Rabu, 30 Juli 2014

Happy Ied Mubarok -Part 2-


Picture is taken from poetrysync.blogspot.com

Ramadhan hakikatnya adalah bulan melatih kesabaran. Setelah ramadhan diharapkan kita bisa menjadi pribadi-pribadi  yang lebih sabar. Dan rasanya lebaran ini diri ini sedang diuji kesabaran.

Lebaran dibuka dengan aksi telat bangun. Karena malam takbiran saya habiskan dengan membantu Ibu di toko, saya hampir tak bisa membuka mata saking capeknya pagi harinya. Adik saya yang mencoba membangunkan saya dari bawah dengan teriakan mautnya pun tak mampu membuka mata saya. Tiba-tiba terdengar suara gedoran pintu depan kamar saya. Dan suara itu saya tak mau mendengarnya, suara cempreng adik saya, menyuruh kakaknya yang cantik ini bangun. Saya tetap tak mau bangun. Hahaha.

Ibu saya yang tahu saya tak mau bangun, langsung berteriak dari bawah menyuruh saya bangun. Kalau yang teriak sudah Ibu saya berarti saya harus bangun. Takut jadi anak durhaka tidak mentaati perintah Ibu. Masih ngantuk, turun ke bawah sambil meraba-raba tangga. Sudah di bawah, ada bantal di atas karpet, tidak bisa mengangkat kepala, tidur lagi saking capeknya.

Ibu dan Adik saya sudah siap mau ke masjid, lho..lho..Dan Ibu saya bilang Ita kamu kan nggak sholat, nggak usah ikut ke masjid, bersih-bersih rumah saja. Adik saya langsung ketawa cekikikan dan saya langsung manyun. Padahala rencananya, saya mau ikut ke masjid, walaupun tidak sholat tetap mendengarkan khotbah pak khotib. Ya sudahlah mendengarkan dari rumah saja khotbahnya.

Dan aksi bersi-bersih rumah pun dimulai. Dimulai dengan membersihkan lantai bawah mobil. Mobil harus di singkirkan heheh maksud saya dipindahkan. Saya coba menghidupkan satu kali tidak bisa, dua kali juga tidak bisa, tiga kali, bahkan berkali-kali saya coba tetap tidak bisa. Oh no, saya pasti diomeli gara-gara tidak ngecek mobil kemarin. Yah sudahlah, mau gimana lagi, saya pun membersihkan yang lain. Ingat saat mengerjakan soal. Jangan terlalu fokus mengerjakan soal yang tidak bisa, fokus mengerjakan yang kita bisa. Oye.

Setelah membersihkan rumah, mandi, dan bermaafan, waktu yang ditunggu-tunggu tiba makan hahah. Lupakan mobil yang tidak bisa distater, yang penting makan. Perut kenyang, hati senang. Setelah makan saya baru bilang pada Ibu bahwa mobil tidak bisa distater, untung Alhamdulillah, saya tidak dimarahi. Masak iyah dimarahi waktu lebaran. Akhirnya, Ibu menelfon saudara yang bisa membetulkan mobil.

Ternyata aki habis, mau cari dimana coba aki lebaran-lebaran kayak gini. Akhirnya saya dan sepupu saya yang setia menemani, namanya Hilmi Achmad Fahreza (lambaikan tangan padanya kalau ketemu hahaha) mencari di pom bensin, ternyata tidak ada, setelah putar-putar hampir setengah jam juga tidak ada. Akhirnya, saya menemukan juga di bengkel dekat rel kereta api. Salam sayang buat Ibu-Bapak yang sudah membuka toko di bengkelnya lebaran-lebaran seperti ini. Love. Love. Mmuuuuah.

Setelah diisi aki, ternyata mobil masih tidak mau menyala. Terpaksa didorong keluar. Sepupu saya dan ayahnya yang mendorong keluar. Setelah di luar ternyata mereka butuh tenaga ekstra untuk menyalakan mobil. Hilmi pun memanggil saya, adik saya, dan kakaknya untuk mendorong mobil. Kita bertiga yang sudah dandan cantik dan habis-habisan buat lebaran harus mendorong mobil. Saat mendorong mobil kita masih sempet-sempetnya minta difoto sama Ibu. Tapi Ibu cuma bengong sambil ngeliatin kita bertiga mendorong mobil. Setelah satu jam berusaha akhirnya mobil bisa dinyalakan. Alhamdulillah.

Dan kejadian yang tak kalah seru adalah baju lebaran saya, yang saya pilih dan beli dengan hasil keringat saya sendiri (lebay) bolong di bagian bawahnya karena setlika. Bukan saya yang setlika. Sehari sebelum lebaran Ibu menyuruh orang menyetlika semua baju, dan tam-tam ada sedikit insiden yang beliaunya tidak bilang. Saya tahunya juga saat pakai baju lebaran itu dan saudara saya bilang bahwa baju saya bolong. Oh no. Ada dua hal yang bisa saya lakukan yang pertama marah-marah dan merusak lebaran saya yang kedua bersabar karena baju itu masih bisa diperbaiki. Saya pilih yang kedua.

Ada hikmah yang bisa diambil dari peristiwa tersebut, Allah memberikan masalah tapi Allah juga memberikan solusi atas masalah-masalah itu. Saat mobil mogok, Alhamdulillah ada orang yang menolong. Ketika baju baru bolong kena setlika, Alhamdulillah masih ada baju lain. Allah selalu memberikan yang terbaik kepada hamba-hambaNya. Tergantung bagaimana kita meyikapinya saja. Bagi saya ini salah satu lebaran paling bermakna.

Alfanita Zuraida


Tidak ada komentar:

Posting Komentar