picture taken from: genk-remaja.blogspot.com |
Mungkin, bagi saya dan
mungkin kebanyakan orang yang tentu saja pernah memikirkannya atau terlintas
dalam pikiran, setelah itu mungkin kita bertanya-tanya. Bagaimana mungkin anak
yang katakanlah dari SD kelas I sudah diajari Bahasa Inggris, dua belas tahun
kemudian tepatnya saat dia mungkin kelas XII masih belum bisa berbicara dan
menulis bahasa Inggris dengan baik dan benar?
Jawabannya mungkin ada
dalam lintasan pikiran yang saya padukan dengan pengalaman dan kenyataan di
lapangan. Alasan pertama adalah text book
only. Walaupun dalam kurikulum sudah ada empat kemampuan yang harus
diajarkan, yaitu listening, speaking,
reading, dan writing, namun
tampaknya para guru bahasa Inggris kita yang mungkin juga termasuk saya hanya text book only atau katakanlah lebih
parahnya LKS only saja. Jadi
pengajarannya dalam kelas, guru hanya berfokus pada pemahaman materi kemudian
untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa-siswanya, sang guru menyuruh
siswa untuk mengerjakan LKS. Tidak ada latihan listening atau speaking,
semua masih berpusat pada reading dan
writing. Dua kemampuan yang mungkin
saja juga belum optimal diberikan pada siswa-siswanya.
Sebenarnya hal ini juga
tidak bisa disalahkan juga, saya tidak mencari pembenaran dalam hal ini. Namun
bagaimana ketika saya sebagai guru baru dihadapkan pada situasi anak didik saya
kelas IX yang akan mengahadapi Ujian Nasional(UN) tidak memiliki kemampuan yang
diharapkan? Saya sebagai guru harus realistis, bahwa saya tidak mungkin hanya
memaksakan keinginan saya supaya mereka bisa berkomunikasi menggunakan bahasa
Inggris dengan baik dan benar dan kemudian menghancurkan nilai UN Bahasa
Inggris mereka. Bagi saya mungkin ini seperti makan buah simalakama. Ini salah
itu juga tidak dapat dibenarkan. Akhirnya saya memilih jalan tengah. Saya
mengupayakan mereka untuk bisa berkomunikasi dasar bahasa Inggris. Sisanya?
Tentu saja beragam materi untuk persiapan UN. Oleh karena itu, alangkah baiknya
ketika seorang siswa menengah pertama masih duduk di kelas 7 dan 8, guru dapat
lebih mengembangkan kemampuan berkomunikasi mereka lebih dari hanya sekedar
memberikan materi yang tercantum dalam kurikulum.
Alasan kedua adalah
jumlah murid dalam satu kelas. Practice
makes perfect. Sebagai guru, saya, melihat jumlah murid yang 40-50 anak
dalam satu kelas terlalu banyak. Karena banyaknya jumlah murid ini, para guru
Bahasa Inggris pasti akan mencari kegiatan pembelajaran yang dapat melibatkan
seluruh kelas, jadilah banyak kegiatan classical
dari pada kegiatan yang melibatkan kemampuan individu seperti presentasi
individu misalnya. Setiap anak harus mendapatkan kesempatan untuk menggunakan
bahasa Inggris terutama kemampuan oralnya. Apa mau dikata, banyaknya anak dalam
satu kelas tentu saja bukan hanya menimbulkan masalah dalam kegiatan pembelajaran
tetapi juga manegemen kelas. Saya yakin di jaman sekarang, kelas yang jumlahnya
40-50 siswa akan kacau sekali, kecuali kalau guru punya trik untuk membuat
kelas ini menjadi tertib (Untuk tema managemen kelas akan dijelaskan pada
tulisan selanjutnya).
Banyaknya murid di kelas,
sebenarnya bagi saya pribadi masih bisa diajarkan untuk menggunakan bahasa
Inggris, baik oral atau tulis, namun perlu diingat bahwa untuk pengajaran aktif
berbahasa Inggris, kelas harus dalam keadaan tertib. Salah satu cara yang bisa
digunakan dalam pengajaran bahasa Inggris adalah gab information. Dalam gab
information, setiap siswa akan memiliki informasi yang berbeda. Mereka akan
berkeliling kelas untuk melakukan interview
dengan temannya. Untuk melakukan interview,
mereka akan dipandu dengan sebuah tabel. Misalnya, sebuah kelas akan melakukan
kegiatan gab information tentang
makanan dan minuman favorit, berikut ini adalah contoh tabelnya:
No
|
Name
|
Favourite Food
|
Favourite Drink
|
1.
|
|||
2.
|
|||
3.
|
|||
4.
|
|||
5.
|
Dalam tabel di atas, seorang siswa akan
setidaknya melakukan interview dengan
lima orang anak, berarti anak tersebut akan lima kali mempraktekkan ekspresi
dalam bahasa Inggris. Dalam kegiatan ini, guru hanya memantau kegiatan anak
didiknya. Yang perlu diingat guru sebelum melakukan interview adalah mendrill
ekspresi yang akan digunakan. Selain itu, guru juga perlu untuk memberikan rule atau aturan yang harus dilakukan
oleh siswa salah satunya adalah No
English, No Service agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Yang ketiga adalah persepsi
siswa bahwa bahasa Inggris adalah mata pelajaran yang sulit dan membosankan.
Kenapa? Mungkin kita sebagai guru kurang mengeksplor kegiatan pembelajaran siswa. Setiap pertemuan hanya itu-itu saja
kegiatan pembelajaran yang kita ajarkan. Jadilah siswa kita mengantuk, bermain,
dan berbicara sendiri di depan kelas ketika kita menjelaskan pelajaran. Bukankah
kadang-kadang sebagai guru bahasa Inggris kita juga mengalami hal ini? Jujur
saja saya pernah. Oleh karena itu sebagai guru bahasa Inggris, kita harus
memberikan variasi dalam kegiatan pembelajaran kita.
Variasi kegiatan dapat
dilakukan dalam empat kemampuan yang telah disebutkan di atas. Untuk kegiatan listening misalnya kegiatan dapat berupa
mendengarkan monolog, mendengarkan cerita, atau mendengarkan dialog. Dalam speaking, variasi kegiatan bisa lebih
banyak diantaranya presentasi, interview,
telling story, dan dialog. Dalam reading, ada dua jenis reading yaitu aloud reading dan silent
reading. Aloud reading berfokus pada kemampuan siswa
dalam membaca text dengan pronunciation,
intonation, dan stress yang
tepat, sedangkan dalam silent reading
yang ditekankan adalah kemampuan siswa dalam menangkap isi bacaan. Dalam reading, kegiatan pembelajaran dapat
diarahkan guru dengan latihan membaca text dengan pronunciation, intonation, dan stress.
Dalam silent reading, pembelajaran
diarahkan guru dengan strategi-stretegi reading yang dapat membantu siswa cepat
dan tepat dalam mengisi jawaban. Melanjutkan kalimat yang membentuk sebuah
cerita, kalimat berantai, dan membuat cerita bebas adalah kegiatan-kegiatan
yang dapat dilakukan dalam writing.
Selain itu, beberapa hal
dia atas ada beberapa cara untuk mengembangkan kemampuan siswa. Salah satunya
adalah membentuk sebuah club bahasa Inggris di sekolah. Menurut saya pribadi,
kita tidak bisa hanya mengharapkan siswa kita bisa berkomunikasi dengan baik
hanya dengan pembelajaran di dalam kelas. Perlu ada spesialisasi kegiatan yang
berfokus pada pengembangan kemampuan itu. Dalam sebuah club bahasa Inggris
anak-anak yang memiliki ketertarikan dalam bahasa Inggris akan berkumpul, hal
ini akan memotivasi mereka untuk lebih bersemangat dalam menggunakan bahasa
Inggris sebagai bahasa untuk melakukan komunikasi.
Selanjutnya, kita juga
bisa membuat kursus bahasa Inggris di rumah. Banyak anak bisa berkomunikasi
bahasa Inggris bukan dibentuk di sekolah tetapi di tempat kursus bahasa
Inggris. Di dalam sebuah kursus bahasa Inggris, tentu saja jumlah murid,
materi, dan kemampuan apa saja yang diajarkan dapat kita atur. Kurikulum dapat
kita sesuaikan dengan apa yang kita inginkan, kalau kita ingin anak les kita
bisa berkomunikasi dengan bahasa Inggris, maka setting saja kurikulum seperti
itu. Dalam kursus bahasa Inggris, anak-anak yang tertarik pada bahasa Inggris
juga akan berkumpul. Kumpulan anak-anak yang tertarik pada bahasa Inggris akan
lebih memotivasi anak dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Pangeran
Charles ini. Guru yang membuat Bimbel atau kursus bahasa Inggris selain dapat
bermanfaat bagi masyarakat, ternyata juga dapat memberikan pendapatan tambahan.
Bisnis bimbingan belajar atau kursusan bagi pelajar atau mungkin mahasiswa dan
umum adalah bisnis yang selalu diminati, tidak pernah sepi.
Last but not least, sebagai guru bahasa Inggris kita juga sebagai duta. Jadi,
gunakanlah bahasa Inggris sesering mungkin baik dalam berkormunikasi dengan
murid atau sesama guru. Kita dapat menggunakannya di kelas atau dimanapun kita
berada. Selain melatih kemampuan bahasa Inggris kita, ini juga sebuah cara
untuk menunjukkan kepada murid-murid tentang sebuah model atau contoh
percakapan dalam bahasa Inggris.
Seperti sebuah hobby dan
kegilaan. Saya pun ingin melihat murid-murid saya memunyai hobbi dan kegilaan
pada bahasa Inggris. Mendengarkan lagu-lagu bahasa Inggris, menonton film
dengan subtitle bahasa Inggris, atau
menenggelamkan diri mereka dengan berbagai aktifitas yang menggunakan bahasa
Inggris akan banyak membantu mereka dalam mempelajari bahasa inggris. Tidak ada
yang salah ketika pintar berbicara dan menulis
dalam bahasa Inggris karena pada akhirnya para kompetitor yang bisa bersaing
dan memunyai kemampuanlah yang akan menang. Salah satu kemampuan itu adalah
menguasai bahasa internasional. Saya ingin sepuluh tahun dari sekarang lagi,
saya mendengar “Mam Ita, saya diterima beasiswa ke Australia, atau Mam Ita saya
diterima beasiswa ke Amerika”. Dan untuk saat ini, saya hanya ingin mendengar “
Mam Ita, I like English”.
Alfanita Zuraida
Tidak ada komentar:
Posting Komentar