Kamis, 12 Agustus 2010

BUNDA TERESA, MUTIARA DARI INDIA


 Picture taken from: iloveindia.com
 
Ia seorang wanita yang dicintai warga dunia, wanita tabah yang rela menolong sesama tanpa upah. Wanita yang rela berjalan bermil-mil untuk menemukan orang yang membutuhkan pertolongannya. Menolong mereka yang papa, tergerak oleh rasa belas kasihan yang dalam. Tak pernah membedakan siapa yang ditolongnya, baik pria wanita atau anak-anak, semua tak lepas dari pertolongannya. Ia bak mutiara becahaya. Ia adalah Bunda Teresa.

Bunda Teresa dilahirkan di sebuah kota di kerajaan Ottoman provinsi Kosovo pada 27 Agustus 1910. Terlahir dengan nama Agnes Gonxha Bojaxhiu, ia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Kedua orang tuanya Nikolle dan Dranafile Bojaxhiu berasal dari kota Prizren di selatan Kosovo. Mereka adalah penganut katolik meskipun kebanyakan orang Albania adalah muslim dan mayoritas populasi di makedonia adalah ortodoks Makedonia. Pada usia 12 tahun, Agnes mengambil sebuah keputusan besar dalam hidupnya. Ia bergabung dalam sebuah kerja misi di India yang di sebut solidarity. Pada tahun 1928 saat usianya menginjak 18 tahun Gereja vatikan mengijinkannya untuk bergabung dalam kesusteran Loreto, sebuah komunitas biarawati irlandia di rathfarnham dengan sebuah misi di kolkata. Dia memilih Kesusteran Loreto karena panggilan mereka adalah untuk menyediakan pendidikan bagi anak perempuan. Setelah beberapa bulan pelatihan di institut”Blessed Virgin Mary di Dublin ia dikirim Ke Darjeeling di India sebagai suster novisiat. Pada 1931 dia melakukan kaulnya yang pertama disana, sebagai penghormatan pada Teresa Avila dan Theresa de Lisieux, ia memakai nama awal mereka sebagai gelar keagamaan pada 1937 .

Dari tahun 1930 Bunda Teresa mulai mengajar geografi dan katekisme di SMA St. Mary di Kolkata. Ia bahkan menjadi kepala sekolah di SMA itu pada tahun 1944. Pada tahun 1946 atas keinginannya sendiri ia memutuskan untuk melayani yang termiskin dari yang miskin. Namun ia masih mengajar di SMA St. Mary sampai tahun 1948. Pada tahun yang sama ia menerima izin dari Paus Pius XII melalui uskup agung kolkata untuk meninggalkan komunitasnya dan hidup sebagai suster merdeka. Setelah menamatkan pendidikan pendek dengan "Medical Mission Sisters" di Patna. Dia kembali ke Kolkata dan mendirikan sebuah rumah tinggal sementara yang diberi nama Little sisters of the poor. Dia memulai sekolah ruang terbuka untuk anak-anak yang tidak memiliki rumah. Ia juga bergabung dengan para sukarelawan dan penolong dalam menjalankan aktivitasnya ini. Dana finansialpun ia dapatkan dari organisasi gereja dan otoritas munisipal.

Pada tanggal 17 Agustus 1948, untuk pertama kalinya Bunda Teresa tampil mengenakan sari putih dengan pinggiran garis-garis warna biru. Ia keluar melewati gerbang Biara Loreto yang amat dicintainya untuk memasuki dunia orang-orang miskin. Pada tanggal 21 Desember untuk pertama kalinya Ibu Teresa keluar-masuk perkampungan kumuh India. Ia mengunjungi keluarga-keluarga, membasuh borok dan luka beberapa anak, merawat seorang bapak tua yang tergeletak sakit di pinggir jalan dan merawat seorang wanita sekarat yang hampir mati karena kelaparan dan TBC. Setelah beberapa bulan, ia ditemani oleh seorang demi seorang para pengikutnya yang pertama.

Pada Oktober 1950 Teresa menerima izin dari Vatikan untuk memulai ordonya sendiri. Vatikan awalnya menamakannya "Diocesan Congregation of the Calcutta Diocese", tapi kemudian berubah menjadi Missionaries of Charity, yang misinya adalah untuk memberikan perhatian untuk (dalam katanya sendiri) “si lapar, si telanjang, si gelandangan, si pincang, si buta, si lepra, dan semua orang yang merasa tak diinginkan, tak dicintai, tak diperhatikan dalam masyarakat, orang yang telah menjadi beban bagi masyarakat dan ditolak oleh siapa pun."

Dengan bantuan dari pejabat India, iapun mengubah sebuah kuil Hindu yang telah ditinggalkan menjadi Kalighat Home for the Dying, sebuah 'rumah sakit kecil' ("hospis") bagi orang miskin dan papa. Tidak lama setelah dia membuka hospis lainnya, Nirmal Hriday (Hati Murni), sebuah rumah lepra disebut Shanti Nagar (Kota Kedamaian), dan sebuah panti asuhan.

Awal tahun 1960-an, Bunda Teresa mulai mengutus para susternya ke bagian-bagian lain India. Dekrit Pujian yang dianugerahkan kepada Kongregasi oleh Paus Paulus VI pada bulan Februari 1965 mendorong Bunda Teresa untuk membuka rumah penampungan di Venezuela. Langkah tersebut diikuti dengan langkah serupa di Roma, Tanzania dan pada akhirnya di setiap benua. Pada tahun 1980 hingga 1990, Ibu Teresa membuka rumah-rumah penampungan di hampir di seluruh negara-negara komunis, termasuk Uni Soviet, Albania dan Kuba. Namun demikian, meskipun telah berusaha sekuat tenagaia tidak pernah dapat membuka satu pun di Cina.

Bunda Teresa menghembuskan nafas terakhirnya pada 5 September 1997 pukul 9.30. Jenazahnya dipindahkan dari Rumah Induk ke Gereja St. Thomas, sebuah gereja dekat Biara Loreto. Di gereja itulah di mana ia menjejakkan kaki pertama kalinya di India hampir 69 tahun yang lalu. Ibu Teresa mendapat kehormatan dimakamkan secara kenegaraan oleh Pemerintah India pada tanggal 13 September. Jenazahnya diarak dalam kereta yang sama yang dulu digunakan mengusung jenazah Mohandas K. Gandhi and Jawaharlal Nehru, melewati jalan-jalan di Calcutta sebelum akhirnya dimakamkan di Rumah Induk Misionaris Cinta Kasih. Semua orang datang berduyun-duyun di pemakamannya dari berbagai lapisan masyarakat dan agama. Mungkin ketulusan hati Bunda Teresa dalam menolong orang-orang yang membutuhkan telah begitu membekas di hati mereka.

Untuk semua pengorbanannya dalam menolong orang miskin Bunda Teresa banyak menerima penghargaan. Dia diberikan Penghargaan Templeton pada 1973, Penghargaan Perdamaian Nobel pada 1979 dan penghargaan tertinggi warga sipil India, Bharat Ratna pada 1980. Dia dijadikan Warga Negara Kehormatan Amerika Serikat pada 1996 (satu di antara enam). Namun bukan penghagaan yang diinginkannya, menolong orang tanpa membedakan siapa yang ditolongnya adalah tujuannya. Bagaimana dengan kita? 

(Alfanita Z, Dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar