Senin, 23 Mei 2011

Hadiahkan 2.228 Lulusan Berkualitas Pada Masyarakat


Hamparan wisudawan bertoga tumpahruah di Gedung Olah Raga (GOR) Bima Unesa Lidah Wetan. Wajah sumringah mengiringi mereka memasuki gedung kebanggaan warga Unesa yang dijadikan lokasi prosesi. Senyum tak pernah lepas menghiasi pemilik-pemilik bibir yang akan menyambut fase hidup baru. Hari itu (10/10) Unesa menggelar wisuda ke-67 dengan meluluskan 2.228 wisudawannya. Seperti seorang Ibu yang telah mendidik anaknya dengan berbagai ilmu dan ketrampilan hidup, kini Unesa rela melepaskan lulusan-lulusannya untuk mengabdi pada masyarakat.

2.228 wisudawan yang lulus hari itu terdiri dari delapan fakultas diantaranya PPs (78 wisudawan), FIP (184 wisudawan), FBS (475 wisudawan), FMIPA ( 377 wisudawan), FIS (162 wisudawan), FT (261 wisudawan), FIK (259 wisudawan), dan FE (432 wisudawan). Dengan wisuda Unesa ke-67, total alumni Unesa berjumlah 83.081 dengan rekapitulasi S-1 berjumlah 39.911 alumni, 1.474 alumni untuk S-2, dan 57 alumni untuk S-3. Sedangkan untuk program Diploma dan Akta masing-masing berjumlah 2.347 dan 39.283 lulusan.

Seperti wisuda-wisuda sebelumnya, prosesi wisuda ke-67 ini juga dibagi 2 gelombang yakni gelombang pertama pada pukul 07.00-12.30 untuk Program S3, S2 ; S1 FMIPA ; S1 dan D3 FT ; S1 dan D3 FE dan gelombang kedua pada pukul 12.30 s.d. 16.30 untuk Program S1 dan D2 FIP ; S1 dan D3 FBS ; S1 dan D3 FIS ; S1 dan D2 FIK. Prosesi diawali dengan masuknya Rektor, Pembantu Rektor, dan para pimpinan Unesa lain. Setelah itu lagu kebangsaan Indonesia rayapun mengalun membahana dilanjutkan dengan mengheningkan cipta untuk mengenang pahlawan yang telah gugur. Akhirnya, pembacaan Surat Keputusan Kelulusanpun dibacakan oleh Pembantu Rektor 1 Dr. Budi Djatmiko, M.Pd. sebagai tanda bahwa para wisudawan telah menamatkan pendidikannya di Unesa tercinta. Sebagai tanda ucapan selamat pada para wisudawan, Rektor Unesa, Prof. Dr. H.Haris Supratno bersalaman dengan para wisudawan, akhirnya barisan wisudawan yang akan bersalaman dengan orang nomor satu di Unesa itupun mengular panjang.

Dalam sambutannya, Pak Haris (panggilan akrab Rektor Unesa, red.) mengungkapkan pesannya pada para wisudawan ”Jika anda menjadi guru jadilah guru yang profesional karena itu adalah tuntutan zaman. Jika jadi pegawai baik di instansi negeri ataupun swasta jadilah pegawai yang beretos kerja tinggi. Mari kita tingkatkan kualitas pendidikan Indonesia dan layanan kepada sivitas akademikan bersama-sama melalui bidang yang akan anda geluti nantinya. Yang terpenting tetap jaga nama baik almamater kita tercinta,” ucap pria murah senyum ini.

Sebelumnya (1-4/10) delapan fakultas itu telah menggelar Yudisium. Yudisium yang telah dilaksanakan menetapkan 15 mahasiswa unggulan dalam peraihan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif). Lima diantara 15 wisudawan terbaik diraih oleh Dr. Mintowati, M. Pd. (S-3/ ilmu pendidikan Bahasa dan Sastra/PPs), Agusniar Dian Savitri, SS., M.Pd.(S2/ ilmu pendidikan Bahasa dan Sastra/PPs), Siti Kresnowati, S. Pd. (S-1/Teknologi Pendidikan/FIP), Khalif Rahma Riesty Fauzi, S. Pd. (S-1/ Pend. Bahasa Inggris/FBS), dan Dwi Setyaningsih, S. Pd.( S-1/ Pend. Biologi/FMIPA). Diwawancarai reporter majalah Gema saat mengikuti prosesi wisuda Agusniar Dian Savitri, SS., M.Pd., mengatakan”Saya senang akhirnya bisa diwisuda dalam program S-2 saya” ungkap wanita berkerudung yang meraih predikat cumlaude dengan IPK 3,85 itu.

Beberapa keunikanpun tak lepas terjadi di sekitar area wisuda yang mewarnai prosesi wisuda Unesa ke-67 ini, mulai dari macetnya lalu lintas sampai penjual dadakan yang mudah dijumpai di sepanjang jalan menuju tempat prosesi wisuda. Walaupun panitia sudah memasang rambu-rambu dan petunjuk arah kendaraan untuk menghindari kemacetan, agaknya volume kendaraan, baik roda dua atau roda empat tak sebanding dengan lapangan parkir yang disediakan panitia sehingga kemacetan menjelang dan setelah prosesipun pun tak terelakkan lagi. Bagi para penjual dadakan, wisuda Unesa yang selalu dilaksanakan di gedung Bima Unesa ini merupakan suatu berkah karena profit atau keuntungan yang mereka dapatkan akan meningkat. Salah satu penjual dadakan, Asmura mengatakan “Setiap ada wisuda Unesa, saya selalu jualan di sini (di area sekitar wisuda, red.), keuntungannya lumayan besar dibanding di tempat jualan sebelumnya,”ujar wanita ramah ini.

Kenyaman bagi wisudawan dan keluarganya adalah hal utama yang ingin diberikan panitia karena itu beberapa fasilitaspun disiapkan panitia terkait dengan hal ini, mulai dari konsumsi, pelayanan kesehatan, dan kamar kecil. Untuk menjaga khidmatnya wisuda, konsumsi dibagikan setelah acara prosesi. Untuk para wisudawan dan undangan yang sakit, panitia juga menyediakan pelayanan kesehatan di sebelah pintu masuk. Yang paling unik adalah kamar mandi, kamar mandi yang digunakan adalah kamar mandi sementara milik Dinas Kebersihan dan Pertamanan Surabaya yang berbentuk bus. Di dalamnya ada sekitar delapan kamar mandi. Air kamar mandi berasal dari air tandon yang isinya langsung disalurkan ke masing-masing kamar mandi di dalam bus. Salah satu pengguna jasa kamar mandi ini adalah Suparno, Ibu asal Kebon yang mengantarkan wisuda anaknya ini mengatakan ”Agak panas sih waktu di dalam kamar mandi tapi tidak papalah khan hanya sebentar “ ucapnya.

Usai prosesi wisuda, hampir sebagian wisudawan merekam jejak mereka dengan foto bersama, baik dengan sesama wisudawan, orang tua, suami, atau orang terkasih. Mereka berusaha mengabadikan kenangan yang didapat sekali seumur hidup itu. Kebiasaan ini pun tak disia-siakan oleh Sugih, juru foto Denic Photo Studio dengan membuka membuka Photo studio tepat di depan lokasi prosesi. Pria berambut panjang itu mengatakan ”Harga foto yang ada di Denic Photo Studio adalah Rp. 45.000,-. Dengan harga ini, wisudawan akan mendapatkan CD foto dan figura,”ungkapnya. Selain mengabadikan best moment mereka di photo studio, banyak juga dari para wisudawan yang membawa sendiri kameranya. Salah satunya adalah Furry Kurnia Aditama, S. Pd., wisudawan dari jurusan Pend. Bahasa Indonesia ini beralasan ”Dengan membawa kamera sendiri, gambar yang terambil dengan teman-teman sesama wisudawan lebih banyak, foto di photo studio hanya untuk foto dengan keluarga”Ungkapnya.

Akhirnya, menjadi wisudawan bukanlah akhir tonggak perjuangan, sebaliknya menjadi wisudawan adalah titik untuk memulai sebuah pengabdian baik pengabdian bagi bangsa, negara, agama, dan masyarakat. Semoga para wisudawan dapat memberikan darma baktinya pada bumi pertiwi sehingga kontribusi itu menjadi bekal pahala yang akan menuntun mereka ke surga. Sukses wisudawan! 

(Alfanita Zuraida)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar