Tulisan lama nih hehehhe. Enjoy reading!
My Lovely little Angels (Vina, Eka, n Dinda) |
Selalu datang tepat waktu dan pinjam buku perpus, inilah mereka. |
Pernah berimajinasi tentang malaikat? Bagaimana bentuknya? Seperti
manusia tapi bersayap? Kalau malaikat yang satu ini berbeda. Sangat
berbeda. Malaikat satu ini bukan manusia dewasa berukuran mini. Malaikat
satu ini suka bermain, belajar, dan bernyayi. Malaikat satu ini juga
suka coklat dan ice cream hingga tak jarang banyak diantara mereka punya
gigi berwarna hitam. Malaikat satu ini juga punya dua sisi yang
berbeda, kadang menyenangkan namun juga suka menyebalkan. Sudah punya
gambaran siapa mereka?
Mereka adalah anak-anak, dengan kecerian
dan kepolosannya. Di dunia ini tak ada satu pun yang tidak cemburu pada
anak-anak. Cemburu? Ya siapa yang tak cemburu pada mereka. Setiap hari
kerjanya hanya belajar dan bermain, tak ada beban pekerjaan. Bila mereka
salah, semua penuh dengan pemakluman ”Maklum masih anak-anak” begitu
mungkin kilah orang tua dan guru saat sang malaikat kecil sedang ingin
jahil. Tak ada beban, semua dibuat santai. Enak sekali bukan.
Yang
paling kusukai dari para malaikat-malaikat kecilku adalah senyumnya
kala melihatku. “Mis Ita” sapa mereka. Langsung berjabat tangan, tak
peduli aku baru turun dari sepeda dan masih memakai sarung tangan atau
ketika keluar dari kamar mandi dan tangan masih basah. Pokoknya intinya
bila melihatku adalah menyapa dan bersalaman. Senyum itu sering
menentramkan hati, senyum malaikat-malaikat kecil yang gigi depannya
sudah mulai tanggal. Denagn senyum itu aku merasa lebih berarti, entah
apa yang sudah kulakukan pada mereka, padahal aku merasa masih belum
bisa berbuat banyak untuk masa depan mereka yang indah nantinya.
Semua
tempat adalah tempat bermain yang asyik bagi para little angels, tak
perduli itu di kelas, di halaman ataupun di tangga, tempat yang terakhir
itu sering membuatku was-was, takut-takut kalau mereka jatuh dan
berdarah. Berbagai permainan pun akan menjadi asyik bila dimainkan.
Apalagi bila sang malaikat kecil sudah bertemua malaikat-malaikat kecil
lainnya. Wah-wah akan seperti arena bermain dan baru akan berhenti bila
bel tanda masuk sudah berbunyi. Dengan badan bau dan berkeringat
akhirnya mereka masuk kelas.
Tapi ada juga yang kadang membuatku
jengah. Tak mau belajar sebelum ada video. Harusa ada games di setiap
pembelajaran. Susah diaturnya, sudah capek-capek menjelaskan sampai
mulut berbusa, tapi tidak diperhatikan sama sekali. Lebih asyik dengan
buku-buku yang sengaja ditempatkan di dalam laci untuk dibaca atau lebih
suka menggambar beraneka rupa sesuai kreativitas mereka. Yah, biarlah
akupun masih membuat pemakluman “Maklum masih anak-anak”. Sudah dibuat
sedisiplin mungkin tapi kadang juga masih ada yang lebih suka bergelut
dengan imajinasi mereka.
Itulah para little angels, berada di
dekat mereka seperti ada di surga, karena mereka bagaikan
malaikat-malaikat manis dengan senyumnya. “Sesama muslim itu bersaudara”
kataku ketika dua orang malaikat kecil bertengkar dan salah satunya
menangis. “Aku minta maaf” kata sang littel angels dengan tersenyum
langsung jabatan tangan itu dijabat erat. Hah, dasar little angels.
Rasanya
senang melihat mereka tumbuh menjadi dewasa, menjadi bagian dari dunia.
“Tantanglah dunia anakku. Kau akan lihat dunia ini begitu indah.
Dapatkan berbagai pengalaman. Masa depanmu masih panjang. Bergelutlah
selalu dengan ilmu supaya kamu semua maju.”
Alfanita Zuraida
Tidak ada komentar:
Posting Komentar