Senin, 22 Juli 2013

Mengenal Karakteristik Anak-anak



 
Lala, my student. It was taken when she was 7 yo.


Unpredictable adalah salah satu kata untuk menggambarkan karakter anak-anak selain lugu, lucu, dan polos. Tingkah laku anak-anak memang selalu tak terduga, hari ini mereka berbuat ini, di lain waktu mereka akan berbuat itu. Lihat saja murid les saya yang bernama Noval, anak yang sering rangking satu di kelasnya ini selalu mengolok-olok temannya yang bernama Kiki karena dalam bidang akademik Kiki tergolong anak yang lambat dalam belajar walau akhirnya bisa dengan pengulangan berkali-kali yang saya lakukan. Noval, tentu saja dengan gayanya yang sengak tidak mau satu kelompok dengan Kiki, apalagi duduk berdekatan dengan Kiki. Noval lebih memilih untuk duduk di samping Elang (anak yang satu ini ganti nama menjadi “Ilang” hehe), Tegar, Dicky, Faiz atau siapapun di dalam kelas selain Kiki. Diapa-apakan, si Noval ini tetap tidak mau bergabung dengan Kiki. Tapi suatu hari hal yang sangat mengejutkan saya terjadi, Noval tanpa beban mengajari Kiki cara mengerjakan soal yang ada di buku paket. Saya sangat terharu melihatnya. Untuk Noval, akhirnya saya memberikan poin tambahan.

Lain Noval di les saya, lain pula Noval yang ini. Noval yang ini adalah anak yang saya ajar beberapa tahun yang lalu di sebuah SD swasta di Gresik. Pada saat jam istirahat, temannya yang usil, Zidan tanpa sengaja menjepit jempol Noval di besi pintu sampai berdarah dan mengelupas kulitnya. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana pedih dan sakitnya luka yang dialami Noval. Saya segera membawa Noval ke ruang UKS, dibelakang kami beberapa anak termasuk Zidan mengikuti. Selama perjalanan ke UKS, tak henti-hentinya Zidan mengucapkan kata maaf pada Noval yang hanya dijawab Noval dengan isakan tangis. Untunglah setelah lukanya diobati, Noval berhenti menangis. Zidan kembali minta maaf pada Noval dan langsung dimaafkan oleh Noval, setelah itu mereka berdua sudah kembali tertawa bersama, lupa peristiwa beberapa menit yang lalu. Saya tertegun.

Walaupun sifat anak berbeda tetapi sebenarnya karakter mereka pada umumnya adalah sama. Berikut ini adalah karakter anak –anak dan bagaimana cara mengajar mereka agar pembelajaran bahasa Inggris di kelas lebih maksimal dan efisien. Dua poin ini saya rangkum dari buku “Teaching English to Children” karangan Wendy A. Scott dan Lisbeth H. Ytreberg. Menurut Scott dan Ytreberg anak-anak dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah anak yang berusia lima sampai tujuh tahun dan kelompok kedua adalah anak yang berusia delapan sampai sepuluh tahun.

Anak yang berusia lima sampai tujuh tahun sudah dapat menceritakan apa yang mereka lihat, dengar, dan rasakan pada orang lain. Mereka juga telah dapat merencanakan sebuah kegiatan dan menggunakan alasan yang logis. Selain itu anak-anak dengan rentang usia ini telah mengetahui bahwa di dunia ini terdapat peraturan yang harus ditaati. Mereka tidak sepenuhnya mengerti tentang peraturan-peraturan itu, namun mereka tahu kalau peraturan itu harus ditaati agar setiap orang merasa aman dan nyaman.

Di dalam kelas, untuk siswa dengan rentang usia ini, guru harus memberikan peraturan yang jelas dan tegas tentang bagaimana mereka bersikap dan bertindak di dalam atau di luar kelas. Di Bimbel saya, peraturan jelas dan tegas itu dimulai ketika siswa berbaris sebelum masuk kelas sampai mereka pulang. Sepertinya, semua hal sudah sangat teratur. Saat masuk kelas mereka harus berbaris terlebih dahulu, masuk kelas pun mereka sangat teratur. Masuk satu persatu. Sebelum masuk guru bertanya tentang materi yang telah mereka pelajari sebelumnya seperti “What are you wearing today” atau “ Mention three names of fruit”. Kalau siswa bisa menjawab pertanyaan, maka boleh masuk ke dalam kelas, namun kalau masih belum bisa menjawab pertanyaan kembali ke belakang. Siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan sampai semua temannya masuk ke dalam kelas akan dibantu oleh guru. Di dalam kelas anak pun sudah dibiasakan untuk disiplin seperti berdoa sebelum dan sesudah memulai pelajaran, merapikan meja setelah selesai belajar, membuang sampah di tempat yang telah disediakan ketika mereka selesai menggunting, dan lain sebagainya. Dalam melatih siswa untuk mematuhi peraturan ini, peran atau role guru sangat dominan.

Anak-anak dalam rentang usia ini juga lebih mengerti situasi dari pada bahasa yang digunakan. Maksudnya adalah ketika kita sebagai guru bahasa Inggris menjelaskan atau memberikan perintah kepada kepada siswa tidak cukup hanya dengan kata-kata, tetapi kita juga harus menggunakan gestures atau gerakan. Saya pribadi menghindari menggunakan mother tongue untuk menjelaskan perintah Bahasa Inggris yang saya berikan pada anak-anak. Misalnya saya menyuruh anak untuk berdiri, saya akan bilang “Stand up, please” tidak lupa tangan saya mengayun ke atas. Semua kata yang kita ucapkan alangkah baiknya bila guru juga menggunakan mimik dan gestures, supaya anak lebih mudah menangkap apa yang kita maksudkan. Jangan lupa gunakan kata-kata yang sederhana. Bila menjelaskan sesuatu lebih baik menggunakan kalimat yang berpola SPOK saja, jangan sampai menggunakan complex sentences.

Selanjutnya, anak-anak ini juga sangat logis maksudnya apa yang guru pertama katakan akan mereka lakukan, tanpa menghiraukan kata “sebelum”. Contohnya “Sebelum ke kantor pos pergi ke pasar dulu”, maka, mereka akan pergi ke kantor pos dulu baru ke pasar. Jadi dalam kelas, usahakan bila menyuruh anak-anak dengan rentang usia ini katakan dengan jelas, apa pekerjaan yang guru inginkan pertama, kedua, dan seterusnya. Kemudian, dalam mengerjakan sebuah pekerjaan, mereka juga kurang bisa berkonsentrasi secara penuh, jadi guru harus membantu dan memberi semangat agar siswa dapat menyelesaikan pekerjaannya.

Anak-anak dengan rentang usia ini juga masih belum bisa membedakan fakta dan imajinasi, tidak selalu mengerti apa yang orang dewasa katakan (jadi ingat iklan telfon seluler “jadi orang dewasa itu menyenangkan tapi susah dimengerti, hehhe), jarang untuk mengakui bahwa mereka belum bisa, tidak bisa menentukan apa yang mereka ingin pelajari, selalu melakukan sesuatu dengan serius walaupun itu hanya permainan. Mereka juga sangat antusias dan bersikap positif terhadap pembelajaran.

Kelompok kedua adalah anak dengan rentang usia delapan sampai sepuluh tahun. Anak-anak dengan rentang usia ini sudah bisa mengenal konsep hidup, dapat menceritakan fakta dan imajinasi, sering bertanya, bisa menentukan keputusan tentang sesuatu yang ingin dipelajari, mereka telah memiliki pandangan tentang apa yang mereka sukai atau tidak sukai, mereka telah dapat bekerja sama dan belajar dari orang lain. Anak-anak ini juga telah dapat mengerti abstrak dan simbol (yang dimulai dengan kata), generalise dan systematise.

Ini berarti dalam pembelajaran di dalam kelas seorang guru harus memperhatikan beberapa hal yaitu:

1.      Word are not enough
Maksudnya seorang guru bukan hanya dituntut untuk menjelaskan saja, lebih dari itu seorang guru untuk anak-anak juga harus merancang aktivitas yang membuat anak bergerak dan menggunakan semua indera mereka. Guru juga dituntut untuk menyediakan gambar-gambar atau benda yang mungkin sesuai dengan tema pembelajaran. Guru juga harus bisa mendemonstrasikan kegiatan yang ia ajarkan. 

2.      Play with the language
Guru juga dapat menyuruh siswa berbicara dengan dirinya sendiri lewat rima, puisi, lagu, dan bercerita. Ini adalah hal yang biasa digunakan dalam pembelajaran bahasa ibu namun ini juga efektif dalam pembelajaran bahasa asing.

3.      Language as language
Intinya, mengajarkan anak empat kemampuan berbahasa. Kalau untuk spoken guru harus menggunakan expressi wajah juga gerakan. Membaca dan menulis juga penting dalam pertumbuhan anak-anak ini.

4.      Variety in the classroom
Karena anak-anak masih lemah dalam hal konsentrasi guru harus bisa memberikan variasi dalam kegiatan, variasi step atau langkah kegiatan, variasi perencanaan kelas, dan juga variasi suara.
5.      Routines
Dalam hal ini maksudnya kita menggunakan situasi dan kegiatan yang familiar dengan siswa. Maksudnya mungkin ada pakem dalam setiap kegiatan yang membuat siswa tahu harus bagaimana di setiap pembelajaran.

6.      Cooperation not competition
Di dalam kelas adalah hal yang sangat natural bila siswa berebut untuk menjadi nomor satu dalam menyelesaikan tulisan atau tugas dari guru, tapi yang perlu diingat adalah menumbukan kebersamaan di dalam kelas. Bukan berarti mereka harus terus menerus belajar dengan cara berkelompok, namun anak-anak biasanya suka bila ada teman-temannya ada di sekeliling mereka. Intinya tumbuhkan kebersamaan antar siswa di dalam kelas.

7.      Grammar
Intinya, pembelajaran bahasa untuk anak kecil jangan terlalu berpusat pada aturan tata bahasa. Biarkan mereka berbahasa tanpa merasa terbebani dengan grammar. Untuk anak kecil gunakan aturan bahasa yang sederhana. Di Bimbel saya (promosi terus), untuk anak dengan level rendah saya hanya menggunakan present tense dan present continous, baru untuk anak-anak dengan level lebih tinggi saya menggunakan aturan bahsa yang sedikit lebih rumit.

8.      Assessment
Dalam assessment atau penilaian, guru dapat mengambil nilai bagaimana perkembangan siswa dari waktu ke waktu. Guru dapat memberitahu wali murid tentang perkembangan siswa ini. Selain itu guru juga dapat memberitahu mereka bagaimana perkembangan pembelajaran mereka. Hal ini untuk memotivasi mereka untuk lebih baik dalam pembelajaran.

Tujuan dari mengenal karakteristik anak-anak adalah supaya guru dapat memberikan kegiatan pembelajaran yang efektif di dalam atau di luar kelas. Anak-anak adalah anak-anak, mereka bukan manusia dewasa berukuran mini. Oleh sebab itu, pembelajaran untuk anak-anak juga berbeda dengan pembelajaran untuk remaja dan dewasa. Semoga dengan tulisan sederhana saya ini, bisa memberikan pengetahuan tentang karakteristik anak-anak pada guru dan calon guru. Selamat membaca. Semoga berguna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar