| With Mbak Vi2 | 
| PPL 2 | 
Tulisan Lama Nih, but enjoy reading!
"Perpustakaan FBS, Kantin FBS, Musholla FBS, Gedung Bahasa Inggris, Lorong Cinta, semua itu adalah tempat favoritku di kampus dulu"
Tak
 terasa enam bulan sudah tak bersua dengan gedung tercinta, ada rasa 
kangen menganga dalam dada. Rindu udara dan suasana di sana.
Ingat
 lari-lari di kampus sambil ngos-ngosan takut terlambat. Sampai di sana,
 ah ternyata sang dosen tercinta belum ada. Semuanya ternyata sedang 
sibuk bergosip ria. Akupun dengan suka cita ikut bergabung juga. Ingat 
juga waktu masih di kos yang lama. Gara-gara takut tak diabsen sama Pak 
Fahri di Listening II, dengan penuh duka cita, kami sekelompok anak di 
kosan Pak Muraji datang tidak mandi, bahkan Maria masih memakai baju 
Baby doll, untung tidak terlihat karena ditutupi jaket.
Atau yang 
paling seru, pas waktu kelas Dramanya Pak Ali. Dengan muka percaya diri 
bahwa aku bisa, Rika memilihkan lagu untukku dalam drama kita "A Doll 
House". Lagunya Rihanna, aku lupa judulnya dan sekarang aku juga sudah 
lupa liriknya. Di hari H, semuanya berjalan lancar, tak ada kendala. 
Ellen, yang jadi my husband di drama itu juga membawakan apik perannya, 
nyanyiannya bisa dibilang okelah. Tiba giliranku, sang istri yang akan 
pergi karena merasa hanya dijadikan boneka di rumah mewahnya oleh sang 
suami harus membawa koper dan menyanyikan lagunya Rihanna. Bismillah, 
semoga tidak ada yang tertawa melihatku menyanyi. Geeeeeeer, meleset. 
Begitu awal aku menyanyi anak-anak semua sudah bersorak-sorak bukan 
karena suaraku yang indah, tapi karena ketidakindahannya. Ada salah satu
 juga yang nyeletuk "Oh jadi drama ini itu intinya adalah Ita menyanyi 
hahahahha". Malu aku. sampai sekarang aku masih tidak kuat melihat 
penampilanku di video yang direkam salah seorang temanku di kelas 
dramaku. Alasannya, aku tidak sanggup mendengar suaraku. Hahahah
Ingat
 juga di kelas Bu Lies Amin yang penuh perjuangan. Gara-gara cerita 
Kakak kelas yang bilang susah dapat nilai A di kelas Bu Lies Amin dengan
 semangat '45 aku mencoba berusaha mendapatkan nilai A. Mulai dari 
mencari referensi buku, internet, diskusi, sampai rajin konsultasi 
dengan beliau. Pernah juga terkena omelan karena sering minta nasehat 
untuk tulisanku. yah tidak papalah namanya juga usaha. Itu di kelas 
Academic Writing. Di kelas Speaking IV beliau, dengan penuh percaya 
diri, aku berlatih di depan kaca asrama sambil cas-cis-cus ngomong 
bahasa Inggris. Godaan dari berbagai mahluk penghuni kos pun datang 
silih berganti. ah tak papalah, khan juga usaha. Akhirnya tak terduga, 
dari tiga mata kuliah, surprise, aku dapat dua A dan satu B. 
Subhanallah. Rasanya sudah mengeluarkan kemampuan terbaikku di tiga mata
 kuliah itu.
Kangen juga ikut organisasi, ngerumpi, dan diskusi dengan mahluk warna-warni. Tak bisa terganti di sini.
Semoga
 suatu hari kita bisa bersua lagi kawan, tentunya setelah kita bisa 
mencerdaskan kehidupan bangsa ini. Mencerdaskan generasi muda ini, 
membangun negeri ini dengan pendidikan. Karena kita semua adalah 
pendidik-pendidik muda yang kaya. kaya ilmu, kaya hati. Kini kini sedang
 sibuk menggali potensi, bukan hanya potensi diri tetapi juga potensi 
murid-murid kita yang kita yakini mampu menjadi sesuatu kelak.
Jangan
 putus asa mendidik, ikhlaskan hati. Allah akan mengganti keikhlasan 
hati kita dalam mengabdi, bukan hanya berbetuk materi, mungkin juga 
rejeki dari berbagai sisi.
Yang sedang bernostalgila
Alfanita Zuraida 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar