Selasa, 23 Desember 2014

Berprestasi dalam sebuah Kompetisi


Kompetisi kadang dapat mengukur sampai dimana kemampuan kita. Berkompetisi tak selamanya harus berarti bersaing karena dalam sebuah kompetisi akan banyak hal yang didapat. Salah seorang teman selalu mengikuti banyak perlombaan, tujuannya bukan karena dia ingin menang, lebih dari itu karena ia ingin memperkuat rasa percaya dirinya.

Salah satu tujuan diadakannya lomba menggambar, mewarnai, dan telling story di Bimbel Bahasa Inggris ALFA, salah satunya adalah untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa. Sebenarnya rasa percaya diri siswa selalu ditingkatkan dalam pembelajaran di dalam kelas, ini hanya sebuah ajang untuk lebih memperkenalkan siswa terhadap hal yang lebih besar dari pada yang mereka dapatkan di dalam kelas

Kompetisi yang dilakukan selama dua hari ini membuat anak-anak merasa lebih ceria, selama kompetisi mereka selalu melepas senyum. Wajah mereka tampak tegang tapi saya rasa perasaan mereka selalu senang. Bahkan salah satu murid saya Amanda, yang dijemput orang tuanya sebelum kompetisi berakhir, menggelengkan kepala tak mau pulang, setelah dibujuk barulah mau pulang.

Kompetisi gratis alias tak membayar biaya apapun ini berlangsung tanpa hambatan. Akhirnya inilah dia para juaranya. Silakan dilihat sendiri lewat foto-foto di bawah ini yah








Alfanita Zuraida
Owner of Bimbel Bahasa Inggris Alfa

SSR sebagai Solusi Pengembangan Literasi Anak




Budaya literasi anak-anak Indonesia sepertinya cukup memprihatinkan. Bagaimana tidak, sejauh pengamatan saya di beberapa sekolah, anak-anak tidak diberikan cukup waktu untuk membaca buku-buku literasi, setiap hari otak mereka hanya dijejali membaca buku-buku pelajaran.

Istirahat yang kurang dari setengah jam pun hanya dimanfaatkan anak-anak untuk jajan dan bermain di lingkungan sekolah. Tak ada waktu, niatan, bahkan keinginan untuk sekedar berkunjung ke perpustakaan sekolah dan membaca. Waktu anak-anak terlalu berharga untuk itu semua, lebih baik mengisi tenaga dengan jajan atau bermain dengan teman untuk menyegarkan pikiran.

Saat anak-anak berada dalam lingkungan sekolah dasar, sebenarnya adalah waktu yang sangat tepat untuk mengenalkan budaya literasi sejak dini. Budaya literasi yang mereka dapatkan sejak dini akan menjadi pembiasaan ketika mereka dewasa nanti. Mereka akan terbiasa membaca buku yang mungkin sangat tebal sebagai referensi ketika mereka di perguruan tinggi. Bagaimana mungkin mereka bisa membaca buku yang tebal tiba-tiba tanpa melalui sebuah pembiasaan.

Saya ingat persis ketika saya masih di sekolah dasar, ada waktu dua jam setiap minggu dalam pelajaran Bahasa Indonesia, kami diijinkan guru untuk pergi ke perpustakaan dan meminjam buku yang kami mau, kemudian membawanya ke dalam kelas untuk dibaca. Bila tidak tuntas membaca di dalam kelas, buku yang kami baca dapat dibawa pulang.

Kami yang saat itu tidak punya akses teknologi apapun selain radio dan televisi sangat tertarik pada buku. Tak jarang kami mendiskusikan buku yang telah kami baca. Bila ada buku yang menurut kami sangat menarik, kami akan dengan sabar mengantri dengan teman-teman yang lain untuk membaca buku tersebut. Kini diskusi anak tak lagi diskusi tentang literasi, diskusi mereka bergeser membicarakan gadget terbaru, acara televisi, atau berbagai macam les yang mereka ikuti.

Budaya membaca yang kian menurun, menurut saya pribadi dipengaruhi oleh beberapa hal. Yang pertama adalah adanya gempuran teknologi. Anak-anak jaman sekarang sudah sangat akrab dengan gadget. Gadjet kini bukan hanya dimiliki oleh anak menengah ke atas, anak anak dengan kemampuan ekonomi menegah ke bawah pun telah dapat menikmati gadget-gadget buatan cina yang fiturnya sama dengan gadjet canggih. Teknologi ternyata bukan hanya merenggut waktu anak-anak berinteraksi, gadget juga merenggut waktu anak-anak berliterasi.

Yang kedua adalah kesan dari orang tua bahwa anak pintar adalah anak yang mendapatkan peringkat di sekolah jadi mereka hanya memaksa anak untuk membaca buku-buku pelajaran. Buku-buku cerita yang membuka pengetahuan juga kepekaan anak pun ditinggalkan. Padahal dengan adanya buku-buku di luar buku pelajaran anak, kemampuan anak mengerti keadaan, meyelesaikan permasalahan, dan memahami sesama akan lebih terasah. Mengapa, karena sebenarnya buku-buku cerita sederhana yang mereka baca banyak disisipi pelajaran moral yang kemudian mereka serap dalam alam bawah sadar mereka.

Yang ketiga adalah kurang tersedianya waktu yang cukup untuk anak dalam budaya baca di sekolah. Tidak tersedianya waktu ini salah satunya adalah tidak adanya kurikulum untuk pengembangan literasi anak, baik dalam kemampuan membaca atau menulis literasi. Kemampuan dalam membaca dan menulis literasi hanya mereka dapatkan dalam pelajaran Bahasa Indonesia, itupun hanya mendapatkan porsi yang sangat kecil, bersaing dengan berbagai materi Bahasa Indonesia yang lain.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah di atas. Salah satu solusi yang ingin saya jabarkan di sini adalah SSR atau Sustained Silent Reading. Ini merupakan sebuah metode membaca rekreasi bagi anak-anak ketika berada di sekolah. Dalam Sustained Silent Reading, anak-anak dapat memilih sendiri buku yang ingin mereka baca. Waktunya pun dibatasi hanya beberapa menit, bila waktu berkonsentrasi anak tak lebih dari 15 menit, membaca buku 10 menit pun jadi. Anak-anak dapat membaca buku sendiri atau berpasangan.

Tidak ada tes, laporan, atau rangkuman buku yang mereka telah mereka baca. Anak-anak pun tidak harus menyelesaikan buku yang mereka baca, mereka dapat berganti buku ketika mereka berfikir bahwa buku tersebut kurang menarik atau tidak sesuai dengan bacaan yang mereka inginkan. Mereka membaca dengan situasi menyenangkan, tanpa paksaan.

Buku yang mudah dan menarik adalah salah satu hal penting dalam SSR, apalagi untuk anak-anak dengan kelas rendah di sekolah dasar. Untuk anak-anak dengan kelas lebih tinggi dapat membaca buku sesuai dengan kemampuan mereka, namun mereka juga tidak dilarang ketika mereka ingin membaca buku yang lebih mudah. Saya jadi berfikir bagaimana bila anak-anak Indonesia sudah terlatih membaca sejak dini, pasti sepuluh tahun mendatang Indonesia tidak lagi menempati urutan terbawah dalam kemampuan membaca.

Menempatkan perpustakaan kecil atau mini library di setiap kelas merupakan sebuah pilihan yang bijak. Buku dapat didapatkan dari setiap siswa. Bila dalam satu kelas ada 30 anak, maka akan ada 30 judul buku yang berbeda. Buku-buku itulah yang kemudian dibaca anak dalam satu kelas. Bila telah menyelesaikan 30 buku, buku-buku tersebut dapat ditukar dengan kelas yang lain. Kelas bawah dapat ditukar kelas bawah, begitu pula dengan kelas atas. Jadi tak ada yang mahal dalam SSR, hanya sedikit meluangkan waktu anak untuk membaca buku yang efeknya akan luar biasa ketika mereka beranjak dewasa.

Budaya membaca dan menulis literasi bukanlah budaya instan yang langsung diperoleh, namun ini adalah sebuah proses melalui pembiasaan. Tak akan pernah ada orang dewasa yang menyukai buku ketika buku-buku tersebut tidak diperkenalkan kepada mereka sejak dini. Tak ada yang terlambat untuk membuat SSR, sekarang atau tidak sama sekali. 

Alfanita Zuraida

Sabtu, 29 November 2014

Manasik Haji SD Plus YPI Darussalam


Memang kita masih belum bisa menunaikan rukun Islam kelima yaitu berhaji bila mampu, namun bukan berarti semangat berhaji pudar begitu saja dari hati kita semua. Berawal dari manasik haji, InshaAllah beberapa tahun lagi kita semua benar-benar dipanggil Allah bersama jutaan muslim lain untuk melihat ka'bahNya. Bukankah tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah.


Sebenarnya ada banyak hal yang saya sukai dari anak-anak, salah satunya adalah rasa antusias mereka, terutama rasa antusias terhadap pembelajaran di luar kelas. Dalam rangka menyambut hari raya Idul Adha atau disebut juga hari raya haji, para guru di SD Plus YPI Darussalam mengadakan manasik haji untuk para siswa. Ini merupakan kegiatan tahunan yang bertujuan untuk memperkenalkan berbagai prosesi yang dilakukan oleh seorang muslim ketika mereka berangkat menunaikan ibadah haji.

Sebelum manasik haji, anak-anak sudah sudah dibekali dengan berbagai doa untuk prosesi haji ini. Seperti jamaah haji pada umumnya mereka juga dibagi atas beberapa kloter, setiap kloter diberi nama propinsi di Indonesia.Untuk mempermudah menemukan kloternya masing-masing, setiap kloter diberi bendera dan pita dengan warna yang sama. Setiap anak juga mendapatkan sebuah kalung buku yang berisi doa-doa prosesi haji. Pada pelaksanaannya, mereka hampir tidak melihat buku kecil tersebut karena seringnya mengulang doa-doa tersebut, tentu saja mereka sudah hafal di luar kepala.

Dengan berpakaian ihram, semua anak mendengarkan instruksi dengan baik. Anak-anak dengan kelas yang lebih tinggi mengarahkan adik-adik kelasnya agar tertib mengikuti prosesi haji. Walaupun ada beberapa dari mereka yang mengeluh karena panas, Alhamdulillah, mereka bisa menjalani manasik ini dengan baik. Semoga jadi haji mabrur ya semua.

Alfanita Zuraida
Very late post

Jumat, 28 November 2014

Bimbingan Belajar Bahasa Inggris Alfa, Terdepan dalam Program



Semakin bertambah usia, pada hakikatnya haruslah menjadi lebih baik, begitu pula sebuah lembaga. Bimbel Bahasa Inggris Alfa yang telah menginjak usia ke-4 pun harus terus menunjukkan eksistensinya untuk menjadi lembaga pendidikan yang lebih baik dengan mengunggulkan mutu, program, strategi pembelajaran, juga kompetensi guru.

Di usia empat tahun dalam kisaran umur manusia, seseorang sudah dapat memperlihatkan kemandiriannya. Seorang dengan kisaran usia ini atau balita sudah dapat memperlihatkan kemandiriannya seperti mampu menyikat gigi dan berpakaian sendiri. Mereka juga cenderung banyak menuntut tetapi juga bersemangat untuk diajak bekerja sama.

Dalam usia yang ke-4, Bimbel Bahasa Inggris Alfa mampu menunjukkan diri bahwa Bimbingan Belaja Bahasa Inggris mandiri ini layak dipilih para orang tua yang menginginkan anaknya untuk mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Ada beberapa alasan mengapa Bimbel Bahasa Inggris Alfa memang layak dipilih para orang tua, salah satunya adalah karena program-program Bimbingan Belajar Bahasa Inggris Alfa

Program Bimbingan Belajar Bahasa Inggris Alfa dibuat sangat menarik sehingga anak-anak mau dan mudah terlibat dalam program pembelajaran dan pembiasaan. Program unggulan Bimbel Bimbel Bahasa Inggris Alfa dibagi menjadi dua yaitu program pembelajaran di dalam kelas dan program pembelajaran di luar kelas. Program pembelajaran di dalam kelas adalah pembiasaan penggunaan bahasa Inggris oleh siswa dalam berinteraksi baik interaksi guru dengan siswa atau siswa dengan siswa. Pembelajaran di dalam kelas ini juga menggunakan berbagai tehnik seperti presentasion, gap information, juga interview.

Program pembelajaran di luar kelas adalah program yang merupakan relalisasi atau praktek pembelajaran di dalam kelas. Program pembelajaran ini meliputi program students performance, telling story competition, dan speech competition. Dalam students performance, siswa harus menunjukkan penampilannya. Siswa di sebuah kelas dibagi beberapa kelompok untuk menunjukkan penampilan mereka. Penampilan ini meliputi story telling, speech, role play, dan drama. 

Story telling competition dan speech competition biasanya diadakan setahun sekali dalam rangka memperingati ulang tahun Bimbel Bahasa Inggris Alfa. Kompetisi ini bukan hanya diadakan untuk memperoleh pemenang, lebih dari itu, ini merupakan sebuah ajang untuk melatih rasa percaya diri dan mengajak siswa untuk berkompetisi secara sehat. Ini juga merupakan sebuah motivasi untuk mengembangkan kemampuan mereka untuk menjadi story teller yang mampu membawakan cerita secara apik. Speech competition pada dasarnya adalah program dengan tujuan yang sama dengan story telling competition, hanya ada perbedaan penyajian dengan story telling competision.

Selain itu ada tiga program tambahan yang akan menunjang softskill dan pengetahuan anak  yaitu program konsultasi pekerjaan rumah, mini library, dan mini canteen. Dalam konsultasi pekerjaan rumah, siswa telah mengerjakan pekerjaan rumah mereka. Ini adalah sebuah tanggung jawab siswa atas pekerjaan yang menjadi tanggung jawab mereka. Dalam program ini guru adalah sebagai fasilitator yang memandu siswa mengalami kesulitan dalam pengerjaan pekerjaan rumah.

Di mini library, pengembangan pengetahuan, nalar, juga rasa ingin tahu siswa akan dapat tersalurkan. Di mini library, buku-buku dibagi menjadi dua, buku-buku untuk anak-anak dan buku-buku untuk remaja. Pengelompokan buku dimaksudkan supaya anak-anak dapat membaca buku yang sesuai dengan usia mereka. Untuk mendisiplinkan siswa dalam peminjaman dan pengembalian buku, buku administrasi dan kartu perpustakaan harus selalu diisi ketika peminjaman dan pengembalian buku. Untuk memotivasi anak, diterapkan pemberian reward, anak yang telah membaca 20 buku, berhak mendapatkan sebuah pin atau bulpen dan untuk anak yang telah membaca 50 buku mendapatkan tempat pensil. Hal ini juga sebagai pemicu anak untuk mengembangkan budaya literasi mereka.

Kejujuran anak dalam program mini canteen juga ditanamkan. Dalam program ini, siswa dapat memilih snack yang mereka inginkan kemudian membayar sesuai dengan harga, tak ada penjual dalam mini canteen ini. Ini adalah sebuah prinsip kepercayaan. Diharapkan dengan program ini siswa dapat melatih sifat jujur dan menjaga kepercayaan orang lain.

Tak ada program juga pelaksanaanya yang selalu sempurna, namun kami selalu berusaha untuk membuat dan melaksanakan program terbaik dengan kemampuan yang kami punya. Bila pengajar muda melunasi janji kemerdekaan mereka di daerah-daerah terpencil, maka kami berusaha melunasi janji kemerdekaan di sini, di daerah kami.

Alfanita Zuraida
Katanya yang punya Bimbel Bahasa Inggris Alfa


Selasa, 07 Oktober 2014

Don't wanna Lose You Now

I never thought that I would lose my mind
That I could control this
Never thought that I'd be left behind
That I was stronger than you, baby
Girl if only I knew what I've done
You know, so why don't you tell me
And I, I would bring down the moon and the sun
To show how much I care

[Chorus:]
Don't wanna lose you now
Baby I know we can win this
Don't wanna lose you now
No no, or ever again

I've got this feeling you're not gonna stay
It's burning within me
The fear of losing
Of slipping away
It keeps getting closer, baby
Whatever reason to live that I've had
My place was always beside you
And I wish that I didn't need you so bad
Your face just won't go away

[Chorus]

I never thought that I would lose my mind
That I could control this
Never thought that I'd be left behind
That I was stronger than you

Don't wanna lose to loneliness
Girl I know we can win
Don't wanna lose to emptiness, oh no
Never again

[Chorus]

Backstreetboys,  Don't wanna  Lose You Now

Kamis, 02 Oktober 2014

20 Facts about Me

picture taken from beauteebeauty.blogspot.com


Saya lihat di beberapa blog, sang blogger menulis 20 fakta tentang diri mereka. Saya jadi mau ikut-ikut. Buat lucu-lucuan aja. Here you are

1. Nama lengkap saya Alfanita Zuraida. Kalau search di google, manusia yang punya nama itu hanya saya. Hahaha.
2. Punya adik yang paling berisik sedunia tapi kalau nggak ada dia pasti kesepian banget  
3. Pernah rangking satu pas SD, SMP, dan SMA, tapi sayang IP pas S1 nggak cumlaude.
4. Setelah kurang lebih dua tahun belajar, akhirnya sekarang sudah bisa nyetir mobil sendiri
5. Sudah punya SIM A dan SIM C pas SMA, padahal pas waktu itu belum bisa nyetir
6. Punya cita-cita keliling dunia, tapi nggak mau menetap tinggal di luar negeri.
7. Suka banget sama masakan Indonesia terutama masakan khas Jawa Timur
8. Orang Gresik tapi nggak terlalu suka pudak. Kalau makan pudak selalu berdua, kalau nggak gitu nggak habis.
9. Nggak pernah hafal jalan, bahkan pas nyetir di daerah perumahan deket rumah pun saya kesasar hahaha.
10. Nggak punya BBM, pas diprotes selalu bilang kalau masih belum butuh tapi suka pake BBM Adek buat liat-liat baju online
11.Suka belanja online terutama baju-baju unik
12.Sering galau mau jadi guru atau pengusaha
13.Nggak bakat jualan baju online
14. Cuma punya dua piala di rumah. Piala pertama juara satu lomba IPS-PPKN pas SD dan juara III    lomba LKTI pas kuliah
15. Suka sebel kalau pas lagi jelasin pelajaran terus ada murid yang ngomong sendiri
16.Cita-cita saya punya Bimbel dengan bangunan dan pembelajaran yang unik
17. Suka banget baca novel, terutama novelnya Ika Natassa. Buku kedua yang dibaca berulang-ulang setelah buku pelajaran yah novel hehehe.
18. Antara makan dan tidur, saya memilih tidur
19. Suka menghitung berapa tanggal merah dalam satu bulan di kalender
20. Suka dengerin lagunya Opick terutama yang judulnya pewaris tahta.

Segitu aja yah. Hahaha. Ini salah satu post nggak penting. Nggak usah dibaca. Abaikan.

Alfanita Zuraida


Melepaskan


picture taken from jawabancinta.com


Melepaskan itu hanya sekejap
Sesingkat hembusan angin yang menerpa ujung rambutku, 
Menyapu poniku kemudian menghilang.
Tak perlu berfikir lama, menimang-nimang
Hanya perlu mengikhlaskan

Toh, jalan hidup kita berbeda
Kita telah menentukannya sendiri-sendiri sejak awal
Menapaki jejak-jejak hidup dan takdir kita masing-masing
Mungkin tak ada namaku dalam gurat masa depanmu, begitu pula sebaliknya

Akhirnya,
Kita tidak saling memilih karena tidak ada pilihan
Atau kita sendiri yang tak mau saling memilih.


Alfanita  Zuraida