansial dalam usia yang masih belia, ditambah Usatd Yusuf Mansyur yang selalu ‘ngompori’ untuk jadi wirausaha. Hal ini juga di dukung oleh lingkungan. Beberapa teman dan tetangga saya banyak yang sukses berwirausaha dalam usia muda. Jadilah, pikiran saya adalah pikiran bisnis. Kalau ada dalam sebuah kondisi dan ada peluang usaha, biasanya saya langsung ‘ngeh’ hehehe.

Ketika saya bergabung dengan LDKS ini, saya beberapa kali berdiskusi dengan guru-guru pembina LDKS, ternyata tahun kemarin ada LDKS yang trainernya mendatangkan dari luar, jadi semua sudah dikonsep dari sana. Acara LDKSnya memang bagus namun kurang dalam materi organisasinya. Nah, dari sini saya jadi ingin membuat program LDKS yang dapat dijual. Jadi konsepnya adalah saya akan menyediakan tempat, trainer, acara, materi dan konsumsi. Intinya, saya adalah sebagai Event Qrganaizer (EO) dalam LDKS tersebut, jadi sekolah tinggal memtransfer uang untuk biaya pelatihan dan kami, EO LDKS yang akan menjalankan LDKS. Bagaimana ide saya? Ada yang mau membantu? hehhehe.

Untuk ide wirausaha ini masih banyak yang harus dipikirkan, apalagi kesibukan dan rutinitas saya setiap hari. Saya juga masih harus berfikir tentang penyewaan tempat, modal juga personil. Saya berharapa suatu saat saya bisa mewujudkan ide bisnis saya ini. Pokoknya bisnis di dunia pendidikan itu sangat menyenangkan. Di satu sisi, kita bisa mencerdaskan kehidupan bangsa, di sisi lain kita juga bisa mendapatkan keuntungan finansial.

Setelah LDKS ini, saya berharap OSIS baru yang saya dan teman-teman guru rintis di SMP kami bisa menunjukkan produktivitas dan prestasi mereka. Kadang melihat realita anak-anak yang saya hadapi, sebagai manusia biasa rasanya ingin menyerah saja. Namun, tanggung jawab sebagai seorang guru yang bukan hanya mengajar tetapi mendidik masih terpatri di pundak saya. Karena itu mungkin kata “menyerah” harus saya hapus dulu dari kamus hidup saya.

Alfanita Zuraida