Picture taken from: en.korea.com |
Love is feeling – the moment I first saw you – love is feeling
As if time had stopped, I was in love with you and I wanted you
Love is my pain – the more I love – Love is my pain
The world gets jealous and hurts someone like you
As if time had stopped, I was in love with you and I wanted you
Love is my pain – the more I love – Love is my pain
The world gets jealous and hurts someone like you
(English Translation of Ost. The Heirs)
Bersetting tempat di California dan
Seoul, drama Korea The Heirs
menyuguhkan cerita menarik tentang romansa percintaan remaja yang dibumbui perebutan
harta warisan antar saudara. The Heirs
sendiri dalam bahasa Indonesia berarti ahli waris. Mengapa berjudul demikian?
Karena rata-rata para karakter dalam drama ini adalah calon pewaris perusahaan
orang tua mereka.
Kim Tan adalah salah satu heirs dari perusahaan Geejuk. Kim Tan
diasingkan Kakaknya, Kim Won ke Amerika karena sang kakak tak mau adiknya ini
merebut apa yang sudah dimilikinya. Kim Won merasa sang adik yang bukan anak
sah keluarga Kim tak pantas mendapatkan saham yang sama seperti dirinya.
Di California, Kim Tan bertemu dengan
Cha Eun Sang, seorang gadis yang ternyata anak pembantu ibu kandung Kim Tan. Cha Eun Sang ke California untuk
mencari kakak perempuannya yang sudah bertahun-tahun tak pulang ke Korea.
Karena sebuah insiden, mereka akhirnya bertemu dan jatuh cinta. Karena Cha Eun
Sang pulalah akhirnya Kim Tan kembali ke Korea.
Dalam cerita ini, sang sutradara,
Kang Shin Yo, banyak menggunakan latar psikologi dalam ceritanya. Penonton
dibawa tertawa melihat berbagai tingkah laku para murid Empire High School yang jahil. Myung
Soo berjaga semalaman di depan studio fotonya di sekolah hanya untuk menangkap
orang yang telah masuk ke dalam studio dan mengubah password pintunya. Setelah berjaga semalaman di depan pintu
studionya, barulah Myung Soo tahu bahwa pelaku pembobolan password pintu studionya dalah Kim Tan dan Eun Sang. Selain itu,
Myung Soo hampir tiga kali ditolak cintanya oleh Lee Bo Na, ia akhirnya harus
menyerah karena Lee Bo Na sudah merajut asmara dengan Chan Young.
Lee Bo Na sendiri bertindak sangat kekanak-kanakan
dengan selalu menelfon Chan Young, kekasihnya dan mengikutinya kemanapun sang
kekasih yang selalu juara kelas ini pergi. Kim Tan yang terus menggoda Eun Sang
di sekolah untuk mengajaknya berbicara dan makan siang, menggunakan berbagai
cara lucu-lucu untuk menarik perhatian sang kekasih, ada-ada saja akalnya. Kecanggungan
Lee Hyo Shin dan Yoo Rachel juga merebut hati penonton karena kejenakaan yang
tidak dibuat-buat.
Di sisi lain penonton juga diajak
untuk menetaskan air mata. Adegan Kim Tan yang sangat berantakan hidupnya ketika
harus berpisah dengan Eun San adalah bagian cerita yang paling mengiris hati
penonton. Karena tidak kuat menahan tekanan batin karena berpisah dengan
kekasih hatinya, Kim Tan menyuruh Kim Won untuk mengirimnya kembali ke Amerika.
Adegan ibu kandung Kim Tan yang pergi
dari rumah dan menanggalkan berbagai kemewahannya karena sudah tidak tahan
dengan perilaku Mr. Kim, kekasihnya juga menyebabkan beberapa mutiara putih
menggantung di mata penonton. Satu lagi yang tak kalah sedih adalah ketika
Young Do tidak dapat menemui ibunya untuk terakhir kali karena keegoisannya
untuk mengalahkan Kim Tan yang akhirnya membuatnya harus kehilangan dua orang
yang sangat penting dalam hidupnya, ibu dan sahabatnya.
Latar psikal dalam film ini terlihat sangat
sempurna. Banyak karakter dalam film ini didominasi oleh keluarga kaya, jadi
setting dalam cerita ini juga terkesan ‘wah’. Di California, walaupun seperti
diasingkan, Kim Tan menempati rumah besar yang sangat indah. Rumah ini
dilengkapi dengan kolam renang yang besar dan ada pemandangan alam indah
di depan kolam renang. Kim Tan juga memiliki mobil pribadi dan menuntut ilmu di
sebuah sekolah elit di California.
Sekolah ala anak-anak kaya di Seoul
juga tak kalah mengesankan penonton. Saking besarnya, sekolah Empire High School ini bahkan dilengkapi
dengan lapangan golf yang luas untuk menunjang bakat murid-muridnya. Lee Bo Na
yang ayahnya adalah seorang CEO perusahaan entertainment juga digambarkan
beramah tamah dengan selebriti di bawah naungan perusahaan ayahnya dalam sebuah
life show. Sama seperti ketika sutradara
menggambarkan Yong Do, anak pemiliki hotel Zeus dan Yo Rachel, anak perempuan
pemilik RS Internasional. Hampir sempurna. Di sisi lain penggambaran latar
cerita Cha Eun Sang, gadis miskin juga tak dapat dikatakan buruk.
Sesuatu yang tidak menyenangkan yang
terjadi atau dialami tokoh-tokohnya menjadi bumbu dalam cerita ini. Beberapa
tokoh dalam film ini adalah remaja yang memiliki masalah di dalam rumah mereka yang
menyebabkan mereka mengalami konflik batin berkepanjangan. Kim Tan harus
merasakan pergolakan batin dalam dirinya ketika kakak yang dicintainya selama
18 tahun ternyata belum bisa menerima dirinya hanya karena ia anak tidak sah
keluarga Kim. Perlakuan dan perkataan kakaknya membuat Kim Tan terluka. Teman
baik Kim Tan yang kemudian menjadi musuhnya, Young Do tidak bisa menerima
kepergian ibunya, karena itu ia menyalahkan Kim Tan. Sebenarnya, ia merasa
bahwa Kim Tan tidak bersalah, namun ia harus mencari pelampiasan.
Yoo Rachel, tunangan Kim Tan tidak
tahu bagaimana caranya mencintai seseorang. Banyak hal buruk dilakukannya hanya
untuk mempertahankan Kim Tan. Tekanan batin yang dialaminya membuatnya harus
menggunakan obat tidur. Kim Won juga mengalami pergulatan batin dalam dirinya.
Kim Won sebenarnya menyayangi Kim Tan, namun keegoisan dalam dirinya
mengalahkan semuanya. Pertentangan dalam batin Kim Won juga terjadi ketika ia
harus menikahi anak perempuan seorang CEO perusahaan untuk mempertahankan
sahamnya dan meninggalkan Hyun Joo, kekasihnya.
Konflik eksternal terjadi antara
tokoh satu dengan tokoh yang lain. Karakter yang memiliki konflik eksternal
terbanyak adalah Kim Tan, sang karakter utama. Dari awal episode, Kim Tan sudah
dikisahkan berkonflik dengan Kim Won, kakaknya. Setelah kembali ke Korea, Kim
Tan juga berkonflik dengan Yong Do, mantan teman baiknya karena peristiwa masa
lalu dan memperebutkan Cha Eun Sang. Di akhir episode, Kim Tan berkonflik
dengan sang Ayah, Mr. Kim karena mempertahankan cintanya pada Cha Eun Sang.
Selain dengan Kim Tan, Yong Do juga
berkonflik dengan ayahnya. Young Do merasa bahwa ibunya pergi dari rumah karena
tidak tahan melihat perilaku ayahnya yang gemar berselingkuh dengan wanita
lain. Cha Eun Sang sendiri berkonflik dengan Yoo Rachel. Yoo Rachel yang
cemburu pada Eun Sang selalu melakukan hal jahat untuk memisahkan cinta Kim Tan
dan Eun Sang. Satu tokoh yang mungkin tidak mengalami konflik lahir batin hanya
Lee Bo Na. Lee Bo Na digambarkan sebagai gadis cantik, kaya, dan populer yang
memiliki kekasih setia dan pintar bernama Chan Young. Hidupnya seperti putri
dalam dongeng, sempurna dan tanpa celah.
Dalam drama ini, walaupun ada tokoh
antagonis dan protagonis, tokoh-tokohnya digambarkan manusiawi. Artinya, tidak
semua hal yang dilakukan tokoh protagonis baik, dan tidak semua yang dilakukan
tokoh antagonis tidak baik. Hal ini terlihat ketika tokoh protagonis, Kim Tan
mengancam Kakaknya dengan saham yang dimilikinya untuk membantu hubungan
cintanya dengan Cha Eun Sang. Kim Tan juga memukul Yong Do ketika Yong Do
melakukan hal yang tidak meyenangkan pada Cha Eun Sang. Mengancam dan menyakiti
orang lain tentunya tidak dapat dibenarkan dalam norma apapun.
Yong Do, walaupun termasuk tokoh
antagonis juga membantu Kim Kan ketika ia disekap ayahnya di kamar. Dengan
alasan belajar kelompok Yong Do berhasil menemui Kim Tan dan membebaskannya
dari sekapan ayahnya untuk menemui Kim Won. Yong Do juga membantu Kim Tan
bertemu dengan ibu kandungnya ketika sang ibu memutuskan pergi dari rumah dan
menghindari pengawal ayahnya yang menyuruhnya pergi ke Amerika. Dan semua tokoh
antagonis sampai akhir cerita pun tidak menjadi baik. Sangat manusiawi karena
tak serta merta orang jahat menjadi baik, ada proses yang harus dilalui.
Selain latar, konflik, dan tokoh, pertunjukkan
budaya juga tersaji apik dalam film ini yang ditulis oleh Kim Eun Sook ini.
Setidaknya ada tiga budaya baik Korea yang menonjol dalam film ini yaitu tata
krama pada orang yang lebih tua, kejujuran di sekolah, dan kebersihan yang
selalu dijaga. Seantagonis-antagonisnya sang karakter, kalau dia adalah orang
yang lebih tua, senior sekalipun, maka karakter yang lebih muda masih
menghormatinya. Kim Tan dan Kim Won yang selalu berselisih dengan ayahnya Mr.
Kim, selalu menunduk hormat ketika bertemu dengan ayahnya. Ketika Kim Tan dan
Yong Do berkelahi, yang selalu melerai mereka adalah Hyon Shin, sang sunbae atau senior. Ketika Hyo Shin
menyuruh mereka berhenti berkelahi, mereka pun berhenti karena menghormati sang
senior.
Budaya jujur mereka perlihatkan
dengan ketertiban mereka saat ujian, semua anak menghadapi ujian mereka
sendiri-sendiri. Tak ada yang sibuk mencontek. Kalau ada adegan ulangan atau
tes di Indonesia, bisa dibayangkan kan adegannya bagaimana? Film sebenarnya
menunjukkan budaya masyarakatnya. Biasanya, apa yang ditunjukkan dalam film
adalah benar-benar budaya yang ada dalam suatu negara tersebut.
Masalah kebersihan, saya bilang orang
Korea sangat bersih. Di jalan-jalan yang dilalui oleh kendaraan, tak ada sampah
berserakan. Dalam adegan manapun, saya tidak pernah melihat ada sampah
berserakan. Ada satu adegan ketika Yong Do membuka plester dari Eun Sang untuk
mengobati lukanya, plastik kecil plester disimpan oleh Yong Do, tidak dibiarkan
jatuh sembarangan ke lantai. Budaya bersih ini patut diapresiasi.
Tak seperti ending di sinetron Indonesia yang selalu dibuat bahagia dengan
semua tokohnya, drama korea ini menyajikan ending
yang lebih realistis seperti dalam kehidupan nyata. Tak semua tokoh berdamai
dan berbahagia dalam kisah ini. Kim Won yang akhirnya memilih untuk menikah
dengan anak perempuan salah satu perusahaan besar untuk memertahankan sahamnya
akhirnya harus menangis setiap malam karena meninggalkan Hyo Joon, kekasih
sejatinya yang hanya seorang gadis biasa.
Hubungan Kim Tan dengan Young Do atau
Kim Tan dengan Rachel juga tak berakhir dengan manis. Mr. Kim masih belum
merestui hubungan Kim Tan dan Eun Sang secara sempurna. Kisah cinta Hyo Shin
dan Yoo Rachel juga dibiarkan mengambang. Inilah yang disebut seni ending, tidak semua hal ditunjukkan pada
penonton, beberapa hal disimpan sang sutradara supaya penonton dapat menebak
sendiri akhir ceritanya.
Walaupun banyak menuai pujian, namun
ada beberapa ketidaknyamanan yang saya rasakan dalam film ini. Ketidaknyamanan
itu antara lain adalah banyaknya kejadian tidak sengaja yang sepertinya sangat
dibuat-buat. Banyak kejadian tak sengaja yang saya pikir hanya akan ada di
film, seperti kemanapun Cha Eun Sang pergi, pasti bertemu dengan Kim Tan.
Ketidaksengajaan lain adalah hampir semua karakter dalam film ini adalah
orang-orang yang memiliki keterkaitan dengan Eun Sang. Tema yang diangkat juga
sudah banyak diangkat oleh drama Korea yang lain yaitu tentang pemuda kaya yang
jatuh cinta dengan gadis miskin.
Namun hal yang paling mengganngu
adalah Lee Min Ho yang sudah berusia 26 tahun harus memerankan karakter yang
berusia 18 tahun yang kelihatan sekali kalau usia yang diperankannya terlalu
muda. Saya tidak bisa membayangkan bagaaimana Lee Min Ho dengan wajah dan gaya
seperti itu adalah pemuda berusia 18 tahun. Tokoh Eun Sang juga saya anggap
terlalu tua dalam memerankan tokoh ini. Walaupun begitu, kemampuan akting
mereka patut diacungi jempol untuk menjadi karakter yang lebih muda dari usia
mereka.
Sebagai pencinta film Korea, saya
sering membandingkan drama Korea dengan sinetron Indonesia. Dalam drama Korea,
satu judul kebanyakan hanya terdiri tak lebih dari 25 episode, sedangkan
sinetron Indonesia akan terdiri dari 100 bahkan 200 episode. Drama Korea juga
tidak bersequel dengan pemeran yang sama sesukses apapun filmnya, mereka selalu
menyuguhkan sesuatu yang baru, bandingkan di Indonesia yang sampai dengan delapan
seri, Tersanjung dan Cinta Fitri misalnya. Dalam drama Korea, semua hal digarap
dengan sangat detail dan sempurna, tanpa celah. Di Indonesia penonton hanya
disuguhkan setting dan cerita seadanya.
Semoga Indonesia bisa belajar dari
drama Korea, sehingga suatu saat, pencinta film Korea asal Indonesia akan
beralih ke drama negerinya sendiri.
Alfanita Zuraida
Meski tema umum, kemasannya K-movie yg satu dan yg lainnya itu yg bikin beda...weh Lee Min Ho meranin remaja 18 th? Asyeek serasa ikutan lebih muda, thanx dah di review kan, aku mau nonton liburan ini...
BalasHapus