Taken from: sinopsis-boxoffice.blogspot.com |
Can you hear that?
My heart...
Is telling you I love you
But it cannot reveal my true feeling to
anyone
Can you hear that?
My heart...
Is still waiting here for you to open
And, I can only hope you will know it
That I’m the one here to love you
I’m begging you please know it
“Some Day”
(A little thing called love)
Pernah
punya Kakak kelas di SMP atau SMA yang cute,
pintar, dan bintang lapangan kemudian jatuh hati dan melakukan berbagai cara
untuk mendapatkan simpati dan cintanya? Mungkin jawabannya bisa ya atau tidak.
Namun inilah yang dialami oleh Nam, siswa M1 yang jatuh cinta pada sang Kakak
kelas dari M5, P-Shone. P-shone yang rupawan, pintar, bintang lapangan, dan
banyak penggemar adalah sosok yang berbanding terbalik dengan Nam, gadis berkacamata,
hitam, tidak terlalu pintar, dan tidak fashionable. Di sekolah Nam hanya
mempunyai tiga teman, Cherry,.... (yang dua aku tidak ingat).
Nam
yang polos akhirnya melakukan berbagai cara untuk mendapatkan sang pujaan hati.
Hal pertama yang dilakukannya adalah mempraktekkan berbagai trik untuk
mendapatkan cinta P-Shone lewat buku yang dibaca oleh teman-temannya. Satu
persatu trik pun dipraktekkannya. Banyak hal yang juga telah dilakukannya untuk
menarik perhatian sang Kakak kelas yang ganteng dan ramah. Demi melihat sang
Kakak, kelas dia rela dipaksa menjadi Snow
White dalam sebuah opera oleh guru Bahasa Inggrisnya. Demi P-Shone juga dia
rela menjadi Pemimpin marching band
meskipun dia harus berlatih ekstra keras untuk ini.
Klimaks
film ini terjadi ketika P-Top, sahabat P-Shone sejak kecil ternyata menaruh
hati pada Nam. P-Top yang juga tak kalah ganteng dan populer. Akhirnya, Nam dekat
dengan P-Top. Namun Nam masih menaruh hatinya hanya untuk P-Shone. Dengan
kedekatannya dengan P-Top, akhirnya Nam juga dekat dengan P-Shone. Nam jadi
tahu apa alasan P-Shone bermain sepak bola dan keinginannya untuk menjadi
pemain sepak bola. Suatu hari Nam berkomitmen untuk tidak dekat lagi dengan
P-Top karena perasaannya hanya untuk P-Shone. Dia bertekad untuk menyatakan
perasaan yang telah lama ia pendam pada P-Shone. Sayang ternyata P-Shone sudah
jadian dengan P-Pin teman sekelasnya. Betapa hancur hati Nam saat itu.
Beberapa
adegan membuat saya tertawa terbahak-bahak adegan sang Guru Bahasa Inggris yang
lucu dan sok cantik yang selalu saja kalah denagn sang guru tari. Disaat semua
ingin mendaftar ekstrakurikuler tari, tak seorangpun antri untuk mendaftar
kelas opera sang Guru Bahasa Inggris, akhirnya tak ayal Nam dan teman
seggangnya pun menjadi korban dari Sang Guru. Berbagai trik juga dilakukan
untuk mendapatkan perhatian sang guru olah raga yang membuat saya tertawa.
Secara natural, wajah sang guru Bahasa Inggris benar-benar memancarkan bahwa
dia adalah seorang komedian ulung. Mungkin hanya melihat wajahnya saja Anda pasti
sudah ingin tertawa.
Hal
paling menarik dalam film ini adalah perubahan Nam dari gadis jelek yang hitam
dan tidak menarik menjadi gadis cantik yang putih dan menarik. Saya samapai
tidak percaya dengan perubahan yang terjadi. Seperti ada dua orang yang
memerankan tokoh Nam padahal aslinya hanya satu. Benar-benar dua jempol untuk penata
riasnya. Saya dibuat penasaran bagaimana sang penata Rias menjadikan Phicanok
(Tokoh Nam) yang aslinya sangat cantik menjadi Nam jelek, hitam, dan buruk
rupa. Sangat natural, tak terlihat seperti dibuat-buat.
Selanjutnya
adalah cerita yang ada dalam drama komedi ini, saya tidak menyangka bahwa
ternyata P-Shone juga menyukai Nam. Dari awal sampai hampir akhir film, saya
pikir P-Shone tidak menaruh hati pada Nam, wah ternyata saya salah, P-Shone
ternyata juga menyukai Nam. Untuk Pak
Sutradara, Putthiphong Promsakha saya acungi dua jempol kaki, mengangkat dua
jempol kaki untuk kepiawaiannya membuat film ini.
Pesan
moral dalam film ini adalah ketika cinta pada seseorang di usia remaja bukan
untuk mengancurkan diri tetapi memacu diri untuk kian berprestasi. Biarlah cinta
pada orang yang kitra sukai di usia remaja mengingatkan kita bahwa jalan kita
masih panjang, jangan biarkan cinta menghalangi prestasi kita. Biarlah kuncup
mekar pada waktunya, biarlah kita melihat apakah orang yang kita sukai di usia
remaja benar-benar akan menjadi soulmate
kita, orang yang dipilihkan Tuhan untuk mengisi hari-hari kita di dunia dan di
JannahNya.
Alfanita Zuraida
Tidak ada komentar:
Posting Komentar