Minggu, 22 Mei 2011

Little Angels

Pernah berimajinasi tentang malaikat? Bagaimana bentuknya? Seperti manusia tapi bersayap? Kalau malaikat yang satu ini berbeda. Sangat berbeda. Malaikat satu ini bukan manusia dewasa berukuran mini. Malaikat satu ini suka bermain, belajar, dan bernyayi. Malaikat satu ini juga suka coklat dan ice cream hingga tak jarang banyak diantara mereka punya gigi berwarna hitam. Malaikat satu ini juga punya dua sisi yang berbeda, kadang menyenangkan namun juga suka menyebalkan. Sudah punya gambaran siapa mereka?

Mereka adalah anak-anak, dengan kecerian dan kepolosannya. Di dunia ini tak ada satu pun yang tidak cemburu pada anak-anak. Cemburu? Ya siapa yang tak cemburu pada mereka. Setiap hari kerjanya hanya belajar dan bermain, tak ada beban pekerjaan. Bila mereka salah, semua penuh dengan pemakluman ”Maklum masih anak-anak” begitu mungkin kilah orang tua dan guru saat sang malaikat kecil sedang ingin jahil. Tak ada beban, semua dibuat santai. Enak sekali bukan.

Yang paling kusukai dari para malaikat-malaikat kecilku adalah senyumnya kala melihatku. “Mis Ita” sapa mereka. Langsung berjabat tangan, tak peduli aku baru turun dari sepeda dan masih memakai sarung tangan atau ketika keluar dari kamar mandi dan tangan masih basah. Pokoknya intinya bila melihatku adalah menyapa dan bersalaman. Senyum itu sering menentramkan hati, senyum malaikat-malaikat kecil yang gigi depannya sudah mulai tanggal. Denagn senyum itu aku merasa lebih berarti, entah apa yang sudah kulakukan pada mereka, padahal aku merasa masih belum bisa berbuat banyak untuk masa depan mereka yang indah nantinya.

Semua tempat adalah tempat bermain yang asyik bagi para little angels, tak perduli itu di kelas, di halaman ataupun di tangga, tempat yang terakhir itu sering membuatku was-was, takut-takut kalau mereka jatuh dan berdarah. Berbagai permainan pun akan menjadi asyik bila dimainkan. Apalagi bila sang malaikat kecil sudah bertemua malaikat-malaikat kecil lainnya. Wah-wah akan seperti arena bermain dan baru akan berhenti bila bel tanda masuk sudah berbunyi. Dengan badan bau dan berkeringat akhirnya mereka masuk kelas.

Tapi ada juga yang kadang membuatku jengah. Tak mau belajar sebelum ada video. Harusa ada games di setiap pembelajaran. Susah diaturnya, sudah capek-capek menjelaskan sampai mulut berbusa, tapi tidak diperhatikan sama sekali. Lebih asyik dengan buku-buku yang sengaja ditempatkan di dalam laci untuk dibaca atau lebih suka menggambar beraneka rupa sesuai kreativitas mereka. Yah, biarlah akupun masih membuat pemakluman “Maklum masih anak-anak”. Sudah dibuat sedisiplin mungkin tapi kadang juga masih ada yang lebih suka bergelut dengan imajinasi mereka.

Itulah para little angels, berada di dekat mereka seperti ada di surga, karena mereka bagaikan malaikat-malaikat manis dengan senyumnya. “Sesama muslim itu bersaudara” kataku ketika dua orang malaikat kecil bertengkar dan salah satunya menangis. “Aku minta maaf” kata sang littel angels dengan tersenyum langsung jabatan tangan itu dijabat erat. Hah, dasar little angels.

Rasanya senang melihat mereka tumbuh menjadi dewasa, menjadi bagian dari dunia. “Tantanglah dunia anakku. Kau akan lihat dunia ini begitu indah. Dapatkan berbagai pengalaman. Masa depanmu masih panjang. Bergelutlah selalu dengan ilmu supaya kamu semua maju.”



May, 19-20 2011

Ie-th@

Tidak ada komentar:

Posting Komentar