Senin, 23 Mei 2011

LESTARIKAN TRADISI, UNESA SIAP MENYONGSONG GLOBALISASI



Picture taken from:iamdluhansa.com
Setiap hari, jam, menit, dan detik berlalu dengan cepat. Begitu pula informasi dan komunikasi yang juga berjalan cepat dan tepat. Inilah yang disebut era globalisasi, suatuera yang menjadikan kompetisi seakan menjadi hal hakiki. Pada era ini ada dua tantangan yang perlu diwaspadai yaitu menipisnya jaringan sistem ekonomi dan politik yang terintegrasi dalam suatu kawasan dan menipisnya batas geopolitik antarbangsa yang dipicu oleh perkembangan teknologi dan komunikasi yang canggih.

Dengan berbagai potensinya, Unesa diharapkan bisa menghadapi dua tantangan itu. Potensi-potensi Unesa itu juga perlu ditumbuhkembangkan seperti kepemilikan enam kampus yang terdiri atas kampus Ketintang, Lidah Wetan, Gedangan, Dharmahusada, Teratai, dan Kawung. Selain itu sarana dan prasarana yang ada di Unesa juga tergolong lengkap. Sarana dan prasarana itu terdiri atas ruang laboratorium, perpustakaan dengan layanan jurnal on-line, bahkan Unesa juga punya sarana-prasarana olahraga bertaraf nasional dan internasional. Selain itu masih banyak potensi lain yang dapat ditumbuhkembangkan universitas yang berkomitmen menuju World Class University (WCU) ini.

Unesa juga harus mampu meraih kesempatan emas yang ada di depan mata. Dengan sigap Unesa juga harus meraih opportunity itu antara lain kebijakan Dikti yang memberlakukan hibah kompetisi untuk meraih dana dari pemerintah yang memberikan Unesa berpeluang bagi Unesa untuk berkompetisi di tingkat nasional guna pengembangan diri. Hal ini juga didukung dengan semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap Unesa yang memberikan peluang bagi universitas LPTK ini dalam memantapkan tridarmanya. Selain itu akan diberlakukannya program-program sertifikasi bagi pengajar di tingkat pendidikan dasar dan menengah juga memberikan peluang bagi Unesa untuk berperan sebagai lembaga sertifikasi yang ditunjuk oleh pemerintah. Peluang-peluang lain juga akan terus ditangkap Unesa untuk memantapkan keberadannya.

EMPAT TRADISI UNGGUL UNESA

Berdasarkan Renstra Unesa 2005-2015 ada empat tradisi yang menjadi dasar pengembangan dan perencanaan Unesa pada masa depan. Empat tradisi itu adalah keunggulan kependidikan (meliputi unggul dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan secara mandiri, transparan, dan akuntabel, unggul dalam penelitian dan implementasi pengembangannya, unggul dalam pengembangan pendidikan dan non-kependidikan di bidang Ipteks, unggul dalam bidang pengembangan pendidikan dasar dan menengah, dan unggul sebagai pembaharu dalam dunia pendidikan); keunggulan kerja keras; keunggulan akademi dan ketenagaan; serta keunggulan sosial kemasyarakatan madani.

Menurut Pembantu Rektor II, Dr. Nurhasan, M.Kes. sarana dan prasarana pendukung telah banyak disediakan dalam peningkatan kualitas pendidikan diantaranya dengan peningkatan kualitas laboratorium, pengembangan buku ajar, modul-modul pembelajaran, pengembangan model pembelajaran, serta pemembangat IT dalam proses belajar mengajar. Selain itu keunggulan pendidikan yang meliputi empat hal yang telah disebutkan di atas juga telah dikembangkan sarana dan prasarananya.

Untuk meraih keunggulan kerja keras, pria berperawakan tegap ini berkata, “Bukan hanya kerja keras namun juga cerdas. Civitas akademika Unesa harus mau bersyukur, sabar, dan ikhlas dalam membangun Unesa lebih baik. Dengan slogan REKK (rasional, energik, kreatif dan kompetitif), mereka diharapkan mampu menghadapi berbagai situasi. Rasional artinya setiap sivitas akademika harus mampu berpikir rasional dalam semua hal, energik berarti sehat jasmani sehingga bisa melakukan berbagai kegiatan, kreatif artinya membuat inovasi atau terobosan baru, dan kompetitif yang berarti civitas akademika Unesa mampu dan berani menghadapi kompetisi baik di kancah nasional maupun internasional,”jelasnya.

Dalam Keunggulan akademik dan ketenagaan merupakan sebuah komitmen bersama karena secara resmi dalam statuta Unesa ditegaskan bahwa Unesa sebagai institusi dengan multi misi (multi-mission institution). Namun diakui oleh pria murah senyum ini bahwa “Dalam hal ini Unesa masih belum maksimal, namun ke depan layanan terhadap civitas akademika unesa akan lebih ditingkatkan,” sambungnya.

Keunggulan dalam sosial kemasyarakatan madani dibuktikan dengan kentalnya nuansa kebersamaan, kekeluargaan, keagamaan, dan kependidikan sejak universitas ini masih bernama IKIP Surabaya. Dalam hal ini civitas akademika Unesa harus bersama-sama mengembangkan citra Unesa, bersama-sama menyejajarkan diri dengan universitas-universitas yang sudah mapan.

UNESA SIAP HADAPI HAMBATAN DAN TANTANGAN

Ada banyak tantangan dan hambatan yang harus dijalani ketika seseorang ingin maju, begitu juga dengan Unesa. Tantangan dan hambatan itu seperti pelecut Unesa untuk maju, berkarya, dan lebih baik. Contoh hambatan-hambatan itu seperti gedung yang sudah tua, sumber belajar yang berbasis multimedia masih kurang, layanan kepada stakeholder yang berupa layanan administrasi umum dan akademik belum sepenuhnya memanfaatkan teknologi informasi komunikasi elektronik dan beberapa hambatan lain.

Bagi sebuah perguruan tinggi, semakin bertambahnya usia, semakin banyak tantangan yang dilalui, bagi Unesa, tantangan-tantangan itu diantaranya paradigma baru Dikti menyebabkan block grant disalurkan melalui hibah-hibah kompetisi (PHK). Berkaitan dengan kompetensi lulusan, kompetisi dengan lulusan perguruan tinggi lain semakin ketat sehingga lulusan perguruan tinggi harus memunyai kemampuan bahasa asing. Selain itu kompetisi dan persyaratan kerja di masyarakat juga semakin ketat. Berbagai tantangan lain pun muncul, yang tentunya dengan gagah berani dihadapi oleh Unesa. “Kita harus mampu menghadapi hambatan dan tantangan, dua hal itu seharusnya kita hadapi dengan ikhlas,” lanjut Pembantu Rektor II Unesa.

Akhirnya, empat tradisi tersebut harus ditumbuhkembangkan dengan kokoh di atas aset dan potensi yang dimiliki Unesa. Karena tradisi inilah yang menjadi ciri khas Unesa dengan universitas-universitas lain. Hal ini juga sebagai langkah untuk memantapkan peran Unesa di era globalisasi baik di kancah nasional maupun internasional.

(Alfanita Zuraida)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar