Unpredictable
adalah salah satu kata untuk
menggambarkan karakter anak-anak selain lugu, lucu, dan polos. Tingkah laku
anak-anak memang selalu tak terduga, hari ini mereka berbuat ini, di lain waktu
mereka akan berbuat itu. Lihat saja murid les saya yang bernama Noval, anak
yang sering rangking satu di kelasnya ini selalu mengolok-olok temannya yang
bernama Kiki karena dalam bidang akademik Kiki tergolong anak yang lambat dalam
belajar walau akhirnya bisa dengan pengulangan berkali-kali yang saya lakukan.
Noval, tentu saja dengan gayanya yang sengak tidak mau satu kelompok dengan
Kiki, apalagi duduk berdekatan dengan Kiki. Noval lebih memilih untuk duduk di
samping Elang (anak yang satu ini ganti nama menjadi “Ilang” hehe), Tegar,
Dicky, Faiz atau siapapun di dalam kelas selain Kiki. Diapa-apakan, si Noval
ini tetap tidak mau bergabung dengan Kiki. Tapi suatu hari hal yang sangat
mengejutkan saya terjadi, Noval tanpa beban mengajari Kiki cara mengerjakan
soal yang ada di buku paket. Saya sangat terharu melihatnya. Untuk Noval,
akhirnya saya memberikan poin tambahan.
Lain Noval di les saya, lain pula Noval yang ini.
Noval yang ini adalah anak yang saya ajar beberapa tahun yang lalu di sebuah SD
swasta di Gresik. Pada saat jam istirahat, temannya yang usil, Zidan tanpa
sengaja menjepit jempol Noval di besi pintu sampai berdarah dan mengelupas
kulitnya. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana pedih dan sakitnya luka yang
dialami Noval. Saya segera membawa Noval ke ruang UKS, dibelakang kami beberapa
anak termasuk Zidan mengikuti. Selama perjalanan ke UKS, tak henti-hentinya
Zidan mengucapkan kata maaf pada Noval yang hanya dijawab Noval dengan isakan
tangis. Untunglah setelah lukanya diobati, Noval berhenti menangis. Zidan
kembali minta maaf pada Noval dan langsung dimaafkan oleh Noval, setelah itu
mereka berdua sudah kembali tertawa bersama, lupa peristiwa beberapa menit yang
lalu. Saya tertegun.
Walaupun sifat anak berbeda tetapi sebenarnya karakter
mereka pada umumnya adalah sama. Berikut ini adalah karakter anak –anak dan
bagaimana cara mengajar mereka agar pembelajaran bahasa Inggris di kelas lebih
maksimal dan efisien. Dua poin ini saya rangkum dari buku “Teaching English to Children” karangan Wendy A. Scott dan Lisbeth
H. Ytreberg. Menurut Scott dan Ytreberg anak-anak dibagi menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama adalah anak yang berusia lima sampai tujuh tahun dan kelompok
kedua adalah anak yang berusia delapan sampai sepuluh tahun.
Anak yang berusia lima sampai tujuh tahun sudah dapat
menceritakan apa yang mereka lihat, dengar, dan rasakan pada orang lain. Mereka
juga telah dapat merencanakan sebuah kegiatan dan menggunakan alasan yang
logis. Selain itu anak-anak dengan rentang usia ini telah mengetahui bahwa di
dunia ini terdapat peraturan yang harus ditaati. Mereka tidak sepenuhnya
mengerti tentang peraturan-peraturan itu, namun mereka tahu kalau peraturan itu
harus ditaati agar setiap orang merasa aman dan nyaman.
Di dalam kelas, untuk siswa dengan rentang usia ini,
guru harus memberikan peraturan yang jelas dan tegas tentang bagaimana mereka
bersikap dan bertindak di dalam atau di luar kelas. Di Bimbel saya, peraturan
jelas dan tegas itu dimulai ketika siswa berbaris sebelum masuk kelas sampai
mereka pulang. Sepertinya, semua hal sudah sangat teratur. Saat masuk kelas
mereka harus berbaris terlebih dahulu, masuk kelas pun mereka sangat teratur.
Masuk satu persatu. Sebelum masuk guru bertanya tentang materi yang telah
mereka pelajari sebelumnya seperti “What are you wearing today” atau “ Mention
three names of fruit”. Kalau siswa bisa menjawab pertanyaan, maka boleh masuk
ke dalam kelas, namun kalau masih belum bisa menjawab pertanyaan kembali ke
belakang. Siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan sampai semua temannya masuk
ke dalam kelas akan dibantu oleh guru. Di dalam kelas anak pun sudah dibiasakan
untuk disiplin seperti berdoa sebelum dan sesudah memulai pelajaran, merapikan
meja setelah selesai belajar, membuang sampah di tempat yang telah disediakan
ketika mereka selesai menggunting, dan lain sebagainya. Dalam melatih siswa
untuk mematuhi peraturan ini, peran atau role
guru sangat dominan.
Anak-anak dalam rentang usia ini juga lebih mengerti
situasi dari pada bahasa yang digunakan. Maksudnya adalah ketika kita sebagai
guru bahasa Inggris menjelaskan atau memberikan perintah kepada kepada siswa
tidak cukup hanya dengan kata-kata, tetapi kita juga harus menggunakan gestures atau gerakan. Saya pribadi menghindari
menggunakan mother tongue untuk menjelaskan
perintah Bahasa Inggris yang saya berikan pada anak-anak. Misalnya saya
menyuruh anak untuk berdiri, saya akan bilang “Stand up, please” tidak lupa
tangan saya mengayun ke atas. Semua kata yang kita ucapkan alangkah baiknya
bila guru juga menggunakan mimik dan gestures,
supaya anak lebih mudah menangkap apa yang kita maksudkan. Jangan lupa gunakan
kata-kata yang sederhana. Bila menjelaskan sesuatu lebih baik menggunakan
kalimat yang berpola SPOK saja, jangan sampai menggunakan complex sentences.
Selanjutnya, anak-anak ini juga sangat logis maksudnya
apa yang guru pertama katakan akan mereka lakukan, tanpa menghiraukan kata
“sebelum”. Contohnya “Sebelum ke kantor pos pergi ke pasar dulu”, maka, mereka
akan pergi ke kantor pos dulu baru ke pasar. Jadi dalam kelas, usahakan bila
menyuruh anak-anak dengan rentang usia ini katakan dengan jelas, apa pekerjaan
yang guru inginkan pertama, kedua, dan seterusnya. Kemudian, dalam mengerjakan
sebuah pekerjaan, mereka juga kurang bisa berkonsentrasi secara penuh, jadi
guru harus membantu dan memberi semangat agar siswa dapat menyelesaikan
pekerjaannya.
Anak-anak dengan rentang usia ini juga masih belum
bisa membedakan fakta dan imajinasi, tidak selalu mengerti apa yang orang
dewasa katakan (jadi ingat iklan telfon seluler “jadi orang dewasa itu
menyenangkan tapi susah dimengerti, hehhe), jarang untuk mengakui bahwa mereka
belum bisa, tidak bisa menentukan apa yang mereka ingin pelajari, selalu
melakukan sesuatu dengan serius walaupun itu hanya permainan. Mereka juga
sangat antusias dan bersikap positif terhadap pembelajaran.
Kelompok kedua adalah anak dengan rentang usia delapan
sampai sepuluh tahun. Anak-anak dengan rentang usia ini sudah bisa mengenal
konsep hidup, dapat menceritakan fakta dan imajinasi, sering bertanya, bisa
menentukan keputusan tentang sesuatu yang ingin dipelajari, mereka telah
memiliki pandangan tentang apa yang mereka sukai atau tidak sukai, mereka telah
dapat bekerja sama dan belajar dari orang lain. Anak-anak ini juga telah dapat
mengerti abstrak dan simbol (yang dimulai dengan kata), generalise dan systematise.
Ini berarti dalam pembelajaran di dalam kelas seorang
guru harus memperhatikan beberapa hal yaitu:
1.
Word are not enough
Maksudnya seorang guru
bukan hanya dituntut untuk menjelaskan saja, lebih dari itu seorang guru untuk
anak-anak juga harus merancang aktivitas yang membuat anak bergerak dan
menggunakan semua indera mereka. Guru juga dituntut untuk menyediakan
gambar-gambar atau benda yang mungkin sesuai dengan tema pembelajaran. Guru
juga harus bisa mendemonstrasikan kegiatan yang ia ajarkan.
2.
Play with the language
Guru juga dapat
menyuruh siswa berbicara dengan dirinya sendiri lewat rima, puisi, lagu, dan
bercerita. Ini adalah hal yang biasa digunakan dalam pembelajaran bahasa ibu
namun ini juga efektif dalam pembelajaran bahasa asing.
3.
Language as language
Intinya, mengajarkan
anak empat kemampuan berbahasa. Kalau untuk spoken
guru harus menggunakan expressi wajah juga gerakan. Membaca dan menulis juga
penting dalam pertumbuhan anak-anak ini.
4.
Variety in the classroom
Karena anak-anak masih
lemah dalam hal konsentrasi guru harus bisa memberikan variasi dalam kegiatan,
variasi step atau langkah kegiatan, variasi perencanaan kelas, dan juga variasi
suara.
5.
Routines
Dalam hal ini maksudnya
kita menggunakan situasi dan kegiatan yang familiar dengan siswa. Maksudnya
mungkin ada pakem dalam setiap kegiatan yang membuat siswa tahu harus bagaimana
di setiap pembelajaran.
6.
Cooperation not competition
Di dalam kelas adalah
hal yang sangat natural bila siswa berebut untuk menjadi nomor satu dalam
menyelesaikan tulisan atau tugas dari guru, tapi yang perlu diingat adalah
menumbukan kebersamaan di dalam kelas. Bukan berarti mereka harus terus menerus
belajar dengan cara berkelompok, namun anak-anak biasanya suka bila ada
teman-temannya ada di sekeliling mereka. Intinya tumbuhkan kebersamaan antar
siswa di dalam kelas.
7.
Grammar
Intinya, pembelajaran
bahasa untuk anak kecil jangan terlalu berpusat pada aturan tata bahasa.
Biarkan mereka berbahasa tanpa merasa terbebani dengan grammar. Untuk anak kecil gunakan aturan bahasa yang sederhana. Di
Bimbel saya (promosi terus), untuk anak dengan level rendah saya hanya
menggunakan present tense dan present continous, baru untuk anak-anak
dengan level lebih tinggi saya menggunakan aturan bahsa yang sedikit lebih
rumit.
8.
Assessment
Dalam assessment atau penilaian, guru dapat
mengambil nilai bagaimana perkembangan siswa dari waktu ke waktu. Guru dapat
memberitahu wali murid tentang perkembangan siswa ini. Selain itu guru juga
dapat memberitahu mereka bagaimana perkembangan pembelajaran mereka. Hal ini
untuk memotivasi mereka untuk lebih baik dalam pembelajaran.
Tujuan
dari mengenal karakteristik anak-anak adalah supaya guru dapat memberikan
kegiatan pembelajaran yang efektif di dalam atau di luar kelas. Anak-anak
adalah anak-anak, mereka bukan manusia dewasa berukuran mini. Oleh sebab itu,
pembelajaran untuk anak-anak juga berbeda dengan pembelajaran untuk remaja dan
dewasa. Semoga dengan tulisan sederhana saya ini, bisa memberikan pengetahuan
tentang karakteristik anak-anak pada guru dan calon guru. Selamat membaca. Semoga berguna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar