Senin, 23 Mei 2011

MERETAS VISI DAN MISI, MENGEJAR PRESTASI

Pada zaman dahulu, di negara Eropa tepatnya di kota anggur, Perancis, terdapat sebuah kegiatan pembaharuan yang sifatnya mengandung sebuah keteknikan. Sejak saat itu, di seluruh dunia muncul berbagai pembaharuan-pembaharuan yang mengacu pada pembaharuan di Perancis itu. Namun, dalam pembaharuan-pembaharuan itu muncul suatu rencana yang tidak jelas arah dan tujuannya. Karena itu, dalam pelaksanaannya terdapat banyak sekali penyimpangan yang dilakukan oleh para pelaksana kegiatan tersebut. Akhirnya, mereka sepakat untuk membuat suatu dasar kegiatan yang mengacu kepada suatu rencana inti dan sifatnya sangat umum tetapi mengandung arti yang cukup dalam. Maka lahirlah kata ‘visi’. Sesudah visi berjalan, masih terjadi penyimpangan- penyimpangan terutama yang sifatnya tujuan karena begitu banyaknya pengertian yang dapat diberikan kepada suatu aktivitas tersebut sehingga pada akhirnya mereka sepakat kembali untuk membuat suatu rencana atau uraian yang akan menjadi arah dan tujuan dari kegiatan mereka secara terurai jelas dalam bentuk kalimat yang sederhana dan cukup singkat tetapi tetap mencerminkan tujuan kegiatan mereka. Dari pengalaman mereka, maka lahirlah kata ‘misi’.

Kini, visi dan misi telah menjadi hal yang sangat penting, bukan hanya dalam sebuah kegiatan, namun juga kelangsungan hidup sebuah lembaga atau organisasi. Dalam sebuah lembaga atau organisasi, visi dan misi menjadi kunci dalam sebuah peraihan prestasi di lembaga atau organisasi tersebut. Peraihan mutu, kualitas, dan highest achievement selalu berpatokan pada visi dan misi ini. Visi dapat diartikan sebagai suatu rencana yang ingin dicapai oleh sebuah lembaga atau organisasi dalam waktu yang akan datang. Visi menjadi sebuah hal yang sangat krusial bagi perkembangan dan kelestarian sebuah lembaga atau organisasi dalam jangka panjang. Sedangkan misi adalah hal-hal operasional yang dilakukan dalam jangka pendek untuk mencapai visi. Dari dua definisi tadi dapat ditarik kesimpulan bahwa visi selalu bersifat umum sedangkan misi adalah proses-proses yang dilakukan oleh lembaga atau organisasi untuk mencapai visi. Dari visi dan misi ini, selanjutkan akan diturunkan menjadi program-program kerja.

Namun dalam praktiknya, sebagian lembaga atau organisasi masih belum mampu untuk membedakan visi dan misi. Visi dan misi terkesan absurd. Visi selalu disamakan dengan misi sehingga lahirlah kata ‘visi misi’ yang terkesan satu. Padahal seperti yang sudah dijelaskan di atas, terdapat perbedaan antara visi dan misi sehingga harus disebut ‘visi dan misi’. Selain itu tidak adanya alat ukur dan nilai-nilai target membuat lembaga atau organisasi mengalami kesulitan dalam pengukuran keberhasilan pencapaiannya. Ditambah lagi, program-program kerja yang tidak nyata dan tidak konkret juga sering menjadi masalah dalam menetapkan visi dan misi.

Menurut redaksi, dalam penetapan visi dan misi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya adalah penetapan visi dan misi secara jelas sesuai dengan kondisi dan kemampuan lembaga atau organisasi yang bersangkutan. Dalam hal ini, penetapan visi dan misi lembaga atau organisasi harus selalu dimusyawarahkan dengan segenap elemen yang ada dalam lembaga atau organisasi tersebut. Dalam pengukuran keberhasilan, pembuat visi dan misi harus mampu menetapkan indikator-indikator keberhasilan pencapaian program-program kerja. Program-program kerja juga harus dibuat secara nyata, tidak terkesan seperti langit di awang-awang, indah namun tak mungkin dicapai. Kerasionalan dan kelogikaan dalam program kerja pun harus selalu dipertimbangkan.

Akhirnya, segenap elemen yang ada dalam lembaga tersebut harus mampu membantu pelaksanaan visi dan misi. Karena keberhasilan sebuah lembaga atau organisasi tak hanya bergantung pada segelintir orang saja. Tak ada guna menciptakan visi dan misi yang penuh dengan rencana dan perbaikan, bila tak ada kerja sama dan komitmen dari berbagai pihak yang bersangkutan untuk mewujudkannya. Semoga itu tidak terjadi.  

(Redaksi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar